2 harga berbeda untuk bensin, langkah "pintar" dari pemerintah?

Dimulai oleh Stash, 21 April 2013, 01:02:16

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Bagi yang tinggal di indonesia, dan mengikuti perkembangan berita, pasti tahu rencana pemerintah untuk menetapkan dua jenis harga bensin: 4500 untuk motor dan kendaraan pelat kuning, dan 6500 untuk mobil pelat hitam dan merah. Sebagai akibat adanya dua harga ini, maka pom bensin akan dibagi dua juga, ada yang menjual bensin dengan harga 4500, dan ada yang.menjual bensin dengan harga 6500.

Kata menteri ESDM Jero Wacik, opsi ini adalah opsi tersimpel dari opsi-opsi lain yang lebih rumit. Benar kah begitu? Yang aku lihat, pemerintah hanya mencoba menghindari kemarahan orang-orang menengah ke bawah (target mereka dalam kampanye pemilu 2014), jadi mereka memilih cara ini. Tapi apakah cara ini cara terbaik?

Aku gak tahu di surabaya atau jakarta, tapi di Manokwari sini, proses penyedotan bbm dari tangki bensin kendaraan sangat umum dilakukan. Beberapa meter saja dari SPBU, ada kios kecil yang menjual BBM eceran. Disitu kamu bisa melihat alat penyedot BBMnya, dipajang begitu saja di pinggir jalan. Banyak motor yang bolak balik antara kios itu dan SPBU. Aku rasa gak perlu orang pintar untuk mengetahui apa yang terjadi. Aku herannya sih kenapa polisi atau pertamina tidak turun tangan terhadap kondisi ini. Padahal inilah yang menyebabkan kita kesulitan mencari BBM di SPBU. Terpaksa kita harus membeli BBM eceran yang jelas lebih mahal.

Dengan lebih murahnya harga bensin untuk motor dan kendaraan pelat kuning, aku mencurigai aktivitas penyedotan BBM ini akan lebih marak lagi. Kalau saja kios-kios itu menjual bensinnya dengan harga 6000 per liter, sudah bisa dijamin orang-orang gak akan membeli di SPBU. Kalau itu terjadi, maka rencana brilian pemerintah ini sama aja dengan gagal, paling gak gagal di daerah-daerah. Kalau di kota besar seperti surabaya dan jakarta, aku rasa kios-kios semacam ini mungkin akan mulai menjamur.

Jadi apakah ini memang langkah tersimpel dari semua pilihan yang rumit? Aku gak merasa begitu. Langkah ini penuh dengan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oknum-oknum nakal. Tapi aku tahu bahwa kebijakan ini adalah langkah yang paling aman bagi pemerintahan sekarang menjelang pemilu nanti. Karena pemilik mobil biasanya adalah orang-orang menengah ke atas, yang gak akan membuang waktu dengan demo di jalan menentang kenaikan BBM. Jadi langkah ini adalah Low Risk but Big Flaws.

"Pintar" kan pemerintah kita?
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Stash

Dan akhirnyaaaa.... Pemerintah ganti opsi dengan memilih menaikkan harga BBM secara serentak, tidak dibagi dua seperti rencana sebelumnya. Alasannya? Rencana sebelumnya ribet. Lha, kapan hari siapa yang mengklaim rencana itu tersimpel dari rencana-rencana lain... --"
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com