Melihat kejadian akhir-akhir ini, aku rasa predikat itu nggak cocok sekali diklaim oleh Malaysia. Orang Asia, khususnya bangsa Melayu, kan terkenal ramah dan baik hati. Lha kenapa penyiksaan TKI nggak juga berhenti-berhenti di Malaysia (walaupun di Arab juga terjadi)? Belum selesai kasus Ceriyati dan satu lagi TKI (lupa namanya) yang melarikan diri dari lantai belasan apartemen karena tidak tahan disiksa majikan, sekarang muncul kasus penyiksaan orang Indonesia di Malaysia. Dan sayangnya, itu dilakukan pihak berwajib Malaysia, yang katanya seharusnya melindungi dan melayani siapa saja, termasuk warga negara asing. Kok ya hanya orang Indonesia yang selalu apes dianiaya di Malaysia?
Apa sih yang sebenarnya terjadi antara kita dan Malaysia? Katanya bangsa satu rumpun, kenapa Malaysia seakan menjadi superior, di atas kita, sehingga bisa berlaku seenaknya terhadap kita? Apa ini bukan bentuk penjajahan terbaru yang terselubung motif ekonomi?
Coba deh lihat tulisan di media massa akhir-akhir ini, panas sekali memberitakan tentang Malaysia; tapi sebaliknya, media massa di sana justru ingin meredam masalah. Ini apa yang salah sih sebenarnya? Bagaimana juga reaksi pemerintah yang selama ini terkesan main aman, memilih menanggapi dengan bijak. Memang benar, apa-apa harus kita hadapi dengan bijak, tapi kalau terus berulang? Kesabaran itu ada harga batasnya, jangan dipermainkan seenak hati begitu...
Sori, topik ini tidak bermaksud menjelek-jelekkan Malaysia, tapi topik ini ingin mencoba memahami, apa yang sebenarnya terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Kenapa masalah demi masalah selalu terjadi antara kita dengan Malaysia, tapi dengan negara ASEAN lain kita bisa bekerja sama dengan baik?
Ya itu, mungkin malaysia menganggap diri mereka lebih hebat karena lebih unggul di sisi ekonomi...
Yang aku dengar terakhir (dari acara Showbiz tadi siang), lagu daerah Maluku, Rasa Sayange, mau diklaim Malaysia sebagai lagu daerah mereka untuk ajang promosi acara kebudayaan Malaysia dalan waktu dekat.
Terlalu gawat... kapan hari aku juga nonton (lagi-lagi di MetroTV, lupa acara apa), angklung mau dipatenkan Malaysia.
Ada contoh lain sih tentang kebudayaan kita yang dipatenkan negara lain (misal batik sudah diambil Belanda kalau nggak salah), tapi aku nggak bahas dulu di sini. Silakan buat topik baru kalau ada yang tertarik.
Menyedihkan...
Sungguh menyedihkan....
Ini aku cuma lihat di running text MetroTV tadi pagi.
Kata menteri kebudayaan Malaysia, hal ini mestinya tidak dibesar-besarkan.
Enaknya kalau ngomong!!!
Soalnya dia yang untung, makanya dia tenang-tenang saja....
Memang sie, dari keberhasilan suatu negara, Malaysia lebih menang. Namun, kalau ingin lebih "terkenal" dengan mencuri lagu negara laen, mengambil alat musik negara laen, dan menganggap "masalah2" tadi tidak usah dipermasalahkan, kayak ngajak perang aja ama negara kita. >:(
Moga2 cepet sadar dhe Malaysia, pemerintahnya (rakyat ga salah), biar ga pongah (lebih dari sombong).
~Kei90
Ada istilah baru yang konon populer banget di ranah maya Indonesia untuk menggantikan Malaysia:
Malingsia
Konon sih sebagai balasan karena orang Indonesia selalu disebut Indon, plus "dipinjamnya" lagu Rasa Sayange untuk iklan (coba cari videonya di YouTube, sudah ada yang unggah).
Minta linknya dong :)
Nah itu aku yang nggak bisa cari sekarang... tadi sih videonya cuma dilihatin sekilas di Reportase Sore TransTV, ma dikasih tahu kalau sudah ada salinannya di YouTube.
Cepetan, sebelum disensor :D
Nah, untunglah beberapa minggu lalu (beritanya dah basi yah :P) pemerintah Malaysia akhirnya mengakui bahwa kita secara de facto adalah pemilik lagu Rasa Sayange dan minta maaf karena sudah "mencuri" lagu itu. Kok nggak disiarkan di TV yah (apa aku yang ketinggalan berita)...
Gitu dong ;)
Tapi apakah hak paten yang mereka daftarkan sdh dicabut? Trus iklannya juga harus segera ditarik...
Kayanya kok mulai lagi... kemarin aku lihat berita, gantian Reog Ponorogo mereka klaim. Katanya, sekitar 150-200 tahun lalu ada orang Indonesia yang membawa budaya itu ke sana.
Ini ada apa sih sebenarnya??? Kalau memang berulah, kok selalu Malaysia? Lama-lama aku jadi anti-Malaysia kalau gini caranya >:(
Jangankan reog ponorogo. Wakil dubes malaysia di Indonesia malah mengklaim bahasa indonesia tuh meniru bahasa melayu.
Bahkan rendang pun mau mereka akui...
Yaa... kalau tentang bahasa, itu sih memang benar, bukannya bahasa Indonesia akar katanya bahasa Melayu?
Rendang kalau nggak salah memang ada unsur Melayunya. Tinggal yang benar yang mana menurut sejarah... sebagian suku bangsa kita kan Melayu juga...
Katanya bangsa serumpun, kok malah berkelahi terus begini... :(
Soalnya masalah itu bisa menjadi bahan promosi.... Dan promosi = duit mengalir ke kas negara....