Berita:

Update RPG OJ v0.2 dan v0.2.1 ke v0.2.2!
Lihat keterangan lebih lanjut di Enter Our Journey > Releases and Updates..

Main Menu

Ayat-ayat cinta = pro atau anti-perempuan?

Dimulai oleh Stash, 20 April 2008, 01:33:16

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Tahu kan film AAC yang booming itu? Setelah berminggu-minggu berita tentang AAC selalu positif, akhirnya ada juga yang memberi kritik untuk AAC. Kritik itu bisa dibaca di koran jawapos hari ini, atau yang tidak langganan bisa baca di sini.

Intinya simpel sih, sebenarnya kalau mau ditelaah, cerita AAC ini sarat unsur merendahkan perempuan lho. Berikut saya tuliskan poin-poin penting dari tulisan si kritikus.

Sebelum itu, aku ceritakan dulu garis besar cerita AAC. Alkisah, ada pria bernama fahri yang menyukai maria, seorang perempuan beragama kristen, tapi tidak berani menikahinya karena alasan beda agama. Dia akhirnya malah menikah dengan aisha, seorang wanita muslim yang taat. Di tengah pernikahannya itu, entah kenapa, fahri ingin menikahi maria (aku gak baca novelnya, jadi gak tahu). Nah, dikisah ini diceritakan aisha dengan sedih harus mendukung suaminya berpoligami, dengan alasan kemanusiaan. Dapat dilihat bahwa aisha seakan cuma jadi pelarian fahri karena tdk dapat menikah dengan maria. Dan juga dikabarkan bahwa seolah poligami itu wajar, cukup dengan alasan kemanusiaan. Disini tidak ditunjukkan bagaimana sebenarnya sengsaranya aisha secara psikis karena harus merelakan fahri berpoligami. Aisha seakan digambarkan sebagai tokoh yang taat agama karena rela berkorban dengan mengijinkan gahri berpoligami.

Selain itu, menurut si kritikus, fahri adalah sosok pengecut yang tidak berani mempertahankan cintanya dengan maria. Yang aneh, penulis AAC seakan menggiring kita untuk percaya bahwa fahri adalah seorang pria yang mulia, karena dia akhirnya menikahi seorang muslimah yang taat.

Belum lagi ada cerita tentang nurul, seorang aktivis muda, yang tiba-tiba digambarkan kehilangan "cahaya hidup" cuma karena tidak bisa bersama dengan Fahri. Bahkan orang tua nurul sampai harus datang kepada fahri dan memintanya untuk menikahi nurul. Apakah seorang aktivis yang mandiri, bisa sebegitu mudahnya putus asa dan merendahkan harga dirinya demi cinta seorang laki-laki?

Terakhir, tentang seorang tokoh bernama Noura, wanita korban pemerkosaan. Menurut si kritikus, penulis AAC menggambarkan noura sebagai seorang wanita licik, yang membuat para pembaca/penonton AAC akan menganggap noura sebagai musuh. Yang disayangkan, penulis tidak menggambarkan bagaimana penderitaan mental yang harus dihadapi seorang korban pemerkosaan.

Overall, si kritikus merasa bahwa penulis AAC masih menerapkan stereotip lama bahwa laki-laki adalah si pahlawan, sedang wanita adalah sosok lemah yang menjadi pengisi kisah kepahlawanan si lelaki.

Yang saya suka adalah, kelihatannya di penulis adalah seorang muslim (aku tebak dari namanya), jadi unsur objektifitas kritiknya bisa dipercaya. Saat semua orang terlalu memujua film ini, aku menganggap kritikan seperti ini bisa menjadi tali agar mereka back to earth. Jangan melihat film dari kulit luar saja. Banyak pesan tersirat yang mungkin akan salah diinterpretasikan oleh para penontonnya, yang mungkin bisa membawa hal yang buruk...
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Sebetulnya, dari teman-temanku yang baca novel AAC dan nonton film AAC, rata-rata justru memberikan nilai C- alias tidak terlalu bagus. Kenapa? Karena interpretasi mereka dengan si sutradara terhadap novel AAC tidak sama (dan mustahil menyamaratakan interpretasi tersebut), sehingga banyak yang justru kecewa setelah menonton filmnya. Hanya saja, ini tidak diekspos oleh media, sehingga dari luar terkesan AAC mendapatkan nilai A+.

Karena aku juga nggak baca novelnya dan nggak nonton filmnya (berhubung sepertinya itu bukan karya untuk "umum"), aku nggak bisa berkomentar terlalu banyak. Yang aku tahu, poligami memang diizinkan (khusus di agama Islam, agama lainnya aku nggak tahu), selama si suami meminta izin pada si istri. Tentu aku nggak tahu apakah Fahri sudah minta izin ke Aisha.

Itulah kenapa aku agak kurang sreg dengan karya seni yang dilatarbelakangi agama. Lha wong kitab suci saja bisa ditafsirkan secara berbeda, apalagi ini karya seni, fiksi lagi. Seandainya penulis juga bisa membawa diri ke setiap tokohnya, misalkan dengan melakukan observasi lebih dahulu tentang tokoh-tokohnya, aku rasa dimasuki pesan-pesan agama pun karya seni itu nggak akan menjadi bumerang transparan untuk semua penikmatnya. Yang penting proporsional dan nggak kontroversial :)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Sempat kebersit di pikiranku sih kenapa AAC bisa booming. Pejabat yang nonton kebanyakan pria, jadi wajar kan kalau komentarnya positif semua???
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Kenapa ya akhir-akhir ini aku punya ide yang aneh-aneh :P sudah waktunya melanjutkan RPN OJ?

Andaikan kasusnya dibalik, jadi Fahri itu wanita dan Maria dll. itu pria, apa kira-kira ceritanya akan tetap sama ya? Soalnya setahuku poliandri itu nggak diizinkan :)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Eh, ternyata adikku punya novelnya AAC dalam bentuk pdf. Kapan-kapan aku upload di treasure hunting deh. Setahuku cuma 1 MB.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com