Ditulis oleh: Èxsharaèn
« pada: 12 Januari 2015, 11:18:40 »Setelah beberapa tahun, akhirnya seri penutup Dragon Age muncul juga. Namanya Dragon Age Inquisition. Di sini, peran kita lebih besar lagi daripada dua game DA sebelumnya. Diawali dengan lubang hijau di langit yang membawa serta monster dari dunia lain, tokoh kita tiba-tiba muncul dari Fade dalam keadaan sedikit lupa ingatan, dan di tangan kita tiba-tiba saja ada kemampuan untuk menutup kembali lubang-lubang hijau yang bermunculan di seluruh penjuru Thedas.
Thedas? Yup, DAI mempromosikan diri sebagai RPG dengan map yang sangat besar, dan itu tidak berlebihan. Kita bisa kembali berpetualang di Ferelden, walaupun area-area lama tidak lagi dibuka (kecuali Redcliffe, yang berbeda jauh dengan Redcliffe di DAO). Sayang memang bahwa kita tidak lagi bisa berpetualang di Denerim, Orzammar, Frostback Mountain, atau Kirkwall, tapi sebagai gantinya banyak daerah baru yang dibuka, dan kali ini masif: Ferelden dan Orlais! Contohnya adalah Hinterlands, yang termasuk Redcliffe (itu pun tidak bisa diakses di awal permainan). Map ini sendiri bisa memakan waktu 10 jam permainan (baca: berhari-hari) untuk menjelajahi seluruh penjurunya, sampai-sampai laman Facebook-nya sendiri sempat bertanya beberapa hari setelah rilis DAI: Sudah keluar dari Hinterlands belum?
Tiap daerah memiliki karakteristik sendiri, misalnya Storm Coast yang selalu dirundung badai, Crestwood yang awalnya gelap dan penuh undead tapi setelah quest tertentu selesai berubah menjadi cerah, Fallow Mire yang selalu gelap dan juga penuh undead, Western Approach yang berpasir, dan sebagainya. Berhubung DAI menggunakan Frostbite Engine 3, gambarnya jadi lebih memukau dibandingkan DA2, walaupun memang membutuhkan tenaga yang lumayan besar (Alienware M14X-ku agak kewalahan saat main DAI di setting High, bahkan oleh NVIDIA disarankan pengaturan serendah mungkin).
Dari sisi cerita, tidak perlu diragukan juga, ceritanya masif! Saking besarnya, kita sampai bisa membuat setting kita sendiri, menggunakan keputusan yang pernah kita ambil di DAO maupun DA2, kalau ingat (sayangnya save file kedua game tersebut tidak bisa dibawa ke DAI). Menggunakan situs Dragon Age Keep, kita akan diingatkan kembali atas beberapa plot penting di DAO maupun DA2, dan kita bisa memilih langsung beberapa keputusan penting tersebut, tanpa harus memainkan dan menyelesaikan kedua game pendahulunya terlebih dahulu. Memang sih, aku lebih menyarankan untuk memainkan keduanya dulu supaya nggak bingung, tapi pemain baru bisa saja langsung masuk dengan menggunakan pengaturan dasar. Di awal, cerita terasa agak membingungkan karena banyak lubang, namun seiring waktu lubang-lubang tersebut akan terisi dengan sendirinya. Kali ini pahlawan kita akan memimpin sebuah pergerakan yang dinamakan Inquisition, yang bertujuan untuk menyatukan seluruh Thedas untuk melawan kekuatan baru yang sedang muncul: Corypheus. Aku belum dapat informasi lebih banyak (bahkan setelah 60 jam bermain) tentang Corypheus, tapi diduga ia adalah salah satu magister yang dulu pernah mencemari The Golden City, menyebabkan munculnya darkspawn dan Blight pertama. Ia menemukan suatu kekuatan yang bisa menyapu bersih seisi dunia untuk keinginannya, namun entah bagaimana caranya pahlawan kita bisa memiliki sesuatu yang mencegahnya melakukan itu. Sisanya... lanjutkan sendiri yah, aku sendiri belum selesai main
Dari sisi sistem permainan... agak bermasalah sih untuk pemain PC. Entah mengapa kali ini Bioware terlalu fokus pada pengembangan DAI untuk konsol, bahkan selama demo beberapa kali mereka selalu menggunakan kontroler Xbox for PC, tapi menggunakan build PC. Kontrolnya terasa sekali untuk konsol: kita tidak lagi bisa mengambil barang yang jauh dari karakter, tapi barang itu harus didekati dulu, lalu diklik (ini pun sering tidak pas, menunggu kursornya menyala dulu baru kita bisa ambil) atau tekan tombol F (konvensi MMORPG?). Tombol spasi, yang dulu sangat identik dengan tombol tactical pause, diganti menjadi tombol untuk melompat! Padahal tidak ada puzzle yang membutuhkan lompatan, lompatan juga tidak berguna untuk menghindari musuh, tapi hanya berfungsi untuk... menaiki terrain. Ya, sekarang dunia dalam game benar-benar 3D alias kita bisa naik ke atas. Tombol tactical pause sendiri dipindah ke tombol Left Ctrl. Sayangnya, tactical pause di DAI agak mengecewakan. Berbeda dengan kedua pendahulunya, tactical screen di DAI agak berorientasi konsol: untuk melihat sekeliling, kita harus menggerakkan kursor (yang pergerakannya juga tidak standar WSAD tapi WSQE), itu pun pergerakannya terbatas. Kamera memang bisa diatur apakah tampak atas atau tampak samping, tapi penampilan tampak atas akan cukup tidak nyaman. Jika menggunakan real-time battle, kita pun harus menahan tombol kiri mouse untuk menyerang. Satu lagi yang mengganggu: untuk skill, kita hanya disediakan 8 quickslot, padahal jumlah skill bisa lebih dari 8. Yang lebih menyebalkan, quickslot tersebut tidak bisa diganti selama pertarungan, jadi jika ada pertarungan yang membutuhkan skill tertentu yang lupa kita pasang, tidak ada cara lain selain mengulangi dari save terakhir dan mengaturnya terlebih dahulu sebelum memulai pertarungan. Konon ini sudah diprotes dan Bioware hendak mencari konfigurasi yang tepat untuk pemain PC, jadi sementara diterima dulu atau pakai kontroler Xbox
Di luar kontrol yang butuh adaptasi, permainannya sendiri menarik. Side quest sangat banyak (agak mirip MMO sih jadinya), dan companion juga bisa memberikan quest tersendiri. Ciri khas Dragon Age untuk romantisme tetap dipertahankan: biseksualitas
tokoh-tokoh lama sedikit bermunculan, seperti Hawke (hero di DA2, sayangnya kita tidak bisa impor penampilan dari DA2), Alistair (muncul sebentar di main quest). Sisanya adalah tokoh baru, kecuali Varric yang entah bagaimana ceritanya menjadi PC tetap. Tokoh sampingan seperti Leliana juga muncul kembali. Memang tidak salah untuk memilih game ini untuk jangka panjang, karena game-nya sendiri besar. Aku sampai skip Steam winter sale kemarin karena ada DAI 
Overall, tentu saja game ini recommended untuk pemain Dragon Age. Untuk pemain baru, DAI juga menawarkan permainan yang besar, dengan banyak hal yang bisa dilakukan, selagi menunggu The Witcher 3 keluar
Thedas? Yup, DAI mempromosikan diri sebagai RPG dengan map yang sangat besar, dan itu tidak berlebihan. Kita bisa kembali berpetualang di Ferelden, walaupun area-area lama tidak lagi dibuka (kecuali Redcliffe, yang berbeda jauh dengan Redcliffe di DAO). Sayang memang bahwa kita tidak lagi bisa berpetualang di Denerim, Orzammar, Frostback Mountain, atau Kirkwall, tapi sebagai gantinya banyak daerah baru yang dibuka, dan kali ini masif: Ferelden dan Orlais! Contohnya adalah Hinterlands, yang termasuk Redcliffe (itu pun tidak bisa diakses di awal permainan). Map ini sendiri bisa memakan waktu 10 jam permainan (baca: berhari-hari) untuk menjelajahi seluruh penjurunya, sampai-sampai laman Facebook-nya sendiri sempat bertanya beberapa hari setelah rilis DAI: Sudah keluar dari Hinterlands belum?

Dari sisi cerita, tidak perlu diragukan juga, ceritanya masif! Saking besarnya, kita sampai bisa membuat setting kita sendiri, menggunakan keputusan yang pernah kita ambil di DAO maupun DA2, kalau ingat (sayangnya save file kedua game tersebut tidak bisa dibawa ke DAI). Menggunakan situs Dragon Age Keep, kita akan diingatkan kembali atas beberapa plot penting di DAO maupun DA2, dan kita bisa memilih langsung beberapa keputusan penting tersebut, tanpa harus memainkan dan menyelesaikan kedua game pendahulunya terlebih dahulu. Memang sih, aku lebih menyarankan untuk memainkan keduanya dulu supaya nggak bingung, tapi pemain baru bisa saja langsung masuk dengan menggunakan pengaturan dasar. Di awal, cerita terasa agak membingungkan karena banyak lubang, namun seiring waktu lubang-lubang tersebut akan terisi dengan sendirinya. Kali ini pahlawan kita akan memimpin sebuah pergerakan yang dinamakan Inquisition, yang bertujuan untuk menyatukan seluruh Thedas untuk melawan kekuatan baru yang sedang muncul: Corypheus. Aku belum dapat informasi lebih banyak (bahkan setelah 60 jam bermain) tentang Corypheus, tapi diduga ia adalah salah satu magister yang dulu pernah mencemari The Golden City, menyebabkan munculnya darkspawn dan Blight pertama. Ia menemukan suatu kekuatan yang bisa menyapu bersih seisi dunia untuk keinginannya, namun entah bagaimana caranya pahlawan kita bisa memiliki sesuatu yang mencegahnya melakukan itu. Sisanya... lanjutkan sendiri yah, aku sendiri belum selesai main

Dari sisi sistem permainan... agak bermasalah sih untuk pemain PC. Entah mengapa kali ini Bioware terlalu fokus pada pengembangan DAI untuk konsol, bahkan selama demo beberapa kali mereka selalu menggunakan kontroler Xbox for PC, tapi menggunakan build PC. Kontrolnya terasa sekali untuk konsol: kita tidak lagi bisa mengambil barang yang jauh dari karakter, tapi barang itu harus didekati dulu, lalu diklik (ini pun sering tidak pas, menunggu kursornya menyala dulu baru kita bisa ambil) atau tekan tombol F (konvensi MMORPG?). Tombol spasi, yang dulu sangat identik dengan tombol tactical pause, diganti menjadi tombol untuk melompat! Padahal tidak ada puzzle yang membutuhkan lompatan, lompatan juga tidak berguna untuk menghindari musuh, tapi hanya berfungsi untuk... menaiki terrain. Ya, sekarang dunia dalam game benar-benar 3D alias kita bisa naik ke atas. Tombol tactical pause sendiri dipindah ke tombol Left Ctrl. Sayangnya, tactical pause di DAI agak mengecewakan. Berbeda dengan kedua pendahulunya, tactical screen di DAI agak berorientasi konsol: untuk melihat sekeliling, kita harus menggerakkan kursor (yang pergerakannya juga tidak standar WSAD tapi WSQE), itu pun pergerakannya terbatas. Kamera memang bisa diatur apakah tampak atas atau tampak samping, tapi penampilan tampak atas akan cukup tidak nyaman. Jika menggunakan real-time battle, kita pun harus menahan tombol kiri mouse untuk menyerang. Satu lagi yang mengganggu: untuk skill, kita hanya disediakan 8 quickslot, padahal jumlah skill bisa lebih dari 8. Yang lebih menyebalkan, quickslot tersebut tidak bisa diganti selama pertarungan, jadi jika ada pertarungan yang membutuhkan skill tertentu yang lupa kita pasang, tidak ada cara lain selain mengulangi dari save terakhir dan mengaturnya terlebih dahulu sebelum memulai pertarungan. Konon ini sudah diprotes dan Bioware hendak mencari konfigurasi yang tepat untuk pemain PC, jadi sementara diterima dulu atau pakai kontroler Xbox

Di luar kontrol yang butuh adaptasi, permainannya sendiri menarik. Side quest sangat banyak (agak mirip MMO sih jadinya), dan companion juga bisa memberikan quest tersendiri. Ciri khas Dragon Age untuk romantisme tetap dipertahankan: biseksualitas


Overall, tentu saja game ini recommended untuk pemain Dragon Age. Untuk pemain baru, DAI juga menawarkan permainan yang besar, dengan banyak hal yang bisa dilakukan, selagi menunggu The Witcher 3 keluar
