Berita:

Sudah daftar tapi belum bisa masuk log? Aktifkan dulu akunmu. Lihat keterangan lebih lanjut di New Party.

Main Menu

Pengemudi di bawah umur, kesalahan penuh orang tua?

Dimulai oleh Stash, 15 September 2013, 08:31:50

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Pasti kalian sudah tahu kan kasus yang menimpa dul, anak dari Ahmad Dhani dan Maia Estianti? Kasus yang sebenarnya sudah bukan rahasia umum lagi, yaitu anak di bawah umur mengendarai kendaraan di jalan raya. Namun dalam kasus Dul, dia akhirnya menabrak beberapa kendaraan, dan kabar terbaru menyebutkan total ada tujuh orang meninggal. Terlepas dari kasus kecelakaan itu, aku lebih ingin membahas fenomena anak-anak yang mengendarai kendaraan.

Banyak pihak yang ingin agar Ahmad Dhani dan Maia Estianti ikut menerima hukuman pidana juga karena membelikan dan mengijinkan anaknya yang di bawah umur untuk menyetir. Masalahnya, apakah benar begitu?

Aku rasa sudah bukan rahasia umum bahwa orang tua mengijinkan anaknya untuk mengendarai motor/mobil. Mau di kota besar atau pun kota kecil, aku rasa tidak semua orang bisa menyewa sopir,. Dan tidak semua orang mau mengijinkan anaknya menaiki angkutan umum, selama mereka masih mampu membelikan sebuah kendaraan pribadi.

Banyak orang berkilah "aku dulu juga dari kecil naik kendaraan umum kok ke sekolah atau kalo mau jalan-jalan". Ayo jujur aja deh, situasi sekarang sudah beda dengan dulu. Bahkan di kotaku Manokwari, dulu jam 5 pagi aku (yang masih SD) berani keluar bersama adikku dan pembantuku (perempuan) untuk berkeliling kota naik sepeda. Atau jam 8 malam keluar berjalan sendirian menuju ke suatu tempat tanpa perlu kuatir apa pun. Sekarang? Orang dewasa non pribumi gak ada yang berani jalan sendirian di atas jam 7 malam-6 pagi. Terlalu banyak pemabuk dan preman yang berkeliaran sekarang, terutama di beberapa tempat tertentu.

Sebagai pembanding, bukan pemandangan aneh melihat anak SD/SMP di Singapur naik bis atau MRT sendirian, bahkan kadang di jam 9/10 malam. Aku sendiri berani berjalan sendirian jam 1 malam di jalan yang sepi. Aku rasa exshan pun bisa merasakan hal yang sama.

Jadi apakah orang tua bisa disalahkan dalam hal ini? Ya, mereka melanggar peraturan. Tapi apakah mereka mempunyai pilihan lain? Gak semua orang bisa mampu memiliki keluarga dimana sang suami saja yang bekerja, sehingga sang istri bisa mengantar/jemput anak-anaknya.

Tahu gak kenapa tingkat kelahiran di Singapur rendah? Salah satu alasan utama adalah kedua orang tua sibuk bekerja, sehingga tidak ada waktu untuk mengasuh anak secara baik. "Daripada membesarkan anak dengan cara yang salah, mending tidak mempunyai anak".
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Kembali, kalau cuma mau melihat siapa yang salah, aku katakan nggak cuma orang tua. Semua orang salah dalam hal ini. Anaknya sendiri sudah jelas salah. Orang tua? Secara tersirat menurutmu setengah salah. Pemerintah? Polisi? Siapapun yang melihat, lho itu kok ada anak kecil nyetir?

Aku nggak baca beritanya secara lengkap jadi aku nggak akan komentar banyak (lagi pula perkembangannya malah ke arah yang tidak diduga), namun aku nggak melihat ada relevansi antara keamanan dengan izin mengendarai mobil sendiri. Dunia mungkin berubah (menjadi tidak aman), tapi itu bukan jadi alasan utama untuk mengeluarkan izin mengendarai mobil sendiri. Pasti ada masalah yang lebih mendasar dari itu.

Dan ini malah menunjukkan sudah seberapa tergantungnya kita pada kendaraan pribadi :)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Dan kenapa kita tergantung pada kendaraan pribadi? Salah satunya karena sistem kendaraan umum kita yang tidak layak dan tidak aman
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Nah kalau begitu, kenapa bukan itu yang dibenahi? Kalau dibilang tidak layak, TransJakarta itu layak kok menurutku, aku sudah beberapa kali naik TransJakarta. Memang mungkin kalah bagus dibandingkan bis SBS/SMRT punya Singapura, tapi untuk standar Indonesia, sudah baik. Tidak aman? Relatif memang. Sebagai pembanding, bemo di Ternate dengan harga yang sama dengan bemo di Surabaya malah ber-AC dan ada hiburan musik. Bemo di Surabaya menjadi tidak layak karena terlalu diperas oleh pengusaha, jadinya si pemilik bemo sendiri kesulitan untuk merawat kendaraannya. Dan berapa kali kita melihat ada sampah makanan (bekas pentol? Plastik minuman?) di lantai bemo? Jangan-jangan malah kita sendiri yang membuat kendaraan umum itu jadi tidak nyaman. Kalau dibilang nggak aman, ya memang akhir-akhir ini aku ga pernah naik bemo, tapi selama beberapa tahun naik, ga pernah ada kejadian aneh tuh, pokoknya bisa jaga diri aja (nggak mainan HP atau memakai barang-barang yang mencolok). Perjalanan kaki dari bemo menuju rumah yang mungkin harus dipertanyakan, dan mungkin letak ketidakamanan dan ketidaknyamanannya di situ.

Ya akuilah, naik mobil pribadi memang jauh lebih bebas, mau ke mana-mana terserah, dan ga terganggu dengan cekikikan orang-orang tak dikenal di sekitar :D
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Kalo kendaraan umum disini bisa senyaman dan seaman singapur, aku pribadi bakal lebih milih naik kendaraan umum.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Stash

Menurut seorang pakar hukum, anak Ahmad Dhani tidak akan bisa dipidanakan atas kecelakaan itu karena sistem UU Perlindungan Anak kita yang sedang berlaku. Satu-satunya cara bagi keluarga untuk mendapatkan keadilan adalah melalui konsep keadilan restoratif, yang intinya selama Ahmad Dhani siap menyanggupi permintaan keluarga korban, itu sudah dianggap cukup oleh negara.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Berarti dianggap melanggar hukum nggak tuh? Kalau nggak, polis asuransinya bisa diklaim dong :D
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Melanggar hukum kok. Cuma menurut pasal-pasal di UU Perlindungan Anak, anak gak bisa dihukum pidana murni. Jadi walau pun dia bersalah, sebisa mungkin menyelesaikan masalahnya di luar pengadilan dengan memakai prinsip Keadilan Restoratif. Kalau misalnya tidak terjadi kesepakatan (misal keluarga terdakwa tidak bisa memberikan ganti rugi) maka bisa dibawa ke pengadilan, dengan beberapa syarat tambahan, seperti polisi yang menyidik haruslah polwan, hakim dan jaksa harus memakai pakaian biasa (bukan toga hitam yang biasanya dipakai), nama tersangka tidak boleh bocor sama sekali ke publik, dkk. Ada pasal yang mengatakan kalau orang tua si anak harus ikut bertanggung jawab, namun sayang kalimatnya cuma sampai disitu saja. Apa tanggung jawab yang dimaksud, tidak dijelaskan sama sekali.
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com