Save Point: save your progress here

[Kei90]

WOot... Seru banget maen RF nya

[Èxsharaèn]

Makanya ikutan Gantiin stash tu yang udah pensiun, padahal belum juga nyentuh level 40

Tadi sekitar pukul tujuh malam aku dibangunkan (aku tidur sore tadi sekitar pukul lima, setelah nonton Nanny911), ada anak lesku. Ternyata dia baru bisa bayar 500 ribu dari seharusnya 750 ribu. Maklum, tanggal tua, katanya. Yaa... mo diapain, tapi lumayan lah ada pegangan

[Kei90]

Oh, kak Exshan jd guru lez? Ngajarin apaan?

[Stash]

Aku gak pensiun kok, cuma lagi malas main aja. Lagipula beberapa hari ini gak bisa online lama-lama. Exshan tahu sendiri kan aku sering dijajah... T.T

[Èxsharaèn]

Sudah zamannya merdeka kok masih dijajah... lawan dong

Belum ada tiga bulan, aku sudah jenuh dengan pekerjaanku sekarang. Satu yang paling aku nggak tahan adalah suasana kantornya (fisik). Di tempatku sekarang, sama sekali tidak ada jendela, jadi tidak ada sinar matahari alami. Yang ada cuma lampu; itu pun tidak diletakkan di langit-langit tapi di tembok, jadi cahayanya otomatis terhalang bilik, membuat suasananya suram. Katanya bulan September akan pindah ke ruko sebelah, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda aku akan ikut pindah.

Kalau masalah kerjaan, mungkin aku masih bisa tahan, tapi ternyata tidak ada job desc yang jelas. Hanya nama jabatannya saja yang database administrator, tapi kenyataannya aku juga merangkap jaringan, satu hal yang aku nggak sukai sejak kuliah. Masalahnya, aku disuruh belajar sendiri. Okelah belajar hal yang baru itu memang baik, tapi aku dulu sendiri sudah pernah bilang sewaktu wawancara, kalau ternyata aku tidak terlalu tertarik, ya aku tinggalkan. Aku punya prinsip, tidak semua hal harus dikuasai dan tidak semua orang harus menguasai semuanya. Kalau gitu caranya, mending kerja sendiri, ngapain perlu bantuan orang

Ketiga, aku belum (kalau nggak bisa dibilang tidak) memiliki rasa ikut memiliki perusahaan. Ini kan harusnya penting untuk karyawan baru, supaya dia bisa terpacu semangat kerjanya. Lha aku, minggu pertama bisa dibilang "ditelantarkan" tanpa ada pengenalan tentang profil perusahaan, struktur organisasinya, para pemiliknya, atau minimal atasannya lah. Sampai sekarang aku nggak tahu siapa para petinggi perusahaan. Gimana caranya bisa semangat kerja...

Memang rata-rata yang mendengar ceritaku tentang minggu pertamaku bilang, enak kan, datang cuma duduk lalu dibayar. Buat aku, itu nggak enak sama sekali. Seminggu lebih duduk tanpa ada kerjaan, dengan suasana suram tanpa bisa bebas melakukan sesuatu, walaupun dibayar mahal pun aku tetap nggak mau. Lebih mirip dikenakan status tahanan rumah, tapi ini pun bukan di rumah...

Mulai juga tercetus pikiran untuk mengundurkan diri. Sayangnya, dulu di salah satu klausul dalam kontrak menyatakan, kalau mengundurkan diri secara sepihak, aku bakal dikenai denda 3 juta. Masalahnya, aku tidak ingat apakah itu berlaku jika aku mengundurkan diri dalam masa percobaan 3 bulan pertama atau sepanjang 1 tahun kontraknya berlaku. Kontraknya pun tidak disalinkan ke aku, jadi kalau mau menuruti ingatan sesaat, terlalu berbahaya. Mana ada sih yang mau bayar denda sebesar itu... Satu-satunya cara yang terpikir sekarang adalah sengaja tidak perform agar tidak lolos evaluasi tiga bulanan, tapi entah bagaimana caranya... Aku pun juga belum bilang ke orang tua tentang masalah ini. Nanti pikirnya, masa baru sebulan saja sudah nggak tahan (ya memang kenyataannya seperti itu sih). Hanya saja, kalau aku nggak senang dengan kerjaannya, apa bisa kira-kira aku berprestasi kerja...

Mungkin nanti malam atau dalam waktu dekat aku akan cerita ke orang tua, karena rasanya nggak nyaman sekali hidup dengan perasaan tertekan atau terpaksa. Akhir-akhir ini aku juga kerjaannya gampang marah kalau sudah sampai rumah, apalagi kalau kena ponakanku yang nakalnya luar biasa itu. Untung saja larinya nggak ke hal yang macam-macam

Masih sisa dua bulan lagi, duh...

[Stash]

Macam-macam gimana? Mau ikut ryan? :p

[Èxsharaèn]

Lah lagi serius-seriusnya...

Aku mulai mikir opsi untuk menyerah saja dan bayar denda. Kalau memang konsekuensinya seperti itu, mau diapakan lagi. Kalaupun memang harus bayar, paling nggak dalam 3 bulan itu aku masih dapat sedikit sisa gaji. Cuma masalahnya aku nggak tahu apakah aku bisa tahan selama dua bulan lagi...

Sepertinya memang harus dibicarakan sama orang tua. Tapi harus mulai dari mana...

Lain kali memang harus lebih teliti lagi kalau mau melamar kerjaan. Memang sih ortu dulu menyarankan masuki saja semuanya, untuk diambil pengalamannya, tapi kalau nggak senang sama kerjaannya jadinya seperti aku sekarang deh...

[Kei90]

Gak bsia ngomong sama karyawan lain, ato konsultasi ke bagian HR-nya?

[Stash]

Harusnya sih, dalam 3 bulan masa percobaan, kamu kalau mundur gak kena denda. Namanya juga masa percobaan, kadang cocok, kadang gak.

Masalah masuki semuanya, rasanya kita pernah bahas deh, waktu kamu ambil kerjaan yg jual saham itu. Aku rasa ikamu dan aku ada kesamaan: suka belajar hal baru. Tapi ya sebatas itu, cuma belajar dasarnya aja. Kamu akan selalu butuh tantangan selanjutnya. Misal waktu aku belajar bikin program VB, selalu ada tantangan yg aku cari, seperti tampilin grafik di prog, input dalam bentuk file excel, dll. Makanya aku rada suka belajar pemrograman, byk hal yg bisa kita lakukan.

Mengenai bicara dgn ortumu, ya jujur aja, kamu gak sreg dgn kerjaannya. Job desk gak jelas, suasana kantor secara fisik gak mendukung. Saran sih, bicarain dulu dgn bosmu. Lihat responnya. Kalau dia bos yg bener, pasti bisa diajak diskusi. At least, dia akan menjelaskan job deskmu, akan ngasih kamu hak ke database, dll. Masalah fisik kantor, at least coba deh nunggu sampai september, kalau kamu bisa. Lihat apa kamu pindah atau gak.

[Èxsharaèn]

Nah ini yang aneh, aku nggak dikasih salinan kontrak. Mana aku ingat isi kontrak tiga lembar itu, apalagi sampai poin-poin mendetailnya. Besok rencanaku aku mau minta salinan kontrak supaya bisa dipelajari lebih lanjut. Aku sudah ngomong dengan ortu, walaupun kesannya rada kecewa, tapi intinya kalau memang aku nggak suka ada di sana, mau diapain. Dipaksa sampai kapanpun aku ya nggak bakalan bisa perform dengan baik.

Tentang fisik kantor, ternyata Senin besok aku pindah. Entah apa itu cukup untuk membuatku tambah kerasan, atau malah sebaliknya.

Ngomong sama karyawan lain... nah ini entah apa jadi masalah juga atau nggak. Di tempatku hanya ada 4 karyawan termasuk aku, sisanya di lantai bawah. Sialnya lagi, yang cowok hanya 2 (tidak termasuk bosku). Yang satu rese (tukang telat dan tukang suruh) ngomong dengan bos... entah ya, masalahnya kesanku dari awal sudah terlanjur jelek. Ekspektasiku dulu, karena itu perusahaan besar, harusnya di masa awal ya aku dikasih pengenalan ke jajaran staf, para petinggi, struktur organisasi, aturan perusahaan, visi misi, kegiatan operasional, dan segala macam tetek bengek lah. At least supaya aku kenal dan merasa ikut memiliki perusahaan itu. The only problem is, minggu pertama aku hanya DMP (duduk, makan, pulang). Sampai sekarang aku nggak tahu apa-apa tentang perusahaan, bahkan kode-kode outlet cabang aku simpulkan sendiri kepanjangannya. Mungkin memang perlu ngomong sama bos, masalahnya unek-unekku belum keluar semua (kalau nggak malah hilang semua saat ngobrol). Aku sudah pernah bilang sih, aku memang suka belajar hal baru, tapi kalau aku temukan hal yang baru itu tidak terlalu menarik, jadinya aku stop alias cukup hanya tahu saja. Nah, yang harus kupelajari ini salah satunya kebetulan sekali aku nggak suka dan memang bukan bidangku (makanya mata kuliah penjurusan itu aku hindari dulu).

Serba salah juga sih kalau dipikir-pikir: katanya kerjaan itu nggak mungkin ada yang bisa spesifik ke satu hal tertentu. Aku sih setuju saja, tapi kalau kerjaan lain itu malah numpuki kerjaan yang seharusnya...

Aku sih mulai berpikiran untuk coba tahan sampai 3 bulan. Setahuku, setelah habis masa 3 bulan itu, bakal ditanyai mau terus atau tidak, kecuali kalau perusahaannya sendiri sudah menyimpulkan kalau aku nggak cocok meneruskan kerjaan di situ. Papaku malah menyarankan sering-sering bolos

Yang lebih aneh lagi, aku sepertinya mulai tertarik pada kerjaan yang bisa membuat orang lain senang tapi gajinya kecil dan sering dianggap remeh: waiter pingin juga jadi aktor, tapi lha nggak pernah akting

Hari ini libur dulu deh dari macam-macam (termasuk RF), pikiranku masih terlalu penuh... tadi sudah agak plong setelah sepupuku minta temani ke binatu, tapi begitu sampai rumah dan membahas hal tadi bersama ortu, pikiranku penuh lagi. Mungkin memang ada baiknya aku ambil liburan agak panjang...

[Èxsharaèn]

Ini ternyata menguras pikiran dan semangat, karena dua hari ini aku full nggak niat melakukan apa-apa. Kerjaanku setelah pulang kerja hanya mandi, makan, dan nonton TV. Biasanya stresku bisa hilang dengan main komputer, tapi dua hari ini nggak mempan. Kalau terus-terusan seperti ini, entah apa jadinya nanti...

At least, hari ini aku dapat soft copy kontrak kerjaku. Nanti aku bisa diskusikan isinya dengan orang tuaku serta mencari celah yang bisa mengizinkan aku keluar tanpa harus membayar denda 3 juta (walaupun aku sih mau-mau saja bayar, tapi separo bagian diriku menolak, karena selama 10 hari pertama saja aku sudah dirugikan secara immaterial). Aku baru sadar kalau ternyata kontrak itu sepihak betul: cuma aku yang tanda tangan. Mungkin memang begitu ya...

Sedikit plong, tapi itu baru langkah awal, jadi sepertinya aku harus belajar hidup dengan stres agak tinggi asal nggak berubah jadi depresi saja...

So, selagi masih punya, kei dan valcrist (serta yang lain), nikmati sebaik-baiknya lah kebebasan masa kuliah. Mau diapakan juga masa 4 tahun itu paling mengesankan dibandingkan masa-masa lainnya, tapi berlalunya juga cepat...

Mungkin setelah keluar ada baiknya aku ambil les dulu saja (dari dulu kepingin les bahasa Jepang tapi nggak kesampaian terus). Rasanya kok ada trauma untuk tanda tangan kontrak kerja kalau diingat-ingat, hari itu ramalanku sepertinya bilang aku harus hati-hati saat menyetujui suatu kontrak kerja. Ini akibatnya kalau nggak hati-hati ~_~

[Stash]

Anggaplah itu pengalaman berharga. Toh pasti di kerjaan berikut, kamu akan lebih teliti lg

[Kei90]

Thx sarannya, Kak Ex-Shan, akan saya manfaatkan sebaik mungkin.

[Stash]

Manfaatkan jgn utk cuma foya2 lho, sayang banget.

[Èxsharaèn]

Nah itu bukan aku lho yang saranin

Hari ini akhirnya aku... bolos mamaku sudah lihat salinan kontrakku (yang mestinya bisa aku buat ulang dan tanda tangan ulang karena sekarang aku punya salinan berkas DOC-nya), dan menurutnya ada celah yang bisa aku manfaatkan. Entah kata papaku nanti...

Tadi malam aku pergi jalan-jalan dengan keluargaku, sepupuku, dan temanku (tetangga sih, tapi karena sudah dekat banget sudah hampir mirip saudara sendiri). Di Sheraton ada branded sale. Ternyata, walaupun sudah di-sale, harganya tetap saja... mahal-mahal misalnya, ada kemeja perempuan yang motifnya nyaris sama dengan kemeja lengan panjangku. Dulu aku beli 89 ribu, di situ harganya... 349 ribu setelah didiskon 50%. Sepupu dan temanku pun batal beli setelah tanya harga di kasir (saking nggak karuannya, banyak barang yang label harganya hilang) dan tahu harganya yang fantastis: kaos saja hampir 400 dan 200 ribu. Aku kemarin lihat jam tangan pria, termurah 1,8 juta. Celana anak umur 3 bulan, 99 ribu.

Harga-harganya mengerikan... Benar-benar bukan levelku walaupun tempatnya supersumpek karena hanya pakai satu ruangan kecil, tapi herannya banyak juga yang datang. Sepupuku malah sempat curi dengar, ada orang yang ngobrol begini: Aku kemarin cuma habis 1,5 juta kok. Ampun deh...

Tadi temanku datang nganter titipan oleh-oleh dari antonmaju, berupa kaos. Belum kucoba sih, tapi kayanya kebesaran, soalnya batas bahunya lewat