Sebenarnya aku mau taruh di Contro-verse. Cuma karena topiknya ini gak nyata, mending di have fun saja.
Ada kasus nih. RT 02/RW 11 kelurahan sukawangi akan mengadakan acara memperingati lomba 17 Agustus. Nah, lombanya tuh cuma ada satu, lomba balap karung dengan mata tertutup. Nah, pada hari H, ada 10 orang yang mendaftar. Pas mau mulai, panitia berkata "Yak, silahkan para peserta menutup mata mereka dengan kain yang sudah dibawa". Semua peserta sdh menutup matanya, lalu lomba dimulai.
Setelah perjuangan yang panjang, peserta dengan nomor urut 2 berhasil mencapai finish. Tapi ternyata dia itu urutan terbawah. Dan yang mengagetkan, 9 peserta yang lain memakai kain penutup mata yang tipis sekali, sehingga pandangan tidak tertutupi.
Jelas peserta itu protes dong.
Peserta (Pe) : Wah, masa lomba dengan mata tertutup, kok pesertanya boleh pakai kain yang tembus pandang?
Panitia (Pa) : Kan gak tertulis di peraturan kalau dilarang memakai kain yang tembus pandang
Pe : Tapi kan judul lombanya jelas, lomba dengan mata tertutup. Kalau seperti gini, dimana sisi mata tertutupnya?
Pa : Pokoknya kan matanya ditutupi sesuatu. Kan gak ada peraturan matanya harus sampai tidak bisa melihat.
Pe : Wah, gak bisa gitu dong. Pake logika saja, lomba dengan mata tertutup, tapi pesertanya tetap bisa melihat. Apaan tuh?
Pa : Kamu kok protes sih? Setelah kalah baru protes. Kalau kalah, ngaku saja kalah.
Pe : Gimana mau protes sebelum lomba? Wong mereka menyembunyikan kainnya sebelum lomba dimulai.
Pa : Trus apakah panitia berhak disalahkan atau ketidakberanian kamu mengambil resiko? 9 peserta lain berani tuh pake kain transparan. Kenapa kamu gak? Sudahlah, jangan cerewet. Wong kita sebagai panitia yang menyediakan hadiah saja gak protes, kok kamu yang protes? Kecuali kamu yang menyediakan hadiahnya, silahkan protes.
Dan dengan langkah santai, panitia itupun melenggang pergi...
Nah, menurut kalian, apa saja yang salah dari lomba tersebut?
Sudah lah, nggak perlu pakai analogi segala, aku tahu persis kamu mengeluhkan lomba VW yang nggak masuk akal kapan hari kan? Lebih baik cerita apa adanya, toh nggak ada yang merasa dirugikan ;) lagian dengan begitu lebih banyak tanggapan dari orang luar yang lebih netral (kebetulan saja aku nggak suka dengan semua produk cetusan GrandC, termasuk VW :P).
Kesimpulanku tetap sama: yang salah bukan siapa, tapi apa. Mekanismenya. Kalau aku membaca kasus itu sih, itu sudah sama sekali di luar akal. Kok ya ada panitia sebodoh itu, mengadakan lomba tutup mata tapi tidak menyediakan tutup mata yang seragam, malah disuruh bawa sendiri. Ya jelas saja terjadi kecurangan seperti itu, walaupun aku bisa bilang tidak terjadi kecurangan dalam lomba itu.
Nggak bahaya yah lomba balap karung tapi matanya tertutup, lha wong mata terbuka saja udah jatuh-jatuh melulu ;D
Ah well, gw sendiri udah ga main VW. males, dompet tipis melulu...
BTW, emang gimana ceritanya sih? gw jd pengin tau....
@exshan : Huss... rahasia perusahaan :D
Yang aneh tuh kenapa kalau panitia gak menyediakan tutup mata, mereka gak membuat peraturan yang rinci tentang tutup mata yang boleh dipakai? Kalau seperti ini, kan orang disuruh nebak. Orang yg jujur, pasti akan bawa tutup mata yg benar. Yang tujuannya ngincer hadiahnya, ya mencari celah-celah di peraturan (yang memang keahlian orang indonesia...)
@valcrist : Dulu kamu main VW? Biasa main dimana?