Berita:

Sudah daftar tapi belum bisa masuk log? Aktifkan dulu akunmu. Lihat keterangan lebih lanjut di New Party.

Main Menu

Ketuhanan Yang Maha Esa + Bhinneka Tunggal Ika = Fatal Error???

Dimulai oleh Stash, 03 Juni 2013, 09:12:45

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Pertama-tama perlu saya ingatkan dulu, ini bukanlah diskusi mengenai agama tertentu. Jadi semua contoh yang aku pakai di tulisan ini, bukan untuk diperdebatkan, melainkan hanya sebagai contoh kasus.

Pemikiran ini muncul setelah selama beberapa bulan ini, rasanya aku paling sering mengangkat topik-topik pembicaraan, baik di forum ini mau pun di tempat lain, mengenai tindakan-tindakan intoleransi antar agama. Jujur selama aku di Singapur, aku seperti terputus dari kabar apapun tentang Indonesia, kecuali kabar-kabar yang menghebohkan, misal Jokowi. Namun begitu aku kembali ke Indonesia, cukup kaget juga melihat banyaknya kejadian-kejadian yang sebenarnya menodai prinsip dasar negara kita. Aku dan exshan rasanya sudah cukup banyak meliput beberapa kasus dan memberikan komentar-komentar, namun masalah yang baru terus-menerus muncul. Hal ini menimbulkan pertanyaan di benakku, sebenarnya apakah memang masyarakat Indonesia yang salah, atau dasar negara kita yang salah?

Akan saya jelaskan sedikit dulu mengenai dua dasar negara yang berhubungan dengan toleransi umat beragama ini.

  • Pertama adalah Sila Pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa. Menurut penjelasan resmi pasal ini *seperti yang diajarkan di pelajaran PPKn), ini berarti selain menganut asas legalitas (hukum formil), negara juga mengakui dan menganut asas agamis (hukum agama).
  • Kedua, adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu. Walau pun kita berbeda agamanya, tapi kita merupakan satu bangsa yang sama, maka kalo dikaitkan juga dengan Sila Kedua Pancasila (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), maka semua agama memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata negara
Kelihatannya kedua asas ini sangat bagus dan saling mendukung kan? Eits, mari coba kita telaah lebih jauh

Kita memiliki 5 agama dan 1 aliran kepercayaan yang diakui pemerintah. Itu berarti ada 6 asas hidup dengan aturannya masing-masing yang harus hidup dan berinteraksi dalam satu atap, dan pemerintah hanya bisa menjadi penonton. Kalo aku bisa membuat perumpamaan, ibaratkan negara adalah sebuah mobil, setir adalah pemerintah, dan tiap-tiap ban adalah tiap-tiap agama di negara kita. Ketika keenam ban bisa berjalan bersama-sama, menuju arah yang sama, dengan kecepatan yang sama, maka mobil akan sampai ke tujuan dengan selamat. Namun bagaimana kalo ban kiri depan tiba-tiba mengarah ke kiri, sedang 5 ban lain mengarah ke kanan? Mobil akan mengalami disorientasi arah, dan bisa terjadi kecelakaan.

Dalam kasus itu, pemerintah seharusnya bertindak selayaknya setir, menjadi otak perjalanan dan memberikan arahan yang jelas kepada tiap roda, kemana dia harus mengarah. Masalahnya adalah ketika tiap roda diijinkan mengambil keputusannya sendiri dan menentukan arahnya sendiri, sedang setir hanya menjadi "penasehat" atau "pengawas" tanpa memiliki fungsi "memaksakan", maka kecelakaan tidak akan terelakkan.

Atau perumpamaan lain, kamu menjadi koki dalam 1 rumah, yang dihuni 6 orang. Masing-masing punya makanan kesenangan masing-masing, dan mereka minta harus dimasakkan makanan yang sesuai keinginan mereka. Padahal kamu sebagai koki, cuma bisa masak 1 menu masakan. Bagaimana cara kamu mengatasinya?

Aku tidak tahu apa konsep dan planning Soekarno ketika mencetuskan dasar negara kita. Dasar negara kita memang sangat bagus, tapi menurutku sangat susah untuk dilaksanakan.

EDIT:
Nulis semboyan negeri sendiri ya salah >.>
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com