Berita:

Projek aktif: RPG OJ v0.3
Projek sampingan: Zion TCG, SETH
Projek ditunda: Tales of Another Journey

Main Menu

Plagiarisme: budaya Indonesia masa kini?

Dimulai oleh Èxsharaèn, 21 Februari 2011, 02:43:36

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Èxsharaèn

Aku jadi tergelitik untuk menulis ini setelah munculnya band baru S***H (yup, aku sengaja menulisnya demikian, karena nama SM*SH sudah dipakai duluan) yang sangat kontroversial karena dianggap plagiasi band Korea dengan nama yang sama. Di sini aku tidak akan bahas masalah band itu (belum riset, tapi stash sudah riset dan menurutnya band itu plagiat), tapi plagiarisme secara umum.

Sudah jadi budaya kita kah untuk meniru ide dari orang lain dan mengakui sebagai ide kita? Beberapa isu plagiarisme yang aku catat:


  • Tentang S***H, isu yang muncul, mereka tidak tahu nama itu sudah dipakai atau belum. Era apa sekarang ini???
  • Ini agak lama, tapi masih ingat Sheila On 7 yang sempat dituntut oleh salah satu perusahaan rekaman internasional, karena lagu mereka "Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki" nadanya sangat mirip dengan lagu Boyzone "Father and Son"? Aku sampai beli kasetnya Boyzone yang mengandung lagu itu (walaupun tidak terlalu suka isi albumnya secara umum), dan memang sangat mirip. Kemudian muncul wacana, yang dikatakan plagiarisme itu adalah jika ada kesamaan sebanyak 8 bar. Bar kedelapan kedua lagu itu beda, tapi sisanya (dan suasana lagunya) menurutku sama.
  • Masih plagiarisme lagu, menurutku jingel iklan Honda Scoopy itu meniru lagu Sugar, Sugar yang kebetulan jadi jingel iklan Gulaku. Sempat ada yang menuduh kalau Gulaku yang plagiat duluan, tapi belakangan tidak terbukti karena Gulaku ternyata beli lisensinya.
  • Sangat sering terjadi di jurusanku, mengerjakan tugas dengan mengambil sumber dari Internet tapi tidak dituliskan dari mana mendapatkannya. Parahnya lagi, sumber itu hanya sekedar disalin-tempel alih-alih disadur.

Apa memang sekarang budaya kita seperti itu ya? Dengan sangat mudahnya kita menjiplak apa yang menurut kita bagus, kemudian mengakuinya sebagai karya kita? Kalau ketahuan, alasan pertama yang meluncur adalah "tidak tahu". Aku tahu memang ide semakin lama semakin susah dicari (termasuk originalitasnya, karena bisa saja sebagian ide kita ternyata pernah diterapkan). Kalau mereka mengatakan mengadaptasi atau terinspirasi dari band X, tapi tidak mengembangkannya (baca: menciptakan karakteristik mereka sendiri), itu kuanggap plagiat. Dan selamanya aku tidak menerima plagiarisme.

Intinya di sini, ayolah, sampai kapan kita mau jadi pelaku plagiat? Itu bukan perilaku yang membanggakan, bahkan menurutku seseorang yang meniru mentah-mentah seperti itu kehilangan jati dirinya sendiri. Apa sih susahnya mengakui kalau kita memang meniru karya orang lain, tapi menambahkan elemen kita sendiri? Apa karena ego kita sudah saking tingginya sehingga ingin dipandang sempurna di mata orang lain?
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Tahu gak apa pembelaan dr fansnya S***h?
"Kita tdk boleh dong mencerca mereka. Kita hrs memberikan mereka dukungan, krn mereka adlh band indonesia."

Kemudian ada yg nulis "Bagaimana kita bs mendukung mereka kalo tdk ada originalitas dr mereka? Nama band niru, lagu niru, gaya niru. Apa yg mau didukung?"
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Stash

Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Hmmm... aku coba mainkan keduanya nyaris bersamaan, dan kesimpulannya 90% mirip, bahkan hingga 8 bar. Di mana saja? Di verse 1, verse 2, dan rap (memang nggak ada nadanya, tapi panjangnya sama 32 bar; walaupun versi S***H dua kali lipat panjangnya, tapi 32 bar berikutnya hanya instrumen). Ada yang mengatakan harus intronya yang sama minimal 8 bar, tapi bagiku 8 bar itu bisa di mana saja, bahkan sebenarnya kadar toleransiku hanya 4 bar ;D ya memang sih apapun yang dari Indo harus kita dukung, tapi kalau itu ternyata plagiat, ya harus ditegur lah.

Ada dua lagi kasus plagiarisme yang aku ingat:

  • Kasus komposer buta yang mengaku-ngaku membuatkan soundtrack untuk Nintendo atau Square-Enix (aku agak lupa), ujung-ujungnya ngaku kalau itu hanya untuk mencari ketenaran saja.
  • Kasus antivirus lokal yang dibuat anak SMP (lupa juga namanya, katanya cukup populer), ternyata memodifikasi mesin antivirus open source lain dan tidak dicantumkan. Memang sih open source bebas dimodifikasi dan diberi nama berbeda dengan aslinya (contoh: Google Chrome, Rockmelt, dan segala macam variannya, sumbernya adalah Chromium), tapi sumbernya tetap harus dicantumkan, entah itu di tampilan antarmuka (di bagian About misalnya), di dokumentasi, di situsnya, dll.. Si bocah ini tidak mencantumkan sumber mesin antivirus yang ia modifikasi. Yang membela sih, lagi-lagi mengatasnamakan karya anak negeri. Memodifikasi tanpa memberi kredit pada sumbernya itu plagiarisme...

Memang ketenaran dunia maya itu berbahaya ya...
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Ya..... Begitulah.... Kalo mereka ada bakat, tentu akan kita dukung. Tp ini keluar2 sdh akeh nyontoh org lain. Kalo emang gak ada lagu baru, remake lagu lama ya gpp kok.

Walau bs dblg bukan cm indo saja yg ada kasus plagiat. Produsen hp terkemuka (Apple, nokia, HTC) saling menuduh lawannya niru teknologinya dia. Utk urusan gini sih, kata salah satu dosenku "Utk teknologi IT, walau kamu ada hak paten, akan sangat susah utk menghalangi teknologimu dikopi kompetitormu. Mereka tinggal modif dikit, beres deh". Gimana pendapatnya exshan?
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Memang ada "perkecualian" untuk dunia TI, agak susah mencegah satu ide tidak dikopi oleh orang lain. Yang tidak diizinkan sebenarnya adalah tidak memberikan kredit atas si empunya ide asli (lihat kasus antivirus lokal itu), apalagi kalau sudah berbicara hak paten. Tapi, sebetulnya yang diuntungkan adalah konsumen: karena mereka saling klaim teknologi dan selalu berusaha menjatuhkan yang lain, akibatnya konsumen justru mendapat variasi.

BTW kalau produsen HP itu teknologi yang mereka ributkan bukan mengarah ke software, tapi ke hardware (tidak ada kasus saling klaim OS sejauh yang aku tahu). Jadi, di sini aku bicara dari sisi software. Agak rancu sebenarnya antara pelanggaran hak cipta dan plagiarisme (karena kadang-kadang plagiarisme bisa menimbulkan pelanggaran hak cipta), terutama di bidang TI, jadi semuanya kembali ke lisensi.

Mungkin bisa baca ini dulu. Ini adalah panduan Wikipedia untuk masalah plagiarisme, yang jelas sekali rentan plagiarisme dan pelanggaran hak cipta.

http://en.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Plagiarism
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen