Save Point: save your progress here

[Èxsharaèn]

Hiks, diundur... diganti hari Jumat pukul 11.00.

Bikin benar-benar sebal deh. Udah seenaknya mundurkan jadwal, eh, persis sehari sebelum mulai sidang, jadwalnya diganti. Aku tahu dosennya pasti pada sibuk, tapi kenapa nggak dipertimbangkan jauh-jauh hari sebelum nyusun jadwal? Kesannya jadi nggak profesional nih...

[Èxsharaèn]

Sebetulnya nggak pingin Internet, tapi kalau nggak bisa terus stres ni...

Tinggal 2 hari lagi sebelum sidang, hari ini aku harus melengkapi semua data yang masih terlalu sedikit di ToAJ. Semua gambar aktor sudah ada, dan untungnya aku bisa berkilah kalau gambar itu, at least, dibuat melalui bantuan program freeware, jadi gambar itu sah punyaku. Gambar monster memang terpaksa ngambil dari RMXP, ya mau apa lagi...

Dan akhirnya aku mantap untuk menunda pengembangan ToAJ sampai batas waktu yang tidak ditentukan, atau sampai lisensinya habis 100 tahun lagi, tergantung mana dulu yang tercapai. Kalau hanya sendirian, aku rasa hanya RPG OJ yang sanggup dikembangkan sendirian, dengan memanfaatkan semua resource yang tersedia gratis (asal RMXP-nya asli).

Well, let's see what will happen the day after tomorrow...

[Èxsharaèn]

Kyaaa... akhirnya selesai juga \()/ memang masih ada waktu satu minggu sih untuk menyelesaikan persyaratan agar bisa ikut wisuda November nanti. Yang penting kerja kerasku terbayar sudah, akhirnya bisa juga dapat A untuk TA

Sayang sekali aku harus S2 kalau mau jadi dosen (gara-gara persyaratan baru dari pemerintah, katanya...), jadi kayanya profesi itu aku buang dulu deh dari pikiran. Males ni harus S2, lagipula S2 nggak menjamin karir

Jadi kayanya semester ini nyantai dulu deh, sumpek rasanya kalau harus langsung kerja...

[Stash]

Peraturan itu setahuku sdh lumayan lama.

Di petra sekarang dosen baru yang belum S2 akan dikuliahkan S2 di luar negeri. Tentu saja, sebagai imbalannya, kamu harus ngajar di petra selama 5 tahun.

[Èxsharaèn]

Di tempatku baru berlaku semester ini. Temanku yang lulus semester kemarin masih bisa masuk tuh...

Yah, berbagi ilmu ya nggak harus dilakukan secara formal kan, contohnya di forum ini lagian, kalau aku S2 duluan baru jadi dosen, rasanya ilmunya sudah ketinggalan zaman tuh (dalam 1 tahun aja sudah muncul teknologi baru)...

Nganggur dulu satu semester

[Èxsharaèn]

Hari ini ketinggalan macam-macam >.< Heroes, gerhana bulan total yang sudah lama sekali tidak aku lihat lagi, duh...

Tadi siang capeknya bukan main, ngurus macam-macam untuk surat kelulusan. Harus keluar maksimal tanggal 31 Agustus supaya uang kuliahku yang 1 juta kurang 20 ribu itu bisa kembali. Lewat dikit aja, bye-bye deh duit sejuta (siapa yang mau hayo...). Katanya sih diusahakan, toh ini semua kesalahan jurusanku karena sidang molor sampai akhir bulan. Temanku malah sport jantung; buku TA-nya baru jadi pukul setengah tiga siang tadi, lha dosennya sudah mau pulang >.< untung aja kekejar.

Cuma mampir sebentar untuk nulis save point. Mungkin kebanyakan orang berpikir aku bakal nganggur selama tahun ini, padahal ya nggak. Nerusin situs RPGFWID yang sudah lama sekali terabaikan. Kerjain TA temanku bantu ngajarin sih (malah katanya aku mo dibayar, ya jangan dong...) dan yang penting, belajar mandiri untuk melengkapi diri.

Baca-baca dulu ah...

[Èxsharaèn]

Hari ini mendadak kenangan buruk yang aku alami setahun lalu muncul lagi. Kenangan di rumah sakit sewaktu emakku masih koma di ICU, ada semacam bentrok dengan tanteku (aku nggak akan tulis secara lengkap karena memang nggak layak ditulis) yang sangat menguras emosi. Kalau diingat-ingat, baru kali itu kemarahanku meluap sampai ke ubun-ubun. Kesabaran ada batasnya, ya kan?

Hari ini sepertinya bukan hari yang menyenangkan untukku. Tadi mendadak dapat e-mail untuk pembayaran domain ini, karena sekarang sudah berbayar. Di forum luar, tiba-tiba dapat PM dari seseorang, marah-marah karena pesanan script (untuk RMXP) tidak dibuat. Padahal aku sudah beri tahu kalau untuk beberapa minggu aku tidak bisa kerja karena harus fokus TA (rupanya aku salah menerjemahkan TA sebagai final project, karena anak SMA di Amerika itu, yang request, nggak ngerti apa artinya). Padahal aku bekerja tanpa dibayar, dan baru pertama kali kenal langsung mintanya satu sistem yang besar. Etis kah mempekerjakan orang seperti itu? Akhirnya aku memutuskan berhenti, dan untungnya dari dulu aku nggak masuk tim.

Harus lebih selektif dalam terima request nih ;

[Èxsharaèn]

Ini aku yang pingin diperhatikan atau ada yang lain yah?

Beberapa hari lalu, dua kali aku bertemu tanteku yang sudah tidak menganggap keluargaku sebagai bagian dari keluarganya (padahal dulu mamaku yang menjodohkan dia dengan suaminya). Lebih tepatnya "berpapasan". Kebetulan aku lagi ngobrol dengan teman-temanku, jadi rada nggak ngeh juga sampai setelah tanteku lewat. Yang bikin aku sebal, persis waktu dia lihat aku, dia langsung berjalan menunduk, seakan-akan aku nggak pantas dilihat. Ya aku jadi segan untuk menyapa, rasanya kok nggak dibalas. Kan biasanya kalau kita bertemu orang yang lebih tua dan kitanya nggak menyapa, pasti orang tuanya yang negur duluan. Ini nggak sama sekali >.<

Nah, nanti, di belakang, pasti aku yang dibilang sombong, nggak mau nyapa. Bingung deh...

Ah, itu deh satu-satunya save point yang nggak pingin aku simpan. Tapi, tiap kali disinggung, keluar lagi deh dengan sendirinya >.<

[Stash]

mau nulis apa ya??? Beberapa hari ini cuma antar mamaku belanja...

Besok mau nyoba bawa surat lamaran ke satu perusahaan di wiyung.

Trus kamis mau ke singapur untuk cek keadaan mata dan gondokku, dan antar tanteku kemoterapi....

[Èxsharaèn]

Males juga yah lama-lama bantuin orang, apalagi kalau orangnya yang dibantu ternyata pasif lagi cari-cari alasan supaya nggak bisa ketemu dulu untuk beberapa waktu, coba dilihat apa selama jangka waktu itu ada progres yang ia lakukan sendiri. Kapan lagi bisa memiliki kehidupan sendiri kalau nggak sekarang?

Well, jadinya, hari ini nganggur dulu (mau melanjutkan tutorial di Level-Up Training Lot). Besok baru dipikirkan besok

[Èxsharaèn]

Bikin kheki deh hari ini, 3x situs RPGFWID nggak bisa diakses karena awalan www. Coba baca topik tentang masalah ini di Journal Book.

Nggak tahu kenapa hari ini bawaannya emosi melulu, jadi tadi siang aku putuskan ngademin pikiran dengan tidur siang. Ga tahunya kebablasan, jadi ketinggalan Heroes lagi deh benar-benar cocok kalau aku diramalkan lagi tinggi emosi semingguan ini

Bukannya percaya dengan takhayul sih (bener nggak nulisnya?), tapi selama ini ramalan bintangku di tabloid Nyata sering jadi kenyataan. Yang paling tepat ya waktu sidang TA-ku, dikatakan aku harus mempertanggungjawabkan pekerjaan ke atasan hari Jumat. Eh, benar deh, sidangku diundur hari Jumat

Emm... enaknya nulis save point apa yah...

[Stash]

Lagi di singapur nih, mau pulang.

Baru selesai check-up gondok dan mataku. Tadi mataku diperiksa dengan lengkap, sampai-sampai sekarang rada mual nih. Kelihatannya ntar muntah-muntah nih...

[Stash]

Oh ya, mau memberitahukan kabar baik saja.

Aku sdh keterima kerja,mulai masuk hari senin besok

Gajinya lumayan kecil sih, 3 bulan pertama 1 juta, selanjutnya untuk sementara 1,2 juta.

[Èxsharaèn]

Wah, cerita-cerita dong pengalaman pertama kerja

Kali ini aku mau tulis pengalaman yang mungkin baru pertama sekaligus terakhir aku alami di masa kuliah. Karena dari kelompokku sudah ada 3 orang yang lulus dan 2 orang kemungkinan akan berpisah (yup, di dalam kelompokku masih ada kutub-kutub yang nempel satu sama lain, tapi kalau sudah ketemu ya tetap bisa membaur), jadi mereka merencanakan perpisahan dengan berlibur ke Malang selama 2 hari 1 malam. Rencananya tanggal 8-9 September kemarin, dan untungnya terlaksana.

Sebetulnya rencana itu sudah disebarluaskan ke kelompok sekitar dua minggu sebelumnya dengan cukup rinci: Cukup menginap di Klub Bunga dan dua hari itu dihabiskan dengan jalan-jalan di Klub Bunga dan Jatim Park. (Bagi yang belum tahu atau belum pernah ke Malang, Jatim Park adalah semacam taman bermain yang cukup luas, satu manajemen dengan Klub Bunga dan WBL [Wisata Bahari Lamongan]. Klub Bunga terletak persis di seberang Jatim Park.) Biayanya memang agak besar, karena menginap semalam di Klub Bunga di hari Sabtu menghabiskan 650 ribu/kamar/malam (bukan vila, kalau vila 1,2 juta/malam), tapi kalau dibagi orang 10 kan jadi ringan. Pada awalnya sih bersedia semua, cuma...

Minggu terakhir sebelum rencana itu dilaksanakan, ada saja halangannya. Beberapa orang mulai mengundurkan diri karena berbagai alasan, termasuk satu-satunya orang yang bisa menyetir mobil sampai ke luar kota. Di hari Rabu, tersisa 4 orang saja (dhran dilarang ikut karena masih harus kerja TA), jadi aku memutuskan tidak ikut juga. Walau bagaimanapun, kan lebih enak beramai-ramai kan? Eh, Jumatnya aku dapat kabar kalau dhran akhirnya boleh ikut, tapi kalau aku tidak ikut dia juga tidak ikut, dan kalau kami berdua tidak ikut, tersisa 3 cewek sehingga salah satunya dilarang ikut oleh orang tuanya. Kenapa? Karena untuk ke Malang kami terpaksa naik bis! Ya sudah, supaya ada yang "njagain" (walaupun nggak bisa apa-apa tetap aja kan cowok harus njagain cewek, ya nggak?), aku akhirnya bersedia ikut. Eh, keceplosan ngomong ke ortu kalau akan naik bis... Untung saja akhirnya aku tetap diizinkan. Dan entah apa karena biaya makan di Malang terlalu besar sehingga diputuskan kami bawa bekal untuk sehari penuh, Sabtu pagi pembantuku sudah sibuk menyiapkan makanan (aneh yah, sampai pembantuku juga ikut bingung karena rencana pergi itu, padahal aku sih sudah dibekali uang lebih untuk makan). Perkiraan biaya untuk pergi ke Malang adalah 250 ribu, tapi karena khawatir ada apa-apa, aku dibekali 600 ribu tapi serapi apapun rencana kita, pasti ada hal tak terduga, ya kan?

Jadi, pergi ke Malang waktu itu nyaris sama dengan berangkat bertempur tanpa mengetahui medan. Temanku hanya tahu jalan sampai ke Batu. Untungnya ada satu teman lama di Malang yang tahu jalan, jadi paling tidak ada petunjuk. Masalahnya, karena ketidakpastian jumlah orang yang ikut sampai H-1, kami pun tidak pesan tempat di Klub Bunga. Jumat malam aku memaksa temanku telepon ke Klub Bunga untuk pesan tempat, karena aku tahu saat itu sedang akhir pekan dan pasti ramai di sana. Benar saja, kamarnya full sampai Minggu. Jadi, sesampainya di Batu, kami baru cari tempat menginap! Itu pun sempat dibohongi angkot untuk membayar lebih supaya kami diantar ke kawasan agrowisata, yang katanya dekat (tapi keesokan harinya kenyataan berbicara lain). Tapi, untungnya, persis saat kami hendak naik menuju kawasan agro, angkotnya mogok! Saat itu juga salah satu temanku melihat papan penginapan, yang hanya 200 meter jauhnya!

Keberuntungan hari itu rupanya belum usai (sebelumnya, kami beruntung karena bis yang kami naiki langsung berangkat). Di hotel yang ditunjuk, ternyata harganya agak mahal (termurah 225 ribu/malam, ongkosnya menjadi 315 ribu/malam karena akhir pekan) dan kami harus pesan 2 kamar untuk orang 6, ditambah lagi hotel tidak mengizinkan lawan jenis yang belum bekeluarga tidur sekamar (tanggung jawab sekali yah ). Untungnya, pegawai hotel memberi tahu ada vila yang disewakan persis di depan hotel. Langsung deh kami mencari pemilik vila, dan untungnya vila itu belum ada yang pakai. Walaupun harus bayar 400 ribu, paling tidak vila itu sebenarnya rumah biasa yang disewakan: ada 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu dan ruang santai (termasuk TV), ruang makan, dan dapur. Perjalanan melelahkan selama 4 jam tertebus sudah...

Jadi, apa yang kami lakukan setelah dapat tempat menginap?

[Èxsharaèn]

Panjang juga yah aku pecah menjadi dua post lagi (mudah-mudahan nggak terlalu panjang). Kali ini aku akan cerita apa saja yang kami lakukan setelah dapat tempat menginap, yaitu ke Klub Bunga.

Mungkin aku beberkan dulu saja yah nama-nama yang "terlibat" selama perjalanan tidak terduga ini, supaya bacanya lebih enak (mudah-mudahan yang punya nama nggak keberatan namanya aku tulis di sini). Yang sudah lulus adalah aku, Luli dan Imel (dua yang disebut belakangan adalah sahabat karib, sama seperti aku dan Dhran), kemudian yang sempat dilarang pergi kalau hanya cewek semua adalah Whelly (cewek), teman yang di Malang adalah Ken (sebenarnya ini teman Luli dan Dhran, jadi bagiku baru pertama/terakhir kali bertemu), dan satu lagi yang pas sekali sedang tinggal bekerja di Batu adalah Anton (RPGFWID mendukung salah satu projeknya, kalau sudah siap akan aku umumkan). Anton saat itu sedang jaga toko, jadi dia akan menyusul langsung ke Klub Bunga.

Nah, di sinilah serunya dimulai. Karena dekat, kami cukup berjalan kaki menuju Klub Bunga. Ternyata "dekat"-nya itu tidak termasuk tanjakan (Batu, Malang memang dataran tinggi), jadi lumayan capek deh... walaupun begitu, rasa capeknya belum terasa karena penataan tanaman di sepanjang jalan masuk cukup indah. Yang lucu, sewaktu akan masuk, ditanyai dulu oleh satpam, mobilnya mana. Berhubung memang nggak ada mobil dan khawatir nggak boleh masuk tanpa mobil (Klub Bunga memang kelasnya rada tinggi sih...), Ken jawab saja mobilnya ada di vila di luar dengan itu kami diizinkan masuk. Rupanya Klub Bunga memiliki sistem membership, jadi yang bukan member harus membayar biaya masuk 75 ribu/orang/hari (khusus akhir pekan), tapi itu sudah termasuk hampir seluruh fasilitas yang disediakan di Klub Bunga. Jadi, mo ngapain dulu?

Walaupun matahari masih di atas kepala (sekitar pukul dua siang), kami memutuskan olah raga dulu. Begonya sih, tanpa pemanasan (jangan ditiru yah ). Pertama-tama main basket sebentar, kemudian kami main bulu tangkis. Sialnya, lapangan bulu tangkis itu "salah rancang", lapangannya persis menghadap timur-barat. Jadi, yang main di sisi timur (waktu itu) pasti harus memandang matahari. Akibatnya sih, permainan jadi nggak mulus: kebanyakan meleset karena silau memandang matahari, kadang-kadang nggak nyampe ke area lawan (kebanyakan sih karena angin).

Bosan? Ganti deh main tenis. Berhubung nggak ada yang pernah main, jadinya belajar sendiri sebentar. Nah, di sini aku membuat sesuatu yang konyol sewaktu pinjam alat (cukup menitipkan karcis masuk plus ID card), petugasnya berpesan jangan menghilangkan bolanya. Nah, aku dan dhran dengan pedenya main di lapangan sisi terluar (kali ini menghadap utara-selatan) yang dekat dengan perbatasan terluar Klub Bunga. Karena dari hasil nonton TV aku melihat tenis itu mainnya penuh tenaga, jadi aku berpikir mukulnya harus bertenaga. Eh, waktu mengembalikan serve dari dhran, rupanya tenagaku terlalu kuat, jadi bolanya melambung tinggi sekali, dengan kecepatan tinggi, dan melesat ke luar Klub Bunga. Hilang deh tuh bola belakangan aku baru belajar bahwa mukul bola tenis cukup pelan-pelan saja. Setelah bosan, terpaksa deh aku ganti biaya bola hilang (untung cuma lima ribu).

Berikutnya, Anton datang, dan saat itu Luli sedang bermain squash dengan Whelly, jadi sementara nunggu kami memutuskan mencoba main bilyar. Ternyata butuh karcis masuk, jadi terpaksa nyusul Luli dulu. Aku sempat mencoba squash, dan kali ini ternyata butuh tenaga super karena bolanya dari karet. Lumayan bisa sih (jadi sebenarnya kalau mau ditekuni bisa juga ternyata main tenis lapangan, squash, dan tenis meja). Aku cuma coba sebentar karena rencananya pada mau main bilyar, jadi aku dan Anton mengembalikan raket dan bolanya. Ternyata nggak ada petugas, mungkin sedang sholat (saat itu sudah pukul setengah empat. Cepatnya waktu berlalu...). Terpaksa deh nunggu. Sambil nunggu, aku baru tahu kalau Anton ternyata nyelonong masuk Klub Bunga, alias nggak bayar, dan nggak ketahuan! Siapa sih yang mau masuk gratis tanpa ketahuan? Yah, supaya nggak diliputi rasa bersalah, akhirnya dia balik ke pintu masuk dan beli tiket masuk

Setelah mengembalikan raket, teman-teman yang lain ternyata tidak ada di kawasan bilyar, jadi aku dan Anton terpaksa keliling-keliling cariin (waktu itu semua HP dititipkan ke Whelly dan pas sekali Anton nggak bawa HP). Ternyata mereka lagi foto-foto di taman (Luli dan Imel memang maniak foto). Sepuasnya berfoto, baru deh main bilyar. Ternyata nggak ada yang mahir juga, tapi untung Ken menguasai dasarnya, jadi kami belajar sebentar. Yang menggelikan, aku nggak tahu dasarnya tapi tahu trik-triknya (misal gimana caranya bikn bola lompat) dari hasil main game bertahun-tahun lalu jadi aku bisa memprediksi siapa yang bakal bikin bola putihnya lompat. Dan benar saja, sekali terjadi bola putihnya lompat ke luar meja dan jatuh ke lantai untung aja nggak pecah... Kali ini mainnya cukup lama, sampai kira-kira pukul setengah lima, sebelum Luli memutuskan berenang.

Dari 7 orang ini, hanya aku, Whelly, dan Anton yang tidak ikut berenang. Selain nggak bisa, kami nggak bawa baju ganti. Sebagai gantinya, kami berkeliling Klub Bunga ke area lain, sampai masuklah kami bertiga ke area fitness. Lagi-lagi aku membuat kesalahan besar: tidak pemanasan! Mumpung ada kesempatan, langsung deh coba-coba alat-alat fitness yang ada (kapan lagi bisa fitness hanya dengan 75 ribu?). Aku sempat coba sepeda statis selama 3 menit, treadmill selama 1 km, dan beberapa alat lainnya. Sayang, karena tanpa pemanasan, hasil yang aku dapat nantinya justru tidak sesuai dengan yang diharapkan...

Sekitar pukul tujuh malam, Anton pulang karena ada keperluan, dan yang lain selesai berenang. Muncullah kesialan baru: salah satu kunci locker hilang! Gimana ini?

(Aku putus sebentar karena harus ke kampus, Imel akan pulang ke Kupang jadi mo kumpul-kumpul dulu. Ingetin untuk melanjutkan ini yah!)