Berita:

Projek aktif: RPG OJ v0.3
Projek sampingan: Zion TCG, SETH
Projek ditunda: Tales of Another Journey

Main Menu

Tawuran pelajar, bagaimana cara menghentikannya?

Dimulai oleh Stash, 13 Oktober 2012, 09:18:09

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Bagi yang sering nonton berita di TV atau baca koran atau website berita indo, pasti tahu belakangan ini lagi ramai diberitakan tentang perkelahian antar pelajar/mahasiswa. Sdh ada beberapa korban jiwa yang meninggal sia-sia cuma demi perkelahian tanpa arti. Sebenarnya kenapa sih tawuran sulit diberantas? Aku taruh link untuk 1 artikel yang membahas hal ini.

http://kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/artikel/258-tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-pendidikan.html

Menurutku sendiri, kenapa sih tawuran sulit diberantas?
1. Kurangnya EQ. Ketika teman kita diejek atau dipukul, menjadi marah itu wajar. Tapi bagaimana kemudian kita bertindak selanjutnya, itu masalah lain. EQ bisa ditingkatkan, asal dilatih. Nah, mslhnya, EQ bukanlah hal yang umum diketahui publik. Orang-orang pasti tahu IQ. Tapi apakah mereka tahu EQ dan SQ? Lingkungan di sekitar para pelajar, termasuk sistem pendidikan sekolah, tidak mendukung itu. Lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, dan apa yang mereka saksikan di dunia sekeliling mereka, akan turut membentuk diri mereka. Kalo mereka dikelilingi oleh orang2 yang sabar, tdk suka memakai kekerasan, dijamin mereka akan mempunyai sifat seperti itu. Tapi kalau di dalam keluarga banya sekali kekerasan fisik, berkumpul dengan teman2 yang suka berkelahi, melihat tayangan tv dimana yang namanya pahlawan itu harus yang kuat, ya gitu deh jadinya. Untungnya, teman2ku baik2 semua :)

2. Seperti yang aku sebut di poin 1, salah satu penyebab tawuran susah diberantas adalah kurang optimalnya fungsi sekolah dalam pengembangan siswanya. Di seluruh dunia, yang namanya sekolah itu selalu bertujuan untuk berlomba-lomba mencetak siswa yang meraih nilai perfect di semua mata pelajaran. Mereka lbh mengejar sisi IQ. "Untuk sukses, kalian harus mempunyai nilai 10 di rapor kalian, di semua pelajaran" Itu mungkin kenapa mencontek juga susah dihilangkan, tp itu ntar bahasan lain. Salah satu ucapan yg sering dipakai untuk kasus ini "Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, t will live its whole life believing that it is stupid". Ada wacana utk memotong jumlah jam pelajaran ilmu eksakta, dan menambah jam pelajaran moral. Itu ntar kita bahas di topik lain :D

3. Kurangnya hukuman untuk pelaku. Sampai sekarang, jarang ada pelaku tawuran yang dipenjara gara-gara tawuran. Ada kesan "selama blm ada orang meninggal, ya udah". Padahal banyak kerugian material, spt gedung2 rusak, kendaraan rusak, orang2 yang luka, dll. Tapi ya itu, pihak sekolah dan polisi baru bertindak kalo ada yang meninggal. Padahal kasus kekerasan ini tuh seperti bola salju. Pertama2 mungkin kecil. Cuma perkelahian antar siswa 1 sekolah. Lama2 perkelahian geng. Lama2 mungkin jd perang antar negara.... Hukuman mungkin gak harus dengan penjara 5 tahun. Tiru sistem di luar dimana ada hukuman kerja sosial.

Itu pandanganku sih. Gimana pandangan kalian?
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Barusan menurut SSFM, Mendikbud baru mengeluarkan pernyataan bahwa universitas yang mahasiswanya sering tawuran akan dikenai sanksi tegas, terutama program studinya akan diturunkan akreditasinya.

Oke lah, tapi sesuai kebiasaan orang Indonesia, itu tidak menyelesaikan akar permasalahan. Dan masalah ini rantai permasalahannya sepertinya panjang.

Kenapa pelajar tawuran? Ada yang bilang sudah tradisi. Kok bisa jadi tradisi? Yaaa... awalnya gara-gara sana/sini mulai duluan. Kok bisa mulai duluan? Soalnya gini-gini, yang ujung-ujungnya mengerucut ke satu-dua orang. Lha yang lain kok mau bantu? Simpati.

Oke, fokus ke satu-dua orang itu. Kok bisa dia menyebabkan tawuran? Oh iya, anaknya badung. Kok bisa badung? Lha wong tinggal di lingkungan nggak bener gitu... Keluarganya gimana? Gak beres. Kok bisa ga beres? Nah ini jawabannya bisa banyak, tapi kebanyakan pasti akan jawab, kalau bukan broken home, ortu sering bertengkar atau cerai, ya ortu ga mau ngurus anaknya sendiri (kenapa? Kebanyakan bikin anak!).

Sama seperti jawaban-jawabanku sebelumnya, selama akarnya ga dibenahi, susah untuk mengharapkan buah yang manis ;)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Untuk solusi jangka pendek, aku gak melihat efektifnya ancaman penurunan akreditasi. Apa sih yg bisa dilakukan sekolah? Tawuran selalu terjadi di luar sekolah. Gak mungkin kan guru keliling jalan2 utk mantau siswa2nya. Sebenarnya utk solusi jangka pendek, ketegasan polisi bisa jd solusi bagus. Penjara aja tuh orang2. Atau kasih social hour bersihin kali2 yg kotor.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Flavardiozt

penurunan akreditasi prodi????
ga efektif banget malah...
justru semakin merugikan 1 prodi kalo menurutku...
masa cm gara2 1-2 orang mhs tawuran, 1 prodi harus jd korban???
kasihan kn temen2 yang lain...

kalo menurutku, tawuran sendiri itu sebenarnya lemahnya mental seseorang krn dia mudah untuk "dipengaruhi" dan yg plng bs disalahkan adalah KELUARGA....
knp demikian?
coz keluarga adalah orang2 terdekat dg diri kita...
untuk kasus broken home dan sebangsanya itu jg bs menjadi pemicu utama lemahya mental seseorang dan akhirnya, mencari pelampiasan....

bs dibilang, hal ini akibat dari tingginya ego drpd toleransi....
Tales of & Final Fantasy...
Are my Favorites

follow me @Irwan_is_Irwan