Berita:

Update RPN OJ forum! Petualangan keenam kelompok Trihörrèan di Kerajaan Líghtran berlanjut. Sanggupkah mereka mengakhiri masalah di Líghtran? Baca rangkuman kisah maraton sesi terakhir di sini dan lanjutkan petualangan mereka.

Main Menu

Save Point: save your progress here

Dimulai oleh Èxsharaèn, 28 Oktober 2006, 12:24:47

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 8 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Flavardiozt

Save Pont...

Ga keitung deh brp lama ga nongol nih...
Quest dunia nyata semakin menggila....
Wew...
Try My Best...
Target Lulus: 2013

Nb: Lho? Surabaya smua to....
Ya udah...
Nunggu kk Exshan balik, trus ngumpul nyok...
Tales of & Final Fantasy...
Are my Favorites

follow me @Irwan_is_Irwan

Stash

Udah lamaaaaa gak login :p

Udah back to indo, and back to irian. Org sering nanya sih "Betah gak di irian? Kan beda dgn singapur". Aku sih betah2 aja, krn salah satu alasan balik adlh utk lbh dekat dgn keluarga, dan lingkungan kerja disana gak enak. Dan juga lidah gak cocok dgn makanan sana (exshan pasti tau :D)

So far bantu jaga toko ortu dl sambil liat mau buat apa ntar. Moga2 udah bs aktif lg di forum spt dahulu kala.... :D
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

faart

@Zenia lulus bareng yuk, aku molor nih...

Niatan off DN mau tidur dan berakhir nyasar ke sini xD besok aja deh aku bikin save point DN... nite semua xD

Stash

Semangat!!! Pasti bisa selesai TAnya :)

Tadi malam ada sedikit keramaian di dekat rumah. Katanya sih keributan 2 org yg berubah menjadi keributan 2 suku..... Prediksiku sih paling 2 org mabok yg berkelahi.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Andaikan bisa mengusung makanan Indo dengan rasa yang persis sama ke Singapura, mau aku jadi permanent resident ;D kapan hari makan nasi goreng India sampai mau nangis rasanya, itu satu-satunya makanan yang rasanya mirip :'( itu juga sih yang bikin aku rada malas makan di sini :P

Masalah studi... mulai kumat juga malasnya, duh... soal-soal di sini beda dengan soal di Indo, tidak hanya menanyakan jawaban yang benar, tapi juga tanya kok bisa demikian. Jadi harus benar-benar mengerti tekniknya. Ada satu mata kuliah yang setara dengan mata kuliah semester 7, materinya hanya teori, tapi PR-nya sesekali ada soal programming yang pakai software yang tidak umum, jadi harus belajar sendiri. Waktunya dua pekan sih, tapi berhubung pekan ini pekan e-learning, kumat lagi malasnya :P ada satu projek yang aku tidak ikut buat sama sekali, tapi cuma debug (untungnya kelompokku orang Indo juga, dan dia sama sekali tidak keberatan kerja sendiri). Sampai hari terakhir dikumpulkan nggak selesai :( malamnya ga bisa tidur sama sekali, karena besoknya presentasi dan aku takut ditanyai yang aneh-aneh, apalagi aku cuma bagian debug. Eh pas demo, ternyata kelompokku tidak ditanyai apa-apa B) kemarin nilainya keluar, dan kami dapat 24 dari 30 poin. Kurasa kerjaan kelompokku lumayan beres dibandingkan kelompok lain, walaupun sama-sama tidak selesainya ;D masih ada 3 projek yang menunggu untuk dikerjakan, satu merangkum (serta memberi pendapat) paper (aku ambil topik cloud computing), dua sisanya aku tidak tahu harus mulai dari mana. Sepertinya pelajar di sini sudah terbiasa otomatis tahu dari mana harus mulai, dan mereka terbiasa baca-baca paper dulu, sekalipun itu pelajar S1. Benar-benar beda budayanya...

Oh well, nanti malam mau ambil uang untuk bayar kos, sepertinya sekalian jalan-jalan deh... mudah-mudahan saja ga keluar uang banyak, Dance Central 3 sudah hampir keluar dan itu harganya USD 60 sendiri ;D
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

faart

#1460
Save point 2 hari ini...
Kemarin, ke kampus ngurus penyerahan buku KP ke perpustakaan dan jurusan. Dan dasar masalah administrasi, selalu saja ada yang terjadi...
Malamnya aku sudah sempat ngomel-ngomel (Èxshan juga dengar di DN  ^^;) karena partnerku baru bilang kalau ada file yang kurang dan masih di aku, padahal sudah disepakati kalau dia yang bakal burn dan itu sudah dari minggu lalu >:( akhirnya ga kukirim sih, sayang kuota, filenya cukup besar pula :P kemudian disepakati besoknya saja baru burn di kampus. Untungnya bisa  >.>
Masalah administrasi yang kubilang tadi... nah, ceritanya sudah selesai burn, mau ngumpulin ke PAJ, ternyata kita disuruh ngasih 1 buku ke perpustakaan dulu dan minta tanda terima.
Sudah jalan jauh-jauh (lumayan lho dari gedung informatika ke perpustakaan UBAYA  :'(), sampai perpustakaan... ditanya mana form dari PAJ.  :o Perasaan sini tadi ga dikasih apa2... ya sudah, akhirnya balik lagi ke PAJ. Sampai, kita bilang kalau diminta perpustakaan... eh petugasnya malah bilang 'lho itu kan harusnya sana yang ngasih?' :o Whaaaat? Kok muter-muter gini...
Akhirnya disepakati kita ke sana lagi (capeknya bawa laptop bolak balik, ga ada yang bisa dititipi T_T)  dan kalau ga dikasih, suruh petugas perpustakaan yang telpon ke PAJ. Ternyata benar, habis ditelpon, ketahuan deh salahnya apa... ternyata, anak teknik jurusan lain (non informatika) ada yang pernah minta form itu dari perpustakaan dan dikembalikan oleh PAJ mereka. Lha pak, sini sudah jelas-jelas minta dari bapak... malah sudah bilang kalau PAJ yang nyuruh  >:( lucunya waktu kita kembali ke PAJ, petugas PAJ yang terima telpon (yang satunya tadi lagi pergi ternyata) bilang "Oh itu kamu ya yang tadi? Sudah takmarahi perpuse..."  ;D  :clap:
Setelah itu beres, lanjut ngumpulin CD ke lantai 4. Capeknya  :sigh: sampai hari ini masih njarem semua badanku...
Sore-sore waktu nunggu dijemput, tiba-tiba ditanyai teman sejurusan. "Kamu ga ke Adijasa?"
Lho? Apa lagi ini... Ternyata papa dari teman baikku baru meninggal  :'( akhirnya hari ini pagi-pagi aku berangkat ke sana, sempat kebablas dikit karena ketidakakuratan GMaps dan Adijasa belum tertandai  di situ.
Pas mau ngantar iring-iringan ke Eka Praya, eh ketinggalan... dan kali ini beneran nyasar sampai hampir ga bisa keluar, masuk gang-gang kecil & pasar sampai pas keluar rasanya  :S ini lewat mana ya? Angkot mangkal di kiri kanan jalan dan ga ada jalan lain, akhirnya nyenggolin spion dikit deh  ^^; setelahnya diputuskan untuk balik saja, toh paling sudah mulai. Aku cuma diYM pacarnya temanku yang kemudian kutitipi permintaan maaf  ^^; yah paling tidak daripada ga datang...
Siang tidur, sore bangun tidur tiba-tiba dengar suara parabola (bahasa Cina).  :o Ternyata papaku pulang~
Yah, hari ini setidaknya PC ga nyala 12 jam lagi  :P

@stash : iya kk  ^^; makasih~~  ;)
@Èxsharaèn : Papaku malah kapan hari tanya, mau ngga pindah ke Singapura... :o

Èxsharaèn

Dan akhirnya kemarin malah kebeli Xbox controller for PC yang harganya S$ 79 ^^;

Kalau disuruh milih antara tinggal di Surabaya atau Singapura, aku bakal bilang "Bawakan dulu kelebihan kota Surabaya ke Singapura baru aku mau pindah." Singapura memang enak sih:
- Transportasinya dikelola dengan baik. Bis di sini semua ber-AC dan teratur, hanya berhenti di halte. Bayarnya pun berdasarkan total jarak tempuh (sekalipun transit; aku kalau ke kampus transfer sekali, bus kedua biayanya S$ 0! Di Surabaya mana mau bemo dibegitukan :D). Untuk jarak jauh, MRT juga cepat (walaupun harus berdiri kalau pas jam sibuk). Taksi hampir ga pernah manggil (kecuali pas ngantar ortu pulang ke bandara dulu karena barang bawaan banyak). Ya sisi nggak enaknya, aku jadi kangen keliling kota dibonceng atau naik mobil pribadi :P
- Pedestrian is the king of the road, asal aturannya dipenuhi. Selama nyeberang jalan di zebra cross, kendaraan apapun yang mendekat pasti berhenti dulu untuk memberi kesempatan kita menyeberang jalan. Ini bahkan berlaku sekalipun kita menyeberang di lampu lalu lintas, dan kebetulan sekali jalur kendaraan dan jalur pedestrian dua-duanya hijau. Di Surabaya? Pasti malah diklaksoni... jalur pedestrian di sini juga ada di mana-mana, jadi mau jalan ke mana saja pasti bisa.
- Environment overall lebih hijau dari Surabaya. Banyak burung di sini, jadi suasananya asri sekali. Ga bakal kerasa kalau sebenarnya tinggal di kota.
- Cuaca kurasa lebih dingin dari Surabaya. Sudah sejak bulan Agustus di sini hujan, dan beberapa hari belakangan ini selalu mendung.
- Air keran bisa langsung diminum. Sering sekali aku habis makan sesuatu lalu cuci tangan disambung minum dari keran, kadang bisa terasa lebih segar dibanding air kemasan atau air di mug.

Nah, nggak enaknya:
- Makanan! Nomor satu ini ;D
- Eksklusivitas. Entah ini cuma perasaanku aja atau gimana, tapi di sini rasialisme sepertinya kuat sekali. Bahasa sehari-hari saja terpecah empat: Inggris, Mandarin, India (Tamil sepertinya), dan Melayu. Jarang sekali aku lihat ada orang India berbicara dengan orang Cina (aku sendiri sampai sekarang belum pernah dapat teman India). Dan yang agak menyulitkan, sepertinya nggak ada usaha untuk menggunakan satu bahasa umum (aku lihat wiki malah kaget, bahasa nasional justru bahasa Melayu). Kalau di Surabaya, oke lah kita biasa berbahasa Jawa, tapi para pendatang kan masih berusaha belajar bahasa Jawa, atau kalau nggak kita penduduk asli ya masih toleran dengan berbahasa Indonesia. Di sini? Tiap kali aku pesan makanan, selalu ditanya dalam bahasa Cina dulu >.>
- Biaya hidup. Kalau ga ada sumber pemasukan tetap, berbahaya sekali tinggal di sini :D orang-orang sering bilang jangan dibandingkan dengan Surabaya, tapi ya mau gimana lagi, harga-harga di sini tiga kali lipat semua :P sungguhan aku merasa tinggal di sini borosnya bukan main karena entertainment (terutama gaming) mendukung sekali, apalagi kosku dekat dua mal. Akhir pekan sampai harus memaksa diri untuk stay di kos, kalau ga mengalirlah itu duit ke tempat lain T_T
- Waktu! Sampai sekarang aku ga tahu alasannya kenapa Singapura memilih waktu UTC+8, padahal waktu itu lebih cepat sekitar dua jam daripada matahari... sampai sekarang aku selalu berpatokan ke jam matahari. Sebagai akibatnya, jam biologisku mundur dua jam semua dari waktu Singapura: sehari-hari bangun pukul 1200 (paling pagi sekitar 1030), makan siang sekitar pukul 15-16 (17 kalau kuliah), makan malam bisa tahan sampai pukul 2130 (biasanya pulang kuliah), dan tidur malam... Clâiré pasti sudah hafal :P dari biasanya pukul 2 pagi di Surabaya, di Singapura molor sampai pukul empat pagi (paling parah pukul lima pagi, dan saat itu MRT sudah mulai terdengar lagi ;D). Banyak yang bingung dengan pola hidupku (termasuk stash), tapi aku bilang saja, waktuku waktu matahari :P
- Workaholic! Wih luar biasa orang-orang sini, semangat kerjanya tinggi. Terlalu tinggi malah... aku sering sekali ditagih progres projek sampai mana, dan biasanya rada kelabakan jawabnya ^^; kalau ketemu untuk kerja kelompok, yang dibahas hanya projek. Aku agak kesulitan nemu kelompok yang sehobi di sini (kecuali lewat Internet), jadi bisa dibilang sehari-hari aku selalu masuk dunia Internet. Hampir ga pernah ngobrol langsung dengan siapapun sehari-hari, dan belakangan ternyata ini bikin senewen juga (dulu kukira it's no problem)  :S

Surabaya nggak enaknya apa? Sebut deh. Macet, panas, sumpek. Cuman rasanya kok lebih menyenangkan ya? Apa mungkin ga bisa dibandingkan ya tinggal di Surabaya selama 26 tahun sambil melihat perkembangannya, dengan tinggal di Singapura yang sudah "jadi" selama baru dua bulan... negeri ini enak ditinggali kalau hanya sebentar (kunjunganku selama empat hari bulan Januari dulu, walaupun awalnya homesick, tapi belakangan betah sekali), tapi untuk jangka panjang...
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Alasan kenapa aku gak pingin tinggal di singapur (kalo bisa milih)
1. Spt exshan bilang, disana itu workaholic. Kerja dr jam 8 pagi sampe 9 malam rasanya biasa. Malah kalo kamu pulang on time, kamu yg jd kerasa aneh. Tahu gak anggapan disana "Kalo kerjaanmu gak bs selesai tepat waktu, berarti kamu kerjanya gak maksimal. Jadi wajar kalo kamu lembur gak dibayar". Itulah kenapa at least di bidangku, namanya lembur itu free. Company gak akan bayar uang lembur. Kerja emang penting, tp kehidupan pribadi jg penting buat aku. Dulu aku malah sering sabtu kerja hampir full office hour. Tp trus kerasa "what for?".  Ketika pikiran jenuh, resiko salah kerja itu tambah besar. Dan waktu yg dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan juga gak pendek. Jd lbh mending weekend libur total.

2. Living cost alamak tingginya. Untuk beli 1 unit HDB dgn 3 kamar tidur (apartemen yg dikelola pemerintah), harga plg murah itu 400 rb s$, sekitar 3M rupiah, dengan masa hidup unit HDB itu cuma 99 thn. Habis 99 thn, bangunan bakal dirubuhkan. Jd waktu beli, harus tanya sdh brp tahun usia bangunan itu. Dan dengar2, waktu dirubuhin, kita disuruh pindah ke tempat lain, tp tempat baru itu gak dikasih ke kita. Kita disuruh beli lagi!!!! Cm dikasih diskon gitu...... Dan tanyakan exshan aja sbrp kecilnya. Di indo dgn duit segitu, bs dpt rumah besaarrrr dgn masa pemakaian seumur hidup.

3. Sistem pendidikan yg kompetitif sejak kecil. Utk masuk SMP yg bagus, lbh besar peluang kalo berasal dr SD yg bagus. Begitu seterusnya. Kecuali kamu ranking 1 pararel di SD jelek, br mungkin bisa masuk SMP bagus. Disana gak ada sistem tes masuk. Jd nilai rapor adalah segalanya.
Aturan yg lucu juga, kamu hrs tinggal di radius 4km dr sekolahmu. Jd kalo aku mau sekolah di sinlui, aku bakal hrs pindah rumah..... Jd jgn kaget kalo dengar cerita orang singapur yg pindah rumah cuma gara2 spy anaknya bs sekolah di sekolah yg bagus. Bukan cuma itu, agar peluang masuk sekolah favorit semakin besar, ortu siswa tersebut hrs mau melakukan voluntary works di sekolah selama jumlah jam tertentu. Jadinya para ortu berlomba2 nulis jam voluntary works setinggi2nya.

Kalo boleh jujur, bagi orang workaholic atau yang pingin dapat gaji besar, singapur adalah tempatnya. Kerjaan yg bervariasi, gaji tinggi, suasana politik yg tenang, transport umum bagus, kriminal rendah (tetap ada, jd tetap hrs waspada). Tp trust me, kerja disana average bakal menghabiskan 12 jam di luar rumah. Untuk yg jomblo, mungkin ok. Tp kalo sdh berkeluarga, jelas itu gak bagus...
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

faart

Wew, menyeramkan :o poin keduanya kk stash itu...  :S
Poin pertama juga sih  :'(

Jadi penasaran, rasa makanan Singapura se-tidak enak apa sih kalau kena lidah orang asli Surabaya  ;D

Save point hari ini... belum ada apa-apa, cuma tadi sore gereja dan sebelumnya sempat borong cemilan di Carrefour buat persediaan makan malem2 sambil nesting DN  ^^;
Lucunya, tadi di kafetaria SMTB sempat lihat orang yang mukanya mirip banget sama temenku yang orang Filipina :o
Dan misa hari ini bertahan selama 1 jam 20 menit, padahal biasanya cuma sekitar 55-60 menit. Mana ikut misa malam pula... pulang kelaparan deh~ untungnya di rumah lagi ada sisa bebek goreng :love:

Stash

Makanannya agak hambar buat lidah orang indo. Org singapur gak terlalu suka pake bumbu2an. Dan gak bs pedes juga. Jd jgn harap nemu sambel yg pedes, kecuali di resto indo.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

faart

Kutip dari: stash pada 15 Oktober 2012, 05:49:52
Makanannya agak hambar buat lidah orang indo. Org singapur gak terlalu suka pake bumbu2an. Dan gak bs pedes juga. Jd jgn harap nemu sambel yg pedes, kecuali di resto indo.

Gawat, lha aku seringnya cari yang pedes-pedes... ^^;

Stash

Buat sambal dewe wes :D

Kalo mau makanan yg berbumbu, bs cb makanan malay atau india. Mereka hampir sama dgn kita, suka pake bumbu2an. Tp kalo india, sama gak suka pedes. Jd jgn berharap ada cabe.

Kemarin lagi2 ada perkelahian yg disebabkan krn mabuk. Jd ada acara pengantaran mas kawin di dekat rumahku. Spt biasa, mereka bawa minuman beralkohol utk diminum. Awalnya ya gak ada apa2. Trus pas bubaran, ada 2 org mabuk yg berkelahi. Gak tau penyebabnya apa, tp cukup rame, soalnya salah satu ternyata bawa parang. Untung gak ada apa2, tp sempat rame soalnya dua2nya mabuk sih, jd susah dilerai.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Flavardiozt

Kutip dari: stash pada 15 Oktober 2012, 05:49:52
Makanannya agak hambar buat lidah orang indo. Org singapur gak terlalu suka pake bumbu2an. Dan gak bs pedes juga. Jd jgn harap nemu sambel yg pedes, kecuali di resto indo.

wih...
kyk makanan bayi aja...

Kutip dari: stash pada 16 Oktober 2012, 06:15:46
Kemarin lagi2 ada perkelahian yg disebabkan krn mabuk. Jd ada acara pengantaran mas kawin di dekat rumahku. Spt biasa, mereka bawa minuman beralkohol utk diminum. Awalnya ya gak ada apa2. Trus pas bubaran, ada 2 org mabuk yg berkelahi. Gak tau penyebabnya apa, tp cukup rame, soalnya salah satu ternyata bawa parang. Untung gak ada apa2, tp sempat rame soalnya dua2nya mabuk sih, jd susah dilerai.

ga bs ngebayanginnya...  :o

save point...
quest dunia oh quest dunia...
dimanakah aku harus mulai...
jadi sedikit m***s...
butuh semangat dan support nih...
Tales of & Final Fantasy...
Are my Favorites

follow me @Irwan_is_Irwan

Flavardiozt

Save point tambahan....

baru terbesit dipikiranku seandainya kru dan anggota (aktif tentunya) do forum ini membuat grup di dunia nyata spt (sori nyebut merk) "Vandaria Saga"...
moga2 kesampaian nih...
amin........ ^^;
Tales of & Final Fantasy...
Are my Favorites

follow me @Irwan_is_Irwan

faart

Vandaria Saga itu grup apa ya? o.o *buta masalah ginian xD