Hari libur untuk Pancasila

[Èxsharaèn]

Beberapa hari yang lalu aku baca di koran, ketika merayakan hari kelahiran Pancasila (1 Juni), Megawati sempat menyinggung pentingnya hari libur untuk memperingati kelahiran Pancasila.

Pertanyaanku cuma satu sih: apakah itu benar-benar bisa mempengaruhi rakyat Indonesia untuk menilik kembali apa makna Pancasila sebenarnya? Yang dibahas stash di topik sebelah itu pun tidak pas tanggal 1 Juni nulisnya. Masih perlu kah kita dengan hari libur tambahan? Menurutku kok tambah kontraproduktif, kecuali untuk pariwisata dan perdagangan, apalagi mal-mal (yang pasti dikunjungi waktu libur; tapi ini pun keuntungannya masuk siapa?). Paling yang bisa meresapi ulang makna Pancasila ini hanya segelintir orang (misalnya siswa sekolah [kalau diadakan upacara], orang-orang yang memang nasionalis seperti Megawati [tapi aku kok berpikir itu karena ayahnya yang membuat yah?], anggota TNI/Polri [yang pastinya perlu untuk memperkuat pengabdian terhadap negara]). Untuk rakyat jelata? Rasanya kok hari libur itu nantinya hanya dipandang sebagai hari libur semata alias berhenti kerja (padahal kerja itu juga memajukan negara).

Menurutku, kalau memang kita perlu mendalami ulang arti Pancasila, ya lakukanlah dalam kehidupan sehari-hari, tidak perlu dengan sebuah hari libur. Toh kalaupun libur, nggak mungkin dalam 24 jam itu kita pakai untuk menghayati ulang Pancasila akan lebih bermakna kalau kita menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, bukannya saat satu hari khusus saja.

Jadi, apa masih perlu sih hari libur untuk Pancasila?

[Stash]

Indonesia sudah kebanyakan hari libur.... Jangan ditambah libur lagi... Buat yang jadi pegawai sih mungkin senang aja. Buat yang punya usaha (misal pabrik, perkantoran, dunia perbankan), itu berarti 1 hari lagi tanpa pemasukan.

Kenapa Indonesia banyak libur? Simpel, karena hampir semua para petinggi kita gak pernah punya usaha sendiri. Mereka gak tau bagaimana rasanya kehilangan 1 hari pemasukan. Udah gak ada pemasukan, karyawan harus tetap digaji pula. Katakanlah dalam 1 bulan, setengahnya diliburkan, apa para pegawai mau kalo gajinya dibayar setengah? Gak kan? Tapi dari sisi pengusaha, mereka cuma dapat pemasukan setengah bulan, tapi harus bayar gaji full. Ini contoh ekstrim tapi bisa saja terjadi (lebaran misalnya).

Agak lucu saja sih, apa hubungan antara libur dan penghayatan pancasila? Kenapa pas dia dulu jadi presiden, hal itu tidak dilakukan? Aku rasa ini cuma menjadi jualan menjelang pemilu tahun depan. Mega terpaksa terus mendompleng nama bapaknya, karena dia sendiri tidak punya sebuah faktor X yang bisa memenangkan hati rakyat.

[Èxsharaèn]

Hus ini bukan X Factor Indonesia, udah abis itu kemarin kalau nggak salah ingat, dia menagih janji SBY yang menyatakan, oh mungkin ada baiknya yah dibikin hari libur. Kalau dipikir-pikir, betul juga, ini kayanya cuma pencitraan diri.

Yang jelas dua-duanya ga bakal kupilih lagi deh

[Stash]

Kalo kamu ikuti berita, partai-partai udah mulai melakukan promosi. PKS yang jadi koalisi pemerintah sekarang tiba-tiba menolak kenaikan bbm. Gak nanggung-nanggung, dia cetak spanduk yang lumayan banyak dan dipasang di beberapa tempat di jakarta.

Golkar seperti biasa, selalu menampilkan iklan ARB.

Metro masih rajin nampilin berita nasdem.

PDIP karena bingung mau promosi gimana, ya itu deh jadinya