Save Point: save your progress here

[Èxsharaèn]

Mau? Nanti kubuatkan satu board khusus di bawah Books of Goodness (RPN kan?), supaya kamu bisa moderasi sendiri. Lebih lengkap baca di sini.

Lagi nunggu print job, sudah sejam lebih tapi ga selesai-selesai, nyantol ini kayanya... sampai printer udah kurestart, cuma kecetak satu kayanya besok aja deh diambil, kalau masih ada...

EDIT:
Begitu nyimpan tulisan ini, semua printer langsung bunyi ada satu yang kedobel nyetak, biar dah...

[Flavardiozt]

Of course RPN....

Save point...
nulis?
lanjut....
mumpung fresh from the oven nih....

[Stash]

Capeknya habis seharian kerjain fotokopian........

[Èxsharaèn]

Ini mungkin kesalahan terbesar yang pernah kubuat selama ini. stash mungkin sudah tahu ceritanya, tapi rasanya lebih baik kutulis lagi di sini, supaya di masa depan nanti aku bisa ingat tentang pelajaran ini.

Salah satu projek mata kuliahku, sebut saja mata kuliah X, bisa dibilang berantakan. Sekitar lima pekan yang lalu kami disuruh mencari kelompok, dan aku sudah minta ke profesor untuk membukakan forum, supaya aku bisa cari kelompok di sana. Dibukakan, maka aku post pertama. Ada satu orang yang tertarik berkelompok, dan setelah beberapa email, akhirnya sepakat untuk berkelompok. Dia maunya mengerjakan projek tahun lalu, dan katanya dia sudah memberi tahu profesor dan diperbolehkan, jadi aku percaya saja.

Waktu berlalu, kok nggak ada kabar... aku sempat email dia, kapan mau mulai kerja projek. Tidak ada balasan. Tapi, yang bikin aku kaget, saat daftar nama kelompok dirilis beserta topiknya, namaku tidak tercantum di mana-mana! Kuemail lagi orang itu, tapi tidak ada balasan. Akhirnya, sebagai salah satu orang yang tersisa, aku dibentukkan kelompok oleh profesor. Awalnya semuanya kelihatan berjalan lancar: dua orang di kelompokku sudah mulai bekerja sebelum aku datang, dan akhirnya datang orang keempat dari profesor. Dari rentetan email orang terakhir ini, ternyata masalahnya sama denganku, dan dengan orang yang sama. Ya sudah, kupikir ada juga ya orang yang seperti itu...

Waktu berlalu, aku sibuk dengan projek lain sambil bertanya-tanya kok nggak ada kabar lagi tentang projek ini dari anggota kelompokku. Ini kesalahan terbesar yang aku buat. Akhirnya tiba-tiba sisa sepekan sebelum demo projek, dan akhirnya aku terima email dari anggota kelompokku, kapan mau ketemuan. Satu orang menjawab, dan dia juga mengatakan bahwa projeknya sudah selesai, dia sedang mencoba memecahkan tantangan terberat yang diberi profesor (projek itu memang dibagi menjadi empat level: pemula, normal, sulit, hingga tantangan). Lha? Mungkin aku terbiasa dengan sistem kerja yang mendistribusikan deskripsi kerja yang jelas, jadinya nggak terbiasa dengan keadaan "tanpa kabar" seperti ini. Mungkin saja mereka mengharapkan semua orang proaktif mengerjakan sesuatu tanpa diminta. Tapi, tanpa ada satu orang yang dominan untuk memimpin kelompok, dari mana aku harus bekerja? Gimana kalau ternyata itu sudah dikerjakan orang lain?

Sejauh email itu, hanya tiga orang yang merespon, aku tidak tahu satu orang lagi ke mana, dan sialnya aku tidak bisa ketemuan karena tidak enak badan (cuaca di sini benar-benar lebih kacau dibanding Surabaya). Jadinya, sepekan ini aku ketakutan sendiri. Pada detail projek ada pernyataan bahwa nanti setiap anggota kelompok akan menjelaskan apa pekerjaannya. Apa yang harus kujelaskan kalau tidak ada yang kukerjakan? Di satu pihak, aku pingin dapat nilai supaya mata kuliah ini bisa lulus (apalagi persentase projek cukup besar). Tapi, di lain pihak, aku nggak nyaman sekali harus mengakui pekerjaan orang lain. Sudah ada satu tugasku yang seperti itu, walaupun akhirnya teman kelompokku ga ambil pusing, malah dia paham dengan keadaanku yang ambil lima mata kuliah sekaligus (dan memang sih waktu itu aku bekerja mencari kesalahan program, tapi penilaiannya dari jumlah baris kode program yang ditulis, dan waktu itu dia bilang bagi rata saja [tentu kubuat jumlah barisnya lebih banyak dariku]). Aku nggak mau mendapat nilai seperti itu. Itu namanya plagiarisme, dan hukumannya serius.

Akhirnya, kuputuskan untuk memberi tahu anggota kelompokku tentang hal ini. Presentasi nanti tetap datang, tapi sebelumnya aku akan beri tahu profesor kalau aku memang tidak kerja apa-apa. Mungkin tidak sedetail tulisan ini, tapi paling tidak mending jujur daripada harus berpura-pura bikin sesuatu padahal nggak. Aku sudah siap kalau nilaiku dinolkan karena itu, jadi ujiannya harus dapat bagus (nilaiku sekarang masih di bawah rata-rata kelas, rada mengkhawatirkan jadinya, dan ini yang bikin aku nggak konsen ngapa-ngapain sepekan ini). Konsekuensinya mungkin panjang, bisa-bisa CAP-ku (IP kalau di Indo) kurang dari 3.0. Satu mata kuliah aku yakin bisa, satu lagi agak bisa (lagi ngejar di projeknya juga, merangkum paper), satu harus dikejar (di kelas mengerti tapi kena PR dan tes hasilnya ga memuaskan), satu lagi terpaksa harus dikejar (ini mata kuliah yang aku tidak ngerti apa-apa, hanya bisa berharap di projek. Kasusnya mirip sebenarnya, tapi untungnya masih ada yang bisa kukerjakan dalam dua pekan ini), dan kalau sampai ada yang tidak lulus, terpaksa harus kuliah 3 semester. Tapi ya sudah lah, kalau memang ini konsekuensinya, rasanya itu sebuah harga yang cukup dibayar untuk pengalaman ini. Sekarang aku tahu kesalahanku, dan semoga di semester berikutnya tidak terulang.

Pelajaran yang bisa kuambil: jadilah proaktif. Kalau tidak ada kabar, inisiatif untuk tanya lebih dulu. Jangan cuma nunggu, waktu terus berjalan selama itu.

Mudah-mudahan save point ini juga bisa berguna untuk siapa saja.

[Flavardiozt]

Save point...

Bab 1 Horatio Acht sudah di post...
tinggal menunggu komentar2nya

bab 2 br 4 page...
sekarang istirahat dulu....

[faart]

@kk Exshan : Sama kaya kejadian KPku dulu itu sih, tapi dasar anak sini, bukannya udah selesai tapi kl ga ditanya, ga ada yang kerja

@Flavardia : Waaa baca ah

[Stash]

Pas aku masih kerja di sgp, aku kan kerjain proyek MRT. Nah, aku harus berhubungan dengan banyak pihak. Salah satu hal yang paling tidak mengenakkan adalah ketika kamu butuh konfirmasi dari satu orang, tapi kamu sudah kirim email berkali-kali, tetap tidak ada balasan. Kalau aku dulu sih berpikiran "ya udah, pokoknya aku sudah email, dia yang gak balas. Kalau sampai ada masalah di kemudian hari, aku aman."

Pemikiran ini rasanya normal deh, semua orang pasti berpikiran begitu. Tapi project managerku waktu itu protes, dan suka ngasih pesan ini ke timku yang intinya begini "Kamu memang gak bisa disalahkan. Tapi proyeknya akan mengalami masalah, dan akhirnya kamu juga yang akan kena imbasnya. Kalau dia gak balas, ya telepon. Tidak susah untuk menelepon".

Oh ya, untuk info saja, sistem telepon di singapur rada unik. Kalau kamu langganan internet, kamu akan otomatis dikasih 1 nomor telepon rumah. Dan yang hebat, telepon rumah itu gratis untuk telepon lokal, termasuk telepon nomor hp singapur. Makanya gak ada alasan untuk gak telepon

Jadi pesan moralnya, hanya dengan berdiri di tempat, kamu gak akan pernah sampai tujuan, gak peduli tujuanmu itu dekat atau jauh.

(Pada umumnya) kamu akan lebih menyesal tidak melakukan sesuatu, dibanding penyesalanmu telah melakukan sesuatu

[Èxsharaèn]

Pertama kali baca skimming, kalimat terakhirnya... eh

Dua kali baca, kali ini lebih pelan... eh

Tiga kali baca, sampai kumaknai per kata... eh

Kesimpulannya... baca ulang dong konyolnya, M1-ku di sini sering hilang sendiri sinyalnya di SGS kalau dibiarkan beberapa hari, jadi kudu restart. Padahal itu yang utama kubuat SMS atau telepon... tapi ya sudah lah, ga ada gunanya diungkit-ungkit, besok berakhir

Save point lain... tadi malam tiba-tiba dicurhati salah satu mahasiswaku yang "rada bandel". Rada bandel di sini maksudnya dia punya sifat pemberontak, selalu protes kalau melihat apa yang menurutnya kurang benar. Aku dulu sempat bermasalah dengannya gara-gara miskomunikasi dengan tim dosen lain, tapi untungnya selesai dan entah kenapa tingkat respeknya naik (sebelum kasus itu jarang sekali dia kirim pesan pribadi di Facebook, tapi sejak itu kalau ada pertanyaan tentang game selalu ke aku). Nah, kali ini masalahnya lain, dan sialnya tentang mata kuliah "warisanku" yang dulu harus kuakui agak kacau: Game Development II. Satu-satunya mata kuliah yang aku ngajar Clâiré

Yang meneruskan mata kuliah itu, setelah keluh kesah panjang dari anak itu, ternyata lebih parah. Menurut ceritanya, belum bisa kukonfirmasi, tiap pertemuan yang berdurasi 3 jam, setengah jam pertama dipakai putarkan video tentang game-game yang sudah jadi dan menggunakan UDK (Unreal Development Kit, alat yang kugunakan untuk mata kuliah ini), Satu jam berikutnya menyinggung materi 3D, yang harusnya sudah disampaikan di dua mata kuliah sebelumnya. Setengah jam berikutnya baru menyentuh UDK, itu pun sedikit sekali. Lha yang lebih lucu lagi, materiku di pekan pertama sekarang diajarkan 7 pekan! Astagaaaa anak ini memang demen pemrograman (setahuku dia anak Multimedia pertama yang ambil Game Programming, kelas yang seharusnya untuk anak Informatika), jadi waktu kutanya sudah dapat materi Kismet belum (Kismet ini pemrograman visual di UDK), jawabnya belum. Wih... dulu aku pekan ketiga dan keempat... katanya, anak-anak yang ambil kelas itu mau demo gara-gara materinya seperti itu. Kusuruh bilang ke koordinator program studi dulu sih, mudah-mudahan bisa ada jalan keluarnya. Seingatku dulu aku sudah ninggal materi, entah ya kalau ga dipakai... dan dulu aku tahunya yang mengajar mata kuliah itu sekarang lebih master UDK dari aku. Sepertinya Desember besok kudu kucek ulang, jangan-jangan aku lupa ngasih materiku dulu harapanku sih dia perbaiki karena menurutku materiku acak-acakan dan kurang sukses...

Oh well, hari ini lanjut rangkum paper dulu

[Stash]

Masa sih gak jelas postku..... Btw, postku gak aku tulis untuk merespon postmu sebelumnya. Jadi jangan coba dihubungkan, gak akan nyambung

[Flavardiozt]

Save point + curcol

Kebiasaan jelekku kumat lagi setelah sekian lama...
menelantarkan sesuatu...
entah mengapa tiba2 aq jd ga sreg sama Horatio Acht...

bkn krn kritikan sih...
tp lebih cenderung tiba-tiba ceritanya (yg dipikiranku) melenceng dr apa yg seharusnya....

nb: MMORPN nya dah lm nganggur...
dihidupin yuk....

[Èxsharaèn]

Wajar kok sebenarnya kalau yang ditulis melenceng dari yang pernah dipikirkan. Ditulis saja dulu, kalau setelah dibaca ulang ternyata melenceng, sisihkan bagian yang melenceng itu (disimpan di tempat lain). Siapa tahu suatu saat nanti ternyata ide yang melenceng itu ternyata malah yang terbaik setelah penulisan ulang. Ini kusadur dari suatu artikel yang pernah kubaca kapan hari, cuma sayang lupa nyimpan sumbernya yang kamu alami sekarang itu bukan yang terparah, lebih mengerikan lagi terkena Writer's Block, saat pikiran benar-benar buntu sehingga ceritanya ga bisa lanjut. Chapter 39 terlantar hampir dua tahun lebih gara-gara ini

Save point hari ini... rencanaku seharian berantakan gara-gara tiba-tiba meriang lagi sore tadi... ini baru bangun tidur, sepertinya bakal lembur baca paper deh

[Flavardiozt]

Mslhnya melencengnya itu gr2 writer's block kak...

Save point + curcol...
buat cerita baru ga ya?
dragon nestnya knp nih? kok g bs main2

[Stash]

Semangat Kalo aku sih, aku gak membayangkan novelku bakal ending seperti gimana pas nulis. Apa yang muncul saat itu, itu yang aku tulis. Makanya aku lebih suka nulis di contro-verse dibanding nulis novelku, suka bingung untuk melanjutkan cerita :p

Selamat hari minggu semuanya Yang beragama kristen, jangan lupa ke gereja lho

[faart]

@kk Exshan: Oh itu toh sebabnya tanya aku masalah GD yang nerusin siapa ya?

@Flavardia: Aku juga suka melenceng2 kok kalau bikin, apalagi kalau dari awal ga kepikir ceritanya mau ke mana. Terlantar deh itu novel...
Dragon Nest? Ada apa dengan Dragon Nest?

[Èxsharaèn]

dragon nestnya knp nih? kok g bs main2

Pertanyaannya rada rancu... ini nanya ke sapa yah

Save point... akhirnya tadi presentasi, dan sesuai dugaanku, tiap orang ditanya kerja bagian mana. Ya sudah, ngaku... sempat ditanya sih mau dikasih berapa, ya kujawab nol aja ga masalah, toh memang itu keputusanku dari awal. Sempat dinasihati macam-macam sih, intinya kalau ada masalah tanyakan saja. Masalahnya sih, aku ga tau mau tanya apa, dan kayanya projek-projek yang lain memakan perhatian lebih banyak aku ga bilang sih kalau banyak projek yang lain, tapi akhirnya aku kirim email terpisah. Aku ga bilang kalau masalah utamanya ga ada koordinasi, aku ga enak dengan dua orang yang lain, lha wong aku sendiri nyatanya ya kelupaan email...

Oh well, yang sudah terjadi ya terjadilah... sebetulnya mau kerja paper, tapi rasanya mending aku refreshing dulu.