Berita:

Sudah daftar tapi belum bisa masuk log? Aktifkan dulu akunmu. Lihat keterangan lebih lanjut di New Party.

Main Menu

Perilaku gamer sekarang

Dimulai oleh Èxsharaèn, 10 Maret 2013, 12:54:09

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Èxsharaèn

Sebenarnya ini sudah lama kualami sih, tapi tarafnya masih lokal. Pengalaman tadi malam bikin tarafnya naik jadi regional :D mungkin ini lebih cocok ditaruh di bagian gaming, tapi kuletakkan di sini supaya ada pengalaman yang bisa ditarik semua orang.

Entah apa yang terjadi dengan generasi sekarang, tapi rasanya rata-rata menginginkan sesuatu dengan cepat, instan. Mi instan mungkin memang sudah lama beredar, tapi instan-instan yang lain pun akhirnya merambah juga ke bidang-bidang yang mestinya butuh waktu lama. Dan ada penurunan perilaku tentang kesopanan terhadap orang asing.

Untuk non-gamer, ada penjelasannya kok. Untuk gamer, sabar yaa :)

Kasusnya gini. Tadi malam (di Dragon Nest SEA), pas baru saja mau berangkat sama temanku ke dungeon level 50, tahu-tahu aku di-PM (private message) sama seseorang yang tidak kukenal. Intinya sih minta dibantu naik level dari 29 ke 32. Aku sudah kasih tahu bahwa aku bukan runner (runner itu orang level tinggi yang sekelompok dengan orang level rendah, berulang-ulang masuk dungeon yang sama dan menyelesaikannya secepat-cepatnya, dengan tujuan menaikkan level orang lain. Pemain level rendah ini hampir 99% mengabaikan quest atau jalan cerita game), dan katanya OK, tapi berhubung aku mau DQ dulu (DQ = Daily Quest, ada tugas harian memang untuk pemain level 50, intinya menyelesaikan 5 dungeon level 50), kusuruh dia tunggu. Akhirnya berangkat deh.

Baru lima menit masuk (berhubung dungeon ini baru rilis dan temanku belum pernah masuk, susahnya lumayan), sudah di-PM lagi: Sudah selesai Sir (secara umum, kalau ga tahu usia, kita panggil Sir ke orang asing)? Ya kujawab belum. Sejak itu, rasanya hampir tiap lima menit dia PM nanya sudah selesai atau belum. Orang ini tahu DQ ga ya :D akhirnya kami berasumsi dia orang baru (dan berhubung DQ hanya muncul untuk pemain level 50, pemain baru pasti tidak tahu apa itu DQ). Setelah selesai satu dungeon, kami putuskan masuk satu lagi sebelum aku pindah ke orang itu. Masih di-PM lagi. Akhirnya kutanya, buru-buru kah? Jawabnya iya. Asumsiku pertama, oh main di warnet, kayanya billing mau abis. Tapi hati kecil berkata, ini kayanya pemain yang buru-buru naik level karena ga sabaran.

Setelah selesai dungeon kedua, akhirnya aku misah sama temanku dan ketemu orang itu. Awalnya kusuruh dia apply master-apprenticeship (sistem yang mengizinkan pemain level 10-39 "berguru" ke pemain lain level 40 ke atas, dengan keuntungan untuk kedua belah pihak) supaya ga ada yang rugi. Entah kenapa kok keblok, padahal aku ada satu slot kosong. Setelah party, dia nyebut nama satu dungeon. Perasaanku sih sudah ga enak karena dungeon itu populer di kalangan runner, dan ketika kutanya quest-nya apa, dia bilang "ga usah, leveling aja." Kemudian ada satu pemain lain, asing juga, minta ikut party. Pertama kutolak, tapi dia minta lagi. Ya sudah lah. Sebelum berangkat, kutegaskan lagi aku bukan runner, supaya ga salah paham. Katanya sih OK.

Masuk-masuk, dua-duanya langsung lari ke depan. 100% runner detected :D aku mah jalan santai saja. Style mastering-ku memang beda dari orang-orang: biasanya pemain level tinggi akan membabat habis semua musuh sementara pemain level rendah ga ngapa-ngapain. Kalau aku, ini sudah kuterapkan ke teman-teman se-guild dan pada maklum, justru kubalik: biarkan dia yang maju, kita baru maju kalau dia kewalahan. Intinya sih mirip seperti keadaan "normal" ketika kamu belajar sesuatu, gurumu ga akan bantu kerjakan soal-soal latihan kecuali kelihatan kamu gak bisa. Dengan cara ini, mereka belajar mengendalikan karakter itu dengan benar (Claire salah satunya yang "lulus" dengan cara ini :D). Nah tentu ini beda dengan style para runner kan? Karena itu, sepanjang map pertama aku hanya pakai serangan dasar, sesekali saja pakai skill (itu pun juga skill dasar).

Waktu masuk map kedua, orang pertama bilang, "Sir do you know how to use a Gladiator??" (Gladiator itu salah satu dari job ketiga yang bisa diambil). Ya sudah pasti tahu lah, wong aku pegang karakter ini berbulan-bulan :D dengan santainya kujawab, "told you not a runner" terakhir kutambahi "don't like? I can leave :)" Saat itu mereka masuk tingkat kesulitan tertinggi, yang harusnya diselesaikan di level 31 berempat (waktu itu aku hanya bertiga, dua lainnya masih level 29, jadi logikanya ga kuat). Ga terlalu lama, orang pertama itu keluar dari party. One down :D satunya lagi, tanpa kuduga, bertahan. Walaupun pas bos dia terpaksa harus kutolong karena beneran ga kuat :P kuputuskan untuk ngetes sejauh mana dia tahan dengan style-ku, jadi aku masuk lagi ke dungeon yang sama. Run kedua, masih OK lah, walaupun aku melakukan "kesalahan" waktu bos dengan tidak melihat bos-nya ada di dekatku, jadi sekali skill mati langsing ^^; waktu mau masuk run ketiga, orang ini bilang dua kalimat dalam bahasa Tagalog. Oh my, Pinoy! Di Dragon Nest, Pinoy terkenal resek :P kalimat terakhirnya, "faster," berujung pada keluarnya aku dari kelompok ;)

Nah, dari sini aku bisa mengambil beberapa kesimpulan:

1. Gamer sekarang lebih suka ambil jalan instan.
Maunya langsung jadi kuat. Satu hal yang bikin aku bertahan di Dragon Nest adalah style-nya yang bikin kita harus benar-benar "attached" ke karakter kita sendiri. Punya level maksimum ga menjamin seseorang berhasil di game ini. Aku pernah coba mainkan beberapa karakter Claire yang sudah level 50 kapan hari, yang beda kelas denganku, dan hasilnya amburadul. Kalau itu ga dibangun sejak awal, di level maksimum bakal sengsara. Di guild-ku ada satu orang yang style mainnya juga lumayan unik, sampai diajari tiga orang pun kemampuannya hanya naik sedikit, padahal dari level 20-an ngajarinya (ga tahu lagi kalau sekarang, dia memaksa diri untuk ga bergabung dulu sampai perlengkapannya maksimal, jadinya sudah berbulan-bulan aku ga tahu style-nya seperti apa sekarang). Dari ceritanya di guild, dia lumayan kesulitan pas sampai level 50.

Aku tahu, mungkin ada gamer yang sudah pegang semua karakter (kalau semua kelas dicoba, bisa puluhan memang jadinya, dan kuakui ngulang membangun sebuah karakter dari level 1 menuju 50 itu agak membosankan kalau terlalu cepat pindahnya dari karakter sebelumnya, makanya karakter keduaku baru muncul nyaris setahun setelah karakter pertama, walaupun karakter ketiga muncul kira-kira dua-tiga bulan setelah karakter kedua sampai level maksimal). Kalau dia memang butuh cepat, kenapa ga minta bantuan orang yang benar-benar runner? Sebagai master, aku bisa "mempromosikan" diri dengan menulis sesuatu, dan sudah kutulis "no speed run". Kenapa akhirnya orang pertama itu milih aku? Dan kenapa walaupun setelah ditegaskan sampai tiga kali dia tetap maksa? Hubungan master-apprentice buat aku bukan untuk digunakan sepihak saja, tapi juga untuk membangun hubungan antara master dan apprentice (karena itu biasanya cuma teman-teman guild yang jadi apprentice-ku, sisanya biasanya langsung mengundurkan diri besoknya setelah tahu style-ku). Pertanyaan lain, dua orang di cerita tadi semuanya punya guild. Kenapa ga minta bantuan guild? Guild itu dibikin supaya sekelompok pemain yang punya minat sama bisa saling membantu.

Dan kenapa banyak sekali orang yang mau cepat-cepat naik level sampai sekarang belum bisa kujawab. Aku salut dengan Guild Master-ku (ini pemimpin guild), quicktide (jarang nongol sih di sini :D), dia punya 10 karakter dan sudah 5 yang sampai level maksimal, padahal dia main hanya selisih dua bulan sebelum aku main. Claire sendiri baru 4 kalau aku tidak salah ingat. Itu mereka berdua lakukan dengan jalan normal, sama sekali tidak ada yang speed run. Aku sendiri hanya punya 3 karakter, dan mau bikin karakter keempat masih bimbang, karena berarti aku perlu mencurahkan dedikasi lagi ke karakter baru ini, dan aku nggak yakin sanggup. Tiga ini saja udah cukup melelahkan :P

2. Sopan santun mahal sekali harganya.
Bahkan ke orang yang tidak dikenal! Ada beberapa kali aku melihat ada yang inspect karakterku atau entah karakter temanku se-guild (inspect itu melihat perlengkapan kita, diizinkan memang) dan komentar "n00b", "w3w", atau variannya, yang berarti "cupu" di bahasa gaul. Merendahkan? Pasti. Really, they judge book by its cover. Aku sih kalau keadaannya seperti itu paling cuma kasak-kusuk di guild-ku, ga langsung di depan orangnya. Pertanyaan orang pertama di ceritaku tadi, walaupun diawali dengan kata sapaan, diakhiri dengan dua tanda tanya. Bukan hal yang bagus menurut netiquette :D ya memang tidak bisa dijustifikasi berapa umur keduanya, tapi di dunia yang anonim seperti ini, yang sopan dikit dong... Aku tidak tahu apa studi yang menunjukkan degenerasi sopan santun untuk kalangan remaja sekarang, terutama di Internet, tapi sepertinya memang terjadi degenerasi.

3. Game itu sendiri sudah kehilangan value.
Ini mungkin ga berhubungan langsung dengan perilaku, tapi beberapa aspek yang disediakan developer digunakan untuk tujuan lain. Di dunia nyata sih aku yakin pasti ada penyelewengan terhadap sistem, tapi berhubung ini di dunia maya, aturannya agak lain, dan kadang kita sendiri ga sadar kalau menggunakannya untuk tujuan berbeda. Aku main Dragon Nest cukup dini, dan mengalami ada perubahan sistem yang mungkin melandasi kesimpulan pertamaku tadi. Ketika level maksimal dinaikkan dari 40 ke 50, developer sengaja menaikkan EXP (ini dibutuhkan untuk naik level) supaya pemain baru bisa lebih cepat merasakan serunya level 41-50. Akibatnya, karakter keduaku jadi hanya dalam waktu sebulan, sementara karakter pertama tujuh bulan lebih. Efisiensi waktu? Mungkin, tapi ada efek lain yang tidak terlihat, misalnya kesimpulan pertamaku. Selain itu, karena terlalu cepat naik, level-level awal jadi terasa tidak berarti. Ada perlengkapan bagus yang bisa dipakai di level 24, 32, 40, dan 50, tapi akibat percepatan naik level ini, aku sendiri jadi merasa tidak perlu mengejar perlengkapan bagus itu, mending pakai perlengkapan biasa saja sampai level 50 baru nyari perlengkapan yang bagus. Dulu tidak terjadi seperti itu. Penurunan nilai? Jelas. Tapi yang ini tidak terhindarkan memang.

Kesimpulannya, entah ya. Apakah memang terjadi penurunan perilaku gamer, atau aku saja yang terlalu sensitif. Perilaku gamer Indo memang sih sudah berada di luar batas toleransiku (tahu sendiri lah banyak yang main curang), tapi di sebuah sistem yang terkendali ketat seperti di Dragon Nest dan mencakup beberapa wilayah, ternyata ga beda-beda amat. Mungkin ini yang menyebabkan daftar temanku cuma diisi teman-teman yang kenal saja, dan 99% orang Indo :D
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Setuju untuk poin nomor 3. Dulu mau naikin 1 level aja setelah level 20, lamanya minta ampun. Akhirnya kita menghargai ketika ada orang berlevel tinggi. Ketika sekarang terlalu mudah untuk naik level, maka tidak ada lagi kebanggaan untuk memiliki level tinggi.

Tapi aku melihat mungkin ini disengaja oleh developernya. Ketika level tinggi bukan lagi sebuah "pride", maka pemain akan mencoba berlomba di bagian yang masih "langka", yaitu equipment, pet dan CC costume. Mungkin itu alasan orang suka meng-inspect orang lain, karena dia bisa membanggakan dirinya.

Secara umum, dunia internet seperti membuat semua orang memiliki dua kepribadian. Ada kepribadian di dunia nyata, ada kepribadian di dunia maya. Di dunia maya, karena anonimitasnya, maka orang berani lebih ekspresif, bahkan kadang over ekspresif. Entah kenapa, semua etika dan sopan santun yang dilakukan di dunia nyata, dianggap invalid untuk dipakai di dunia maya. Di dunia nyata, mereka bisa menjadi seorang yang super duper sopan, tapi di dunia maya, mereka menjadi super duper brengsek. Itu mungkin disebabkan kalo di dunia nyata, orang bisa dengan mudah menjudge kamu. Mereka bisa melihatmu dan mengetahuimu. Kalo di dunia maya, kamu bisa membuat akun dengan nama "LadyGagaJelek", dan kamu gak perlu kuatir akan ketahuan identitasmu (kecuali orang-orang yang ahli memutuskan untuk melacakmu :D)

Ada hal lain yang menarik sih, aku ada dengan satu ucapan menarik pas nonton acara di MetroTV "orang mudah digerakkan oleh isu, tapi malas dalam mencari faktanya". Aku rasa bahasan ini rada OOT dr judul tulisan ini, jd mungkin akan aku buat topik tersendiri :D
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Stash

Aku ketemu 1 artikel yang cocok untuk menunjukkan bagaimana perilaku pengguna internet saat ini.

Artikel yang dimaksud

Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas di artikel ini tentang bagaimana perusahaan-perusahaan saling menyerang, tapi yang mau aku angkat adalah di bagian komentar. Ada sana orang yang tidak berminat untuk berkomentar tentang isi artikel, tapi lebih suka berkomentar tentang hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain dan dengan cara yang sangat tidak terpelajar. Lihat saja komentar-komentar dari MattMJB0188

Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Ini lebih seru :D

Bahkan editorial pun sekarang bisa nulis apapun yang mereka mau. Kebebasan bicara di Internet kayanya memang sudah kebebasan deh...
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Tag dari tulisannya sih "opinion", jadi gak salah juga dia nulis gitu. Buat aku, kritikan dia masih agak keras, tapi masih di dalam batasan wajar sih.

Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com