RPG Fantasy Web Indonesia Forum

The Flying Widow Bar => Contro-Verse => Topik dimulai oleh: Èxsharaèn pada 27 September 2013, 01:33:45

Judul: Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 27 September 2013, 01:33:45
Baru saja baca berita tentang salah satu klaim asuransi yang ditolak (http://finance.detik.com/read/2013/09/27/082801/2370897/5/2/klaim-asuransi-dul-ditolak-ini-jawaban-prudential). Aku tidak ingin membahas masalah itu, namun tentang asuransi sendiri.

Aku punya tiga orang teman yang merupakan agen asuransi (dua di antaranya malah tergabung di asuransi yang diberitakan itu). Ketika isu ini merebak, mereka berdua langsung pasang DP (display profile) di BBM, melingkari sebuah klausul dalam polis, yang intinya klaim tidak berlaku jika luka terjadi karena pelanggaran hukum (aku lupa bunyi persisnya). Awalnya kutantang temanku karena jujur saja kalimat klausul itu terlalu panjang, tapi kemudian ia berkata:

KutipYa itu kewajibanmu sebagai pemegang polis: baca!

Oke, itu mungkin sebuah kewajiban (walaupun sudah jadi rahasia umum kalimat-kalimat di klausul perjanjian, termasuk polis, sangat tidak ramah, tapi itu bahasan lain kali). Tapi bukan itu juga bahasan topik ini :D

Yang aku agak sesalkan dari ketiga temanku itu, sejak mereka bergabung di asuransi, mereka sering sekali mengganti status BBM, mengganti DP, atau posting di media sosial lainnya tentang pentingnya asuransi. Alasannya? Musibah yang selalu tak terduga. Senjata utama? Penyakit. Tiap ada kasus seseorang yang sakit dan tidak mampu membayar biaya pengobatan, mereka selalu menerbitkannya dengan tambahan, "Ini tidak akan terjadi jika Anda memiliki asuransi." atau sejenisnya. Atau, ada yang menerbitkan pertanyaan retoris, misalnya, "Siapkah Anda untuk pensiun dini?" "Anda mungkin berpikir sekarang Anda sehat. Bagaimana dengan 20, 30, 40 tahun lagi?" Yang paling baru ya kasus anak Ahmad Dhani itu. Sementara di artikel di atas si perusahaan asuransi tidak mau menyebutkan alasan kenapa klaim itu ditolak, dua temanku yang agen ini sudah lebih dulu BM (broadcast message) di BBM mengapa (aku tidak akan beberkan di sini untuk alasan keamanan, walaupun tidak sulit untuk menebak mengapa ada pelanggaran hukum di sana).

Jadi, intinya, aku malah mendapat kesan bahwa agen asuransi menjual produknya dengan "ancaman halus" ("Gimana nanti kalau tua sakit? Mau ngrepoti anak untuk bayar obat?") atau "penderitaan orang lain" ("Ini jadi pelajaran untuk kita, betapa pentingnya asuransi."). Memang baik sedia payung sebelum hujan, tapi apa itu berarti semua orang harus "ditakut-takuti" dengan penyakit, kecelakaan, atau hal-hal buruk lain yang bisa menimpa?

Satu pertanyaan besar yang mungkin harus kuajukan ke mereka (ini sempat kudiskusikan dengan stash juga di BBM): Kalau asuransi memang sangat amat begitu penting, kenapa pemerintah ga memaksakan saja semua orang punya asuransi? Sampai sekarang aku belum pernah mendengar ada negara yang memaksakan semua rakyatnya memiliki asuransi. Kalau memang ada yang tidak bisa membayar karena tidak mampu (nah ini lagi ironisnya yang dilakukan teman-temanku: kadang mereka mengambil contoh seseorang yang tidak mampu membayar biaya pengobatan, tapi tidak melihat jenis penyakitnya atau ternyata orangnya miskin), di mana peran mereka sehingga mereka mampu membuktikan bahwa asuransi itu penting untuk semua orang?
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 27 September 2013, 11:56:19
Ingat BM yang marak beredar minggu lalu tentang acara Kick Andy tentang orang yang sakit langka? Beberapa memang dari keluarga mampu, namun beberapa dari keluarga biasa yang aku gak yakin punya uang lebih untuk bisa disisihkan di asuransi.

Atau ada kasus guru SDku di Manokwari yang ambil asuransi. Terus suatu saat dia kena kanker. Entah benar gak, tapi rumornya dia cuma dapat jatah uang sakit 4 juta. Ya jujur saja, dengan gaji seorang guru, aku gak yakin dia bisa bayar premi yang besar. Premi kecil = benefit kecil.

So far, cuma ada 1 orang yang aku tahu benar-benar menerima benefit dari asuransi, dan itu karena dia bayar premi yang super mahal, jadi entah sebenarnya apakah benefit ya equal ato masih less than preminya :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 20 Oktober 2013, 02:25:27
Temanku yang agen asuransi menggunakan gambar ini di display profile BBM-nya:

KutipBila Anda pergi sehari, Anda akan memberi anakmu uang saku 1 hari,
bila Anda pergi 3 hari, Anda akan memberi uang saku 3 hari untuk anakmu.

Bagaimana bila Anda akan pergi selamanya, berapa uang saku yang Anda tinggalkan?

Aku tergelitik untuk menjawab: "Sori ya, mamaku ga pernah ngasih uang saku, jadi itu bukan masalah besar kalau mamaku pergi selamanya." :D tapi, kalau dijawab ke dia, pasti ntar malah diceramahi balik dengan jawaban standar tentang pentingnya asuransi (yang kemungkinan besar dilatihkan dan ditanamkan oleh para pendahulunya), apalagi kalau kita sakit ;D kesanku, asuransi seolah-olah mampu menjawab pertanyaan itu. Money-oriented? Mungkin, dan sebenarnya tidak ada salahnya untuk meninggalkan uang untuk anak kalau kita tiada, tapi tidak semua di dunia ini bisa diukur dengan uang. Keahlian, kasih sayang, dan hal-hal lain yang hanya mampu diajarkan oleh keluarga; itulah yang lebih penting dan seharusnya kita tinggalkan untuk anak kita kelak kalau kita akan pergi selamanya. Kalau itu semua terpenuhi lebih dulu, uang mudah dicari kok :)
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 20 Oktober 2013, 03:06:14
Habis baca dan nulis sebuah tulisan di blogku kemarin, aku jadi kepikiran satu hal. Asuransi itu memakai sistem "kebenaran yang mengecoh" (istilah inggrisnya "misleading truth"). Apa itu? Ntar aku buat topiknya sendiri karena cukup menarik juga untuk bahan diskusi. Intinya sih, iya bener ntar ada uang yang akan kamu tinggalkan untuk anakmu. TAPI berapa besarnya kalo dibanding premi yang kamu bayar? Kalo kamu bayar premi total 1 milyar, berapa duit yang nantinya anakmu dapatkan? Jangan lupa juga ada faktor inflasi. 1 milyar di tahun ini akan berbeda harganya dengan 1 milyar di 20 tahun lagi (biasanya sih asumsi payout asuransi sekitar 20 tahun kalo kamu ikut umur 50-an). Andai uang itu kamu taruh di deposito, atau reksadana, atau beli properti, lbh banyak mana peninggalanmu kelak untuk anakmu?

Itu yang aku bilang "kebenaran yang mengecoh". Ya kamu memang meninggalkan uang untuk anakmu, tapi seberapa besar? Dan pada akhirnya, siapa yang paling untung dari polis asuransimu? Keluargamu atau perusahaan asuransi?

Tambahan, perusahaan asuransi bisa mengirim agen-agen terbaiknya pergi tur ke luar negeri, bisa mengirim mereka training ke luar negeri, menurut kalian dari mana uangnya? :D

Kalo masalah money-oriented, seperti percakapan kita semalam di bb, ada orang yang money-oriented dan ada orang yang family-oriented. Dan susah sekali untuk melakukan keduanya sekaligus.
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 21 Oktober 2013, 01:53:52
Wah mestinya kamu debat sama temanku, hari ini dia posting begini di G+:

KutipSelamat Siang, Selamat menikmati istirahat makan siang.
Bagaimana dengan akhir pekan kemarin?
Mungkin ada yang mendapat kabar dari teman dekat harus menjalani operasi kembali karena kecelakaan, atau mungkin juga mendapat kabar dari Saudara, bahwa dia terkena Penyakit Kritis. Sayangnya (dan malangnya) mereka semua belum dilindungi oleh Asuransi.

Terketuk atau inginkah membantu keluarga, sahabat dekat, dan handai taulan, agar mereka yang belum memiliki Perlindungan Asuransi bisa segera membekali hidup mereka dengan Asuransi?

Mari, bergabung bersama saya & team dalam (katakanlah ini grup asuransi).
Ayo, kita bersama-sama bekerja sama untuk mengingatkan & menyadarkan mereka bahwa Asuransi di jaman rentan ini sangat penting & perlu, untuk diri mereka sendiri & Keluarga, bukan untuk orang lain.
Karena (ternyata) masih terlalu banyak orang yang belum paham mengenai Asuransi; mereka menganggap membuang uang percuma. Padahal tidak sepeser pun nilai Rupiah yang mereka keluarkan akan hilang! Namun bisa dinikmati saat mereka tua, saat mereka sudah tidak mampu lagi bekerja untuk menghasilkan uang sendiri.

Segera kabari saya, untuk penjelasan lebih mendalam.

Coba deh kita tunggu sekitar 15-20 tahun lagi, asuransiku betulan berguna gak :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 21 Oktober 2013, 02:22:38
Bener, secara nilai, uang mu gak ilang. Tapi harganya yang hilang. Belum lagi bunga yang bisa kamu dapatkan andai kamu taruh di deposito misalnya :D

Btw, kamu ambil asuransi apa?
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 21 Oktober 2013, 02:50:34
Mau kukenalin ke salah satu temanku kah? Mereka punya jurus jitu untuk menangkal pertanyaanmu itu, soalnya aku dulu diteter kalau deposito itu masih rugi dibanding asuransi, dan ada hitung-hitungannya (bahkan kalau nggak salah ingat ada unsur inflasi di situ) :D

Aku ambil Pru sih, dengan harapan bahwa suatu saat nanti aku bisa membuktikan kalau agen-agen asuransi selama ini bisa jadi salah. Ya entah kalau ternyata terbukti sebaliknya; untuk sekarang bahkan tulisan orang-orang di media massa pun sudah nggak ada yang netral, jadi rada susah dipercaya :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 21 Oktober 2013, 09:34:32
Males. Ada satu tanteku yang jadi agen asuransi Manulife, dan sering berdebat dengan mamaku masalah asuransi. Jadi aku sudah cukup mengetahui perdebatan itu, males mengalaminya sendiri :D

Perdebatan asuransi itu lingkaran setan, gak akan bisa ada pemenangnya. Di satu sisi, yang aku tahu gak ada keuntungan finansial ikut asuransi. Mamaku sudah ikut sedikit asuransi, dan sejauh ini, gak ada hitung-hitungan yang menjamin keuntungan yang besar, yang bisa membuat mamaku mengalihkan semua uangnya ke asuransi (kalau benar klaim temanmu kalo asuransi lebih besar untungnya dari deposito). Di sisi lain, gak ada salahnya juga kalau kita berjaga-jaga. Kalo istilah mamaku, dia menganggap asuransi seperti kita menyicil uang rumah sakit yang akan kita gunakan di masa depan (besarnya klaim asuransi kita kan seiring besarnya polis bulanan). Kalau kita punya uang lebih, ya boleh saja nabung di asuransi. Toh suatu saat kita pasti sakit, apalagi di masa tua. Tapi bukan berarti asuransi adalah wajib. Kita bisa juga nabung di bank, di emas, dan lain-lain.

Intinya sih aku gak suka orang yang menjual jasa dengan cara menakut-nakuti. Apakah jasamu sebegitu jeleknya sehingga gak bisa dijual dengan cara yang positif? Aku rasa aku gak pernah melihat iklan betadine yang menggambarkan luka kita yang akan busuk kalau gak pake obat dia. Toh kita ya mau aja beli betadine tanpa ditakut-takuti.
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 28 Oktober 2013, 09:07:14
Lama-lama ini jadi kumpulan status para agen asuransi yang terbantahkan dengan mudah :D

Status hari ini:
KutipKalo belum punya asuransi, lebih baik jangan sakit-sakit dulu deh. Kuatin badannya sekuat-kuatnya. Jangan lupa pelihara mentalnya juga.

Responku:
KutipKalau udah punya berarti boleh dong sakit-sakitan?

Nggak salah kan, secara tata bahasa, aku bisa mengartikan demikian :D jawabnya:

KutipKalo udah punya, tinggal focus utk penyembuhan & pengobatan aja, gak usah mikirin biayanya lagi. Jadi boleh sakit, tinggal pilih sesuai kemampuan badan, bukan lagi kemampuan finansial. Got the point?

Dengan kata lain, karena aku sering flu, dibayarin terus dong biaya dokter sama obat sama asuransi? :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 29 Oktober 2013, 01:37:14
Atau responku

KutipJadi dalam 1 tahun, boleh ya tiap hari ke dokter? Gak perlu mikirin biaya kan?

Sakit sariawan, ke dokter. Mencret2, ke dokter. Tangan kepotong pisau, ke dokter
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 11 November 2013, 09:34:49
Mamaku kemarin dikirimi BM dari salah seorang agen asuransi. Malas nempel BMnya disini, tapi intinya, dia bercerita tentang sebuah keluarga biasa, lalu sang ayah meninggal, si istri sampai harus menggadaikan semua barang di rumah untuk membayar utang-utang. Dan suatu saat, ketika si istri sudah benar-benar tidak ada uang, ada orang asuransi datang dengan kabar gembira, bahwa suaminya ternyata ada mengambil asuransi, dan mulai sekarang, istrinya akan mendapatkan uang kematiannya.

Mirip sinetron ya. Sangat mengharukan sekali. Tapi bagaimana kalau aku kasih satu kisah nyata?

Omku yang sakit-sakitan, memutuskan mengambil asuransi jiwa yang agak mahal, dengan pikiran ketika dia meninggal, dia akan meninggalkan uang yang lumayan besar untuk istri dan anaknya. Polis per bulan yang harus dibayarkan sebesar 10 juta. Setelah 8 bulan berjalan, eh istrinya sakit parah, sehingga akhirnya semua uang harus dihabiskan untuk pengobatan sang istri. Sayangnya, tanteku itu meninggal dunia. Bagaimana nasib polis omku? Hangus, karena dia tidak lanjut membayar. Bagaimana nasib uang 80 juta yang sudah dibayarkannya? Lenyap ditelan bumi.

Jadi apa benar asuransi sahabat kita? :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 11 November 2013, 09:43:43
Apa gunanya terus kamu pakai BBM for Android kalau malas nyalin tempel >.>

Kutip"Mama Jangan Ambil Uang Saya"

Suatu pagi, seorang suami pergi bekerja. Pada perjalanan ke pabrik, terjadi kecelakaan & dia meninggal seketika.

Dua minggu kemudian, tetangga melihat truk toko furniture menyita sofa, meja makan, lemari besar, bahkan "double-bad"!. Para tetangga mengerti "cicilan lunak" ternyata sudah tak lunak lg pembayarannya!

Bbrp minggu kemudian, tetangga melihat 4 pria beringas mendatangi si janda. Mereka memperlihatkan secarik kertas & menunjuk ke arah Honda Civic milik almarhum. Si janda memberikan kunci mobil lalu masuk ke rumah.

Bbrp hari kemudian, tetangga melihat loper koran minta tagihan dibayar. Si janda masuk ke rumah & terdengar suatu benda yg pecah, lalu terdengar tangis anaknya, "Mama, jangan ambil uang saya"...:'(
Ia membayar loper koran dgn uang receh!
Itu saat terakhir tetangga melihat si janda.

Suatu siang, seorg pria dgn volvo biru mengkilat berhenti & mengetuk pintu rumah janda. "Tidak ada orang" kata tetangga. Krn merasa ada yg tdk beres, pemuda itu mendatangi rumah tetangga & memperkenalkan diri sbg Agen Asuransi. Kedatangannya utk memberikan kpd si janda, uang asuransi yg menjadi haknya.
Mendengar hal itu, para tetangga segera memberitahu si janda utk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, si agen tak bisa percaya melihat kondisi wanita yg ditemuinya setahun yg lalu.

"Jgn blg ibu tdk kenal saya. Saya pernah datang minum teh dgn almarhum suami ibu, ingat? Waktu itu saya mau menjual polis asuransi tapi ibu MENOLAK. Keesokannya almarhum membeli polis senilai 500 juta. Suami ibu meminta saya merahasiakan asuransi ini. Mulai sekarang ibu tak perlu kuatir lg. Kami akan menjaga ibu & anak ibu seperti yg kami janjikan pada almarhum".
Janda itu tidak bisa mempercayainya. Air mata kebahagiaan jatuh ke pipinya, ia berlutut & berterima kasih pada sang agen.                            Apakah anda salah satu org yg menolak agen asuransi seperti janda tersebut?
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 12 November 2013, 11:25:35
Males aja :D

Nemu satu kasus baru di satu grup FB yang aku ikuti

KutipHalo..halo..I need help. Wkwkw...hari ini saya mendapat surat cinta dari sebuah perusahaan asuransi dan di dalamnya mnyatakan saya terdftar. Ternyata ini trjadi krn telemarketing satu bulan lalu yg saya trima. Karena sdg sibuk dan ribet, saya ga konsen sama telp itu. Asuransi ini akan masuk ke tagihan credit card saya setiap bulan. Ada kaitan dgn UU ITE ga ya? ada yang bisa bantuin??

Untuk diketahui, dia gak ada tanda tangan apapun di atas meterai, gak ada fotokopi KTP, bahkan dia gak ada kasih data kartu kredit sama sekali. Tiba-tiba saja polis asuransinya datang, dengan data lengkap dirinya tanpa ada persetujuan tertulis dari dirinya.

Menurut beberapa orang di grup itu
Kutiphukum Indo itu lucu, segala bentuk dokumen digital itu ngga sah (or at least grey area yg bisa jadi masalah secara hukum), jadi kalau kita kirim formulir pakai scan trus email, itu nggak sah, tapi kalau di fax jadi sah
segala yg kita ucapkan di telepon dan direkam itu sah, sama kekuatannya dengan tandatangan kontrak di atas materai
sumber : pengacara kantor di Indo dulu, waktu ada kasus

memang ngeri sekali
yg lebih parah lagi, UU Indo bahkan tidak mewajibkan si perekam menyebutkan bahwa pembicaraan itu direkam
jadi bisa saja A ngobrol sama B di telepon, B merekam diam2, dan apa yg dikatakan A di telepon itu menjadi komitmen hukum, bisa dituntut oleh B

yg ini coba diurus ke bank nya
untuk ke depan: telemarketing langsung ditolak dengan tegas saja, ngga perlu basa-basi dan ngga perlu sungkan

Hati-hati deh kalau ada orang yang menawarkan produk via telepon. Jangan pernah mengiyakan tawarannya di telepon.
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 12 November 2013, 12:10:37
Sudah lama sekali kasus itu. Aku ya pernah kena kok, dan mereka memang mengatakan kalimat semacam, "...Bapak tidak perlu mengisi formulir lagi karena percakapan telepon ini direkam sebagai bukti (apa gitu)..., apa Bapak bersedia?" Jadi, kalau jawabannya sesuai dengan alur mereka dan kebetulan jalur akhirnya ke "Selamat, Anda terdaftar (dan saya dapat komisi)!" ya gitu deh, autodebet akan mengalir tiap bulan. Bisa kok diklaim ke bank, minta dibatalkan. Kasus terakhir, aku ngeyel bahwa aku sudah punya asuransi, lha ngapain dobel-dobel, wong semua sudah tercover. Dia bilang, oh nggak apa-apa, kita juga bisa diklaim kok nanti kalau memang terjadi sesuatu, jadi Bapaknya dapat keuntungan ganda. Padahal arah percakapanku sudah jelas ke arah tidak, tapi dia berkilah terus. Lama-lama, saking jengkelnya, kujawab ya di pertanyaan yang kusebut tadi, tapi setelahnya malsu kondisi kesehatan, dengan bilang kena diabetes, hipertensi sampai 300 (padahal gak mungkin :D), dan pernah kena asma. Begitu salah satu pertanyaan "Apakah Anda punya/pernah terkena ..." itu Ya, kemungkinan supaya polis disetujui menurun drastis. Entah kalau setelah itu dataku disebarluaskan, tapi biar deh, toh aku sudah punya asuransi sendiri :D

Bahkan petugas administrasiku pun bilang, pokoknya kalau ada telepon itu, ga usah diladeni, langsung ditolak atau ditutup aja. Bahkan pernah aku dikejar, ditelepon di kantor (ini pasti data dari bank, sekalipun aku ga ingat pernah ngasih nomor telepon kantor) tapi pas jam istirahat, ya aku mau keluar makan dong. Eh setelah jam istirahat ditelepon lagi. Sempat kujawab beberapa saat, tapi kuputus di tengah dengan alasan mau rapat. Lha berikutnya malah telepon langsung ke nomor ponsel... Gigih sih iya, tapi caranya menyebalkan...
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 12 November 2013, 01:13:50
Aku belakangan kok merasa profesi agen asuransi itu benar-benar hanya untuk orang yang "urat malunya putus".

Barusan ada kejadian aneh tapi nyata. Tanteku ngajak mamaku dan 2 orang tanteku yang lain untuk makan siang di sebuah restoran yang mahal (dan kebetulan sekali 3 orang itu ada pernah ambil satu polis asuransi di dia). Aku sih gak ngurus kalau dia mau traktir makan orang. Tapi ketika dia datang, dia sudah membawa polis asuransi yang siap diisi. Jadi silahkan tebak sendiri apa sebenarnya niatan dia ngajak makan siang......

Kalimat yang paling sering dia pake "aku gak mungkin menjual barang yang merugikan saudara sendiri" yang dibalas oleh mamaku "masalahnya itu bukan perusahaanmu, jadi kamu sendiri pun aslinya gak ada kuasa apa-apa kan? Dia kalau ntar merugikan aku, kamu pun gak bisa berbuat apa-apa" :D

Dia sekarang lagi giat-giatnya nyari pelanggan baru, mungkin karena masih jauh dari target. Setelah para saudaranya gak ada yang berminat, keponakan-keponakannya yang dikejar >.>

Edit: Ah, baru ingat satu lagi kalimatnya dia "Aku ini bekerja amal lho, mengajarkan orang-orang untuk menanamkan uang dengan baik" yang dijawab mamaku lagi "Kalau gitu, kamu jangan ambil komisinya, itu baru amal namanya" :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 12 November 2013, 02:22:31
Nih ada jawaban dari temanku yang agen asuransi masalah kasus BM itu:

KutipUntuk klaim kematian memang sebulan. Tapi untuk HS rumah sakit paling lama 14 hari.

Sah dong kalau aku kemudian tanya. lho berarti dalam sebulan itu bisa terjadi apa-apa dong? Jawabnya:

KutipApa-apa maksudnya kalau butuh dana darurat ya? Tapi setelah cair kan bisa dibayarkan semua dengan UP-nya. Maksud cerita itu adalah pentingnya punya proteksi juga seperti ikut tabungan di bank, ikut cicilan, dsb.. Karena mereka ga mungkin kasih toleransi kalau yang cicil meninggal.

Lho, aku ga mentingin klaimnya. Anggaplah aku percaya penuh sama pihak asuransi kalau klaim itu pasti terbayar. Tapi, jeda satu bulan itu? Istriku pasti butuh biaya pemakaman, yang sekarang saja sudah ga murah. Lalu hidup hanya dari tabungan? Cicilan gimana?

KutipOh proteksi buat istri? Kalau misalnya istri ikut, ada kok. Ada istilahnya .... (kupotong supaya ga ketahuan ini asuransi mana). Kalau suami meninggal, nanti premi istri free. Ga usah setor, nanti disetori sampai usia tertentu sesuai perjanjian.

Tapi di cerita itu kan posisi istri ga ikut asuransi?

KutipKalau misalnya istri ga ikut, ya ga ada proteksi. Soalnya di X berlaku yang ditanggung 1 polis 1 orang.

Nah lho, kontradiksi dengan cerita itu :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 12 November 2013, 03:49:54
Cuma segitu aja debatnya? Kurang panas.....
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 13 November 2013, 12:28:18
Itu dia posisi sudah "oh iya ya, jadi ceritanya kurang lengkap ya?", ngapain dilanjutin :D kamu kan yang suka panas-panas :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 13 November 2013, 01:59:28
BM baru:

KutipKompas, Kamis / 31 Oktober 2013.
"Rumah dan Mobil harus DIJUAL u/ Berobat".

Seorang guru PNS, bernama Akhdiat (48thn) dengan income Rp 8jt/bln TERPAKSA menjual Rumah dan mobil utk membiayai pengobatan anaknya Faizal (14thn) akibat Tumor Otak (sakit kritis). Padahal sudah memiliki ASKES dan JPK. Namun yang ditanggung hanya 70jt, sedangkan biaya yang dibutuhkan LEBIH dari 120jt. Detailnya baca Kompas.
IRONIS, banyak orang mengandalkan Asuransi dari Kantor/Pemerintah, Padahal Asuransi dari kantor BELUM CUKUP apabila terkena SAKIT KRITIS. Dan Asuransi dari kantor hanya didapat selama mereka bekerja, klo PHK/tidak bekerja lagi fasilitas Asuransi tidak didapat. Banyak orang menutup mata dengan mengatakan "saya nggak ada uang utk Asuransi, buang2 uang dengan Asuransi" tetapi, utk  beli Motor, Mobil, Rumah sangat bisa. Padahal klo sudah sakit kritis mereka RELA menJUAL semuanya. FENOMENA sekarang yang sakit kritis bukan lagi orang yg usia 50tahun ke atas tetapi usia 14thn pun bisa terjadi.
Alangkah Bijaknya:
1.) Jika SUDAH punya Asuransi, kita coba lihat kembali manfaatnya apa sudah mencukupi atau belum?
2.) Jika BELUM punya Asuransi, SEGERALAH memilikinya. Dengan Sisihkan min.10% dari penghasilan utk PROTEKSI.

Sebab, KABAR BURUKNYA: TIDAK semua orang bisa punya Asuransi. syaratnya harus SEHAT. Klo sudah pernah sakit kritis mau ambil asuransi 10jt/bulan pun pasti diTOLAK.
Semoga informasi ini bisa berguna utk merencanakan masa depan yg terbaik utk Anda dan Keluarga.
Yuk, mari kita Cek manfaat Polis kita sekarang,,

Ada beberapa pertanyaan dari stash, sedang kutanyakan ke agenku, karena menurut BM itu aku harus melihat kembali manfaat polisku, dan kebetulan nominalnya lebih besar dari contoh kasus itu.
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 13 November 2013, 07:15:30
Mana hasilnya? :D
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 13 November 2013, 10:49:06
Ntar deh, lagi di-charge HP-ku :D intinya sih tadi kutanyakan dua orang, kebetulan sama-sama agen di tempat yang sama, tapi satunya agenku sendiri. Jawabannya lebih memuaskan timbang temanku yang memang masih "hijau" :P
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 14 November 2013, 12:45:10
Sekedar mengingatkan saja sih, pada akhirnya jasa asuransi adalah jasa bisnis bermotivasi profit. Kalau perusahaannya gak untung, gak mungkin perusahaan asuransi bisa menjamur. Bagaimana cara mereka mendapat untung? Mungkin uang nasabahnya di putar di pasar modal dan investasi. Atau mungkin didapat dari uang nasabah yang gak diklaim (aku tahu ada perusahaan yang memberikan asuransi ke pegawai, tapi kalau sakit, pegawainya malas klaim asuransi karena dianggap ribet). Ya, manfaatnya bagus memang, dan aku gak mengatakan asuransi itu haram. Tapi cara mereka menjual yang aku gak suka.
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Èxsharaèn pada 02 Desember 2013, 02:04:13
Lagi, temanku memanfaatkan momen meninggalnya salah satu bintang film Fast and Furious untuk berjualan asuransi. Aku gatal sekali pingin jawab: tahu iklan Visa? There's some things that money can't buy. So how could insurance assure those things?

Lama-lama gerah juga dengan orang-orang macam itu...
Judul: Re:Asuransi: "sedia payung sebelum hujan"?
Ditulis oleh: Stash pada 02 Desember 2013, 12:01:29
Intinya asuransi tuh begini. Kalo kamu beli asuransi, dan meninggal dalam jangka waktu sekitar 1-2 tahun sejak kamu bayar premi, kamu untung. Selain itu, kamu aslie sekedar menabung di perusahaan itu, yang baru bisa ditarik uangnya pas kamu meninggal.

Jadi mau untung besar? Beli'o asuransi, trus meninggal cepat....