Lilíllth lahir pada tanggal 6 bulan 8 tahun 154800 H.R. di Tigríth, sebuah kota kecil 42 km barat ibukota. Pada umur 16 tahun ia memilih pergi ke desa Tigran karena kabarnya kawan-kawannya banyak yang berhasil hidup mapan di sana. Namun, nasib berkata lain padanya. Berulang kali ia jatuh dalam usahanya. Ia kehabisan semua harta benda yang ia miliki. Akhirnya, daripada pulang menanggung malu, selain itu Tigran jauh sekali dari Tigríth dan ia tidak punya biaya untuk pulang, maka ia memutuskan untuk menjadi seorang pencuri.
Baru tiga bulan menjadi pencuri, ia sudah menguasai hampir semua teknik mencuri yang diajarkan kawan-kawannya. Selain itu, ia baru menyadari bahwa ia sangatlah gesit. Berulang kali ia lolos dari kejaran polisi saat beraksi dan ia belum pernah tertangkap sekali pun. Ini membuatnya menjadi pencuri yang paling disegani sekaligus paling dicari di sana. Walaupun begitu, konon ada Pölisium yang berbaik hati, bahkan menaruh hati padanya.
Namun, rakyat Tigran tidak setuju dengan predikat itu. Ini disebabkan Lilíllth sangat baik pada mereka: ia selalu membagikan hasil rampasannya pada rakyat kecil yang tertindas akibat perlakuan semena-mena para tuan tanah di sana. Yang dicuri itu pun hanya orang-orang kaya yang tidak mau membagikan kekayaannya pada rakyat kecil, bahkan cenderung memeras mereka.
Inilah yang membuat sebuah dilema bagi pada polisi di sana. Apabila Lilíllth ditangkap, mereka akan dimusuhi rakyat Tigran. Apabila tidak, mereka akan ditekan orang-orang kaya itu dan pekerjaan merekalah taruhannya.
Sekadar diketahui, orang-orang kaya di desa Tigran sangat berpengaruh di segala sisi kehidupan, baik dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan umum. Berurusan dengan mereka sama saja dengan menentang maut. Lalu, mengapa pemerintah pusat tidak bertindak?
Sebenarnya pemerintah pusat sudah mendengar desas-desus mengenai tirani minoritas ini, namun mereka tidak bisa berbuat banyak selama tidak ada laporan resmi dari rakyat Tigran sendiri. Itu hukumnya.
Rakyat Tigran pun sudah merasa lelah dengan semua ini. Berulang kali mereka mengirimkan laporan kepada pemerintah pusat melalui pos, namun semuanya tidak pernah ditanggapi. Mereka menduga surat-surat mereka disabotase orang-orang kaya tersebut.
Karena pemerintahan Tigran didominasi orang-orang kaya, umur 17 tahun Lilíllth tak melaporkan pekerjaannya. Bahkan, akhir-akhir ini ia mempunyai pekerjaan sampingan sebagai seorang Slyth i Spiön-i-ru-èn atau mata-mata yang bekerja untuk sebuah gerakan bawah tanah untuk mengungkap semua kecurangan yang telah dilakukan para tuan tanah. Ia mengawasi kediaman orang-orang kaya untuk mencari tahu ke mana hilangnya pos-pos keluhan itu, apa saja rencana mereka selanjutnya, dan sebagainya. Pekerjaan ini penuh risiko besar, namun ia sanggup menerimanya.
Statusnya yang karsh-nun (tak punya pekerjaan) ini membuatnya tidak diakui sebagai warga negara Líghtran, oleh karenanya ia terancam bahaya dianggap sebagai imigran gelap. Namun, diam-diam seseorang yang mendukungnya yang mempunyai koneksi dengan pemerintah pusat mendaftarkannya dengan primari i karsh Thæft-èn dan sècöndari i karsh Slyth i Spiön-i-ru-èn. Semula pemerintah pusat menolak dengan alasan ia harus mendaftar sendiri, selain itu karsh Thæft belum terdaftar secara resmi dalam pekerjaan-pekerjaan yang diizinkan, namun setelah berbagai pertimbangan akhirnya permintaan itu diloloskan. Hal ini segera diberitahukan kepada Lilíllth dan ini membuatnya lega, kecuali satu kekhawatiran bahwa keluarganya akan mengetahui statusnya itu. Untung selama ini hal ini tak sampai bocor ke luar Tigran.