Perbedaan Doa Orang Tua dan Doa Anak

Dimulai oleh Stash, 25 November 2013, 01:17:52

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Sebuah tulisan yang aku temukan di internet, dan cukup menarik untuk dibahas

KutipPada suatu hari, seorang pemuda yang bernama Daniel terlibat dalam kecelakaan. Dia ditabrak oleh sebuah taksi di sebuah jalan raya.

Akibat dari kecelakaan itu dia cedera parah. Kepalanya luka, tangannya patah dan perutnya terburai. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan bahwa sakitnya terlalu parah dan memperkirakan dia tidak ada harapan lagi untuk hidup. Ibunya, segera dihubungi dan diberitahu tentang kecelakaan yang menimpa anaknya.

Hampir pingsan sang Ibu mendengar berita tentang anaknya itu. Dia segera bergegas ke rumah sakit tempat anaknya dirawat. Berlinang air mata ibu melihat kondisi anaknya. Meskipun telah diberitahu bahwa anaknya sudah tiada harapan lagi untuk diselamatkan, Ibu ini tetap tidak henti-hentinya berdoa dan memohon kepada Tuhan agar anaknya itu selamat.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kondisi Daniel tidak banyak berubah. Saban hari sang Ibu menunggui anaknya itu tanpa jemu. Saban malam pula Ibu itu terbangun mendaraskan doa memohon keselamatan anaknya. Dalam keheningan malam, sambil berlinangan air mata, sang Ibu merintih meminta agar anaknya disembuhkan.

Keyakinan sang Ibu terhadap kekuasaan Allah sangat kuat meskipun tubuh anaknya hancur cedera dan dikatakan sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Namun, Allah benar-benar mau menunjukkan kebesaran dan kekuasaanNya.

Setelah 5 bulan terlantar, mukjizat itu pun terjadi, atas doa doa seorang ibu yang tak pernah putus, akhirnya Daniel menampakkan tanda-tanda kesembuhan dan akhirnya dia sembuh sepenuhnya. Berkat doa seorang ibu yang ikhlas.

Daniel dapat terus hidup sampai berumah tangga dan mempunyai anak. Ibunya, seorang janda semakin hari semakin tua dan uzur.

Suatu hari, sang Ibu yang berusia hampir 75 tahun jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Awalnya, Daniel masih mengunjungi dan menjaga ibunya di rumah sakit. Tetapi semakin hari semakin jarang dia datang menjenguk ibunya sampai pada suatu hari pihak rumah sakit menghubunginya untuk memberitahukan kondisi ibunya yang semakin parah.

Daniel segera bergegas ke rumah sakit. Di situ, Daniel menemukan kondisi ibunya semakin lemah. Nafas ibunya turun naik. Dokter memberitahu bahwa ibunya sudah tidak ada waktu yang lama untuk hidup. Ibunya bisa saja setiap saat menghembuskan napasnya yang terakhir.

Melihat kondisi ibunya yang demikian dan konon beranggapan ibunya sedang tersiksa, lantas Daniel terus menadah tangan dan berdoa seperti ini, "Ya Allah, seandainya dia Engkau panggil menghadapMu lebih baik untuk ibu, maka Engkau panggilah ibuku! Aku tidak sanggup melihat penderitaannya. Ya Allah, aku akan merelakan dengan ikhlas dengan kepergiannya. Amin."

Begitulah bedanya doa ibu terhadap anak dan doa anak terhadap orang tuanya. Ketika anak sakit, seburuk apapun kondisinya, walau badan hancur sekalipun, namun orang tua akan tetap mendoakan semoga anaknya diselamatkan dan dipanjangkan umurnya.

Tetapi anak-anak yang dikatakan 'baik' pada hari ini akan mendoakan agar ibu atau bapaknya yang sakit agar segera diambil oleh Allah, padahal orang tua itu baru saja sakit. Mereka meminta pada Allah agar segera di panggil ke surga karena konon sudah tidak tahan melihat 'penderitaan' orang tuanya.

Apa yang akan Anda lakukan saudara jika menghadapi situasi yang seperti ini?

Disadari atau tidak, itu adalah realita di masyarakat sekarang. Ketika ada anak yang masih muda sakit parah, doanya pasti "Sembuhkan dia ya Tuhan. Kasihan dia masih muda", sedang kalau orang yang sudah usia lanjut sakit parah, doanya malah "Kalau memang kamu mau mengambil, ambillah Tuhan. Kasihan dia menderita".

Kedua orang itu sama-sama sakit, tapi bentuk doa bisa berbeda ya. Kalau mau ngomong menderita, keduanya sama-sama menderita. Kalau mau ngomong kesempatan hidup, keduanya berhak untuk hidup. Lalu kenapa kita bisa membedakan doa kita?

Ada satu temanku di Facebook yang memiliki argumen yang intinya "Orang yang masih muda (secara statistik) masih panjang hidupnya, sedang orang yang sudah tua (secara statistik) sudah mendekati ajalnya. Jadi ya wajar saja". Argumen balikku sih simpel saja "Keduanya sama-sama manusia. Keduanya berhak hidup lama. Aku gak mau membahasnya dari segi agama. Kita pake logika saja. Keduanya sama-sama manusia, dan mempunyai hak yang sama untuk hidup, entah hidup singkat atau hidup lama. Kalau memang orang yang sudah tua itu belum saatnya meninggal, kenapa kita seakan memaksa dia untuk meninggal? Kalau orang yang masih muda itu memang sudah waktunya meninggal, kenapa kita menahannya?
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Tergantung sih. Ada yang merasa dirinya malah bakal terlalu merepotkan kalau tetap hidup, jadi mending meninggal saja. Berhubung ga bisa bahas dari segi agama, aku gak akan jabarkan kenapa isi doaku justru dua-duanya :D kemarin waktu demam tinggi sebelum ujian doaku juga seperti itu kok.

Kebetulan mamaku pandangannya sama. Dulu sebelum berangkat antar aku ke Singapura, mamaku sudah punya perasaan kalau emakku (yang sudah lama stroke) mau dipanggil Tuhan. Tapi, berhubung keluarganya agak nggak peduli untuk ngurus, akhirnya mamaku sempat berdoa, intinya kalau memang emak harus dipanggil, panggillah setelah pulang dari Singapura. Dan terkabul memang, beberapa hari kemudian emakku meninggal. Counter-example? Mungkin. Mana yang benar? Entah :D

Kalau mau bisa dibahas lebih lanjut, saranku sih mending ini dipindah ke Frontier, soalnya kalau dibahas dari segi logika doang, paragraf terakhirmu nggak ada yang salah :D
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Mau bahas dari segi agama pun, aku rasa gak akan banyak berubah :D Dari segi agama pun, gak ada anjuran mengenai template doa orang yang masih muda vs doa orang yang sudah tua.

Tapi secara fakta, memang biasanya orang yang sudah tua kalau sedang sakit, sering ngomong kalo lebih baik dia meninggal saja.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com