Berita:

Update RPN OJ forum! Petualangan keenam kelompok Trihörrèan di Kerajaan Líghtran berlanjut. Sanggupkah mereka mengakhiri masalah di Líghtran? Baca rangkuman kisah maraton sesi terakhir di sini dan lanjutkan petualangan mereka.

Main Menu

Apakah ini cerminan masa depan Indonesia?

Dimulai oleh Stash, 15 Oktober 2008, 12:51:36

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Dikutip dari Detiknews.com

KutipJakarta - Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan YAI kembali tawuran. Perang batu dan kayu dilakukan kedua mahasiswa itu. Akibatnya Jl Salemba, Jakarta Pusat macet total.

Kejadian ini berlangsung di depan kampus masing-masing yakni di depan RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2008). Hingga pukul 11.30 WIB, situasi di lokasi memanas.

Dampak dari tawuran ini, satu mobil Toyota Avanza warna silver penyok dipukul oleh mahasiswa. Mobil tersebut terparkir di depan kampus YAI.

Masyarakat dan pengunjung menonton tawuran ini dari dalam halaman rumah sakit. Akibat tawuran ini, para penjaja kaki lima di depan RSCM berhenti berdagang untuk sementara. Mereka berlari dan berlindung di halaman RSCM.

Belasan polisi dari Polres Jakarta Pusat sudah turun mengamankan mahasiswa. Namun tetap saja tawuran belum reda.
(nik/asy)

Ket : YAI = Universitas Persada Indonesia


Untuk diketahui, pada akhir Mei, mahasiswa dari kedua ini juga sempat tawuran hebat. Setelah insiden bulan Mei itu, rektor kedua universitas bertemu untuk membahas masalah ini. (baca ini)


Yang sangat menyedihkan, ulah mahasiswa UKI pada siang tadi (14/10) tidak sampai disini saja. Setelah sempat reda, mahasiswa UKI mengajak tawuran mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK). (Baca sini)


Sungguh memalukan.
1. Inikah wajah pemimpin masa depan kita? Jangan2 ntar setelah mereka memimpin, tiada hari tanpa perang antar negara...
2. Secara pribadi, aku sebagai umat nasrani, merasa malu dengan tindakan para mahasiswa UKI, yg mencoreng nama baik umat nasrani. Bukankah Yesus mengajarkan kita untuk mencintai sesama kita? OK aku paham kalo walau itu kampus kristen, gak semua yg kuliah disitu agama kristen. Tapi apakah ada agama yg mengajarkan kekerasan?
3. Jujur, aku malu melihat masih banyak mahasiswa yang mau saja diajak melakukan kekerasan, padahal gak ada alasannya. Istilahnya, seakan-akan tawuran tuh semacam ekskul.

Dan jangan salah, ini bukan cuma terjadi di jakarta saja. Malah kadang2, yg sangat memprihatinkan tuh mahasiswa 1 univ saling tawuran antar fakultas. Ask why???
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Aku edit sedikit soalnya tadi aku sempat bingung, tawurannya bulan Oktober kok pertemuan rektornya bulan Mei. Ternyata yang kamu maksud insiden itu yang bulan Mei toh ;D

Kalau dilihat dari tulisanmu saja sih, sebetulnya kesimpulanmu no 2 dan 3 agak kurang sah. Kenapa?

2. Tidak dijelaskan siapa saja yang terlibat dalam tawuran. Bukan mendiskreditkan agama tertentu, tapi apa kita yakin semua yang ikut tawuran itu pasti beragama Kristen? Siapa yang menyulutkan api ke dalam bensin pertama kali?

Note: Semua agama memang tidak mengajarkan kekerasan, tapi tafsiran terhadap ajarannya itu yang berbeda-beda. Contoh paling sederhana saja, tafsiran tentang jihad. Ingat kan para pengebom Bali selalu menggunakan alasan ini dan mengatasnamakan Islam untuk membenarkan aksinya mengebom Bali? Apa betul tafsirannya seperti itu?

Karena alasan itu juga, agama Katolik tidak bisa disamakan dengan agama Kristen (dan seluruh percabangannya), walaupun inti ajarannya masih sama. Tafsirannya yang beda :)

3. Seperti dijelaskan dalam film The Matrix (kalau ada yang nonton), semua akibat pasti punya sebab. Hukum sebab-akibat itu pasti berlaku di mana-mana, karena kalau nggak ada sebab nggak bakal ada akibat. Hanya saja, dalam kasus di atas, kita belum mengetahui sebabnya. Bisa saja sebabnya karena penyelesaian masalah bulan Mei yang tidak tuntas, ada rasa dendam, atau bahkan hanya iseng karena tidak ada kerjaan. Iseng itu saja sudah sebab ;)

Hanya nomor 1 yang nggak aku bantah karena terbukti pernah ada adu fisik di rapat DPR/DPD :D

Anyway, dilihat dari sisi lain, tawuran itu sebetulnya ekspresi luapan emosi yang tidak terkendali. Tahu sendiri lah mahasiswa kisaran umurnya berapa; umur-umur segitu memang emosinya rentan sekali. Nggak perlu nunggu kuliah, SMA saja sudah mudah tersulut emosinya :) bahkan, pendidikan keluarga yang sudah benar pun nggak menjamin seseorang bakal tidak pernah ikut demo atau tawuran. Kalau di sini, kuncinya adalah solidaritas. Merasa punya masalah yang sama, dengan pemikiran yang (kadang-kadang dipaksakan) sama, dan jalan keluar yang sama (tidak peduli itu benar atau salah), jadilah...

Mungkin juga ini terjadi karena gaya hidup kita yang sudah serba instan, jadi untuk menyelesaikan masalah pun juga harus instan. Pilihannya hanya dua: lari atau hadapi. Kalau lari, biasanya ego para cowok yang terusik, karena nanti akan dicap pengecut (apalagi terlanjur ada kata bijak bahwa winners never quit, quitters never win; padahal tidak semua hal harus dihadapi). Kalau hadapi, ada dua pilihan lagi: habisi atau dihabisi. Jelas saja tidak ada seorang pun yang memilih dihabisi. Kukira ini naluri alam yang sangat hewani: kalau seekor hewan merasa daerah kekuasaannya terusik, dia akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya; sebaliknya, untuk memperluas daerah kekuasaannya, musuhnya harus dihabisi terlebih dahulu. Nah, masalahnya, di dunia manusia, semua manusia itu sama fisiknya, jadi kalau dua kekuatan manusia yang berselisih bertemu, tinggal masalah jumlah dan keahlian saja. Dengan warisan leluhur inilah terciptalah ramuan tepat untuk menghasilkan sebuah tawuran, bahkan perang.

Tapi, tentu saja, manusia memiliki pilihan untuk melawan naluri hewani; itu kan yang membedakan kita dari hewan :) boleh lah dibilang kalau manusia inilah yang mengacaukan sistem yang sudah tertata rapi, karena tiap manusia punya pilihan. Termasuk tawuran. Nah, sayang saja lebih banyak yang memilih tawuran daripada jalan damai. Apa yang mengacaukan pikiran manusia dari bertingkah jernih?

Emosi.

Selama emosinya tidak dibenahi, sebaik apapun sistem yang dirancang, kukira semuanya pasti gagal ;)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

#2
Disaat momentum Sumpah Pemuda, ada 1 kejadian yang memprihatinkan.

Di tubuh KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) terjadi perpecahan. Ada dualisme kepemimpinan, dan sama2 mengklaim dirinya paling benar.

Silahkan baca berita2 terkait:
http://www.detiknews.com/read/2008/10/28/182034/1027439/10/ahmad-doli-berharap-perpecahan-di-knpi-diakhiri

http://www.detiknews.com/read/2008/10/28/210557/1027512/10/kongres-xii-knpi-di-ancol-selesai-muncul-kongres-tandingan-di-bali

Sangat disayangkan, para mahasiswa meniru contoh elit2 politik yang lebih memilih unjuk kekuatan dibanding duduk untuk berdiskusi.


Harusnya pemerintah banyak melakukan upaya2 riil untuk membangun generasi muda yg jujur, dan bersih dari KKN. Seperti gerakan membuka kantin kejujuran di bekasi.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com