Berita:

Update RPN OJ forum! Petualangan keenam kelompok Trihörrèan di Kerajaan Líghtran berlanjut. Sanggupkah mereka mengakhiri masalah di Líghtran? Baca rangkuman kisah maraton sesi terakhir di sini dan lanjutkan petualangan mereka.

Main Menu

Bahasa Inggris dihapus dari mata pelajaran wajib, seluruh Indonesia heboh!!!

Dimulai oleh Stash, 13 Desember 2013, 05:30:59

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Stash

Oke, judulnya hiperbolis emang, tapi paling gak heboh di Kabar Berita Facebookku :D

Bagi yang belum tahu, Mendikbud baru mengumumkan bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diubah statusnya menjadi pelajaran ekstrakurikuler, bukan lagi pelajaran wajib. Dengan demikian, tidak akan ada lagi ujian nasional Bahasa Inggris.

Pikiran pertama yang muncul di benakku, kenapa pelajaran olahraga dihapus??? Walau aku sendiri gak suka olahraga, tapi harus diakui, dengan memaksa siswa berolahraga 2 jam dalam 1 minggu, paling gak membantu menyehatkan siswa itu sendiri.

Tapi yang membuat aku sampai membuat tulisan ini adalah ternyata kebanyakan respon di Facebook adalah "Kenapa bahasa inggris dihapus? Apa kata duina?" dan sejenisnya. Aku jadi berpikir, "wah, ternyata pelajaran bahasa inggris sangat populer ya di Indonesia. Padahal kepake aja jarang".

Pertama-tama, harus diakui judul artikel Kompas itu sangat ambigu. Judul artikelnya "Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Penjaskes, dan TIK di SD Dihapus", padahal kalau saja kita membaca isinya, sebenarnya ketiga mata pelajaran itu tidak dihapus, tapi hanya digeser skala prioritasnya. Bahkan ada statement ini
KutipMeski tiga mata pelajaran ini dialihkan menjadi ekstrakurikuler, peserta didik akan tetap disuguhkan pelajaran Bahasa Inggris dalam metode kreatif. Pelajaran itu tidak akan diujikan dalam ujian akhir sekolah. Penilaiannya lebih banyak pada pengasahan emotional quotient (EQ).

Jadi di balik semua kehebohan komentar yang mengagung-agungkan perlunya pelajaran bahasa inggris, berapa dari mereka yang mengerti duduk perkara sebenarnya ya?

Responku di salah satu status temanku
KutipApa benar bahasa inggris penting? Penduduk jepang sangat jelek bahasa inggrisnya, tapi bisa maju. Penduduk korea juga jelek inggrisnya, tapi bisa maju. Penduduk cina apalagi, tapi bisa maju juga. Rusia? German? Belanda?

Cuma mau menunjukkan, bahasa inggris bukan segalanya. Pekerja pabrik gak perlu mahir berbahasa inggris kan? Koki restoran apa perlu juga? Pilih mana, pekerja yang pintar inggris tapi EQ dan SQnya jeblok, atau pekerja yang EQ dan SQnya bagus, tapi gak bisa inggris?

Aku gak tahu apa rencana mendikbud, tapi kalau melihat omongannya, kurikulum kita akan mencoba menyentuh aspek EQ dan SQ

Kecuali aku yang salah nangkap artikelnya, maka 3 pelajaran itu tidak serta merta dihapus, cuma diganti menjadi pelajaran ekstrakurikuler alias non wajib

Bahkan ada statement berikut
Meski tiga mata pelajaran ini dialihkan menjadi ekstrakurikuler, peserta didik akan tetap disuguhkan pelajaran Bahasa Inggris dalam metode kreatif. Pelajaran itu tidak akan diujikan dalam ujian akhir sekolah. Penilaiannya lebih banyak pada pengasahan emotional quotient (EQ).

Aku gak melihat ada statement "Bahasa Inggris gak perlu"

Dan menurut kalian, perlu ya orang papua di pedalaman WAJIB belajar bahasa inggris? Buku berbahasa inggris apa ya yang sangat ingin mereka baca? Aku penasaran.....

Mau mengajarkan inggris ke siswa? Adain kelas ekstrakurikuler inggris. Beres deh. Gak dilarang kan? Mau belajar, ya ikut kelasnya. Gak mau, ya gak usah. Beres

Entah bagaimana menurut kalian. Hebohkah kalian ketika tahu bahasa inggris tidak lagi pelajaran wajib? :D
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Cuma satu orang yang berbagi berita itu kapan hari di Facebook-ku. Dia sempat komen:

KutipYg bljr Inggris dari TK aja pas kuliah belum fasih.. eh apalagi ga sama skali???

Kubalas:

Lha yang belajar bahasa Indonesia sejak bayi aja pas kuliah belum fasih :D Contoh paling gampang, lihat saja kegemparan statusisasi Vickyisasi demi kesejahteraan labilitas ekonomi beberapa saat lalu. Aku sih malah mendukung bahasa Inggris disisihkan sebagai pelajaran ekstrakurikuler. Anak SD sekarang bebannya tambah berat. Apakah Bahasa Inggris bakal kepakai dalam kehidupan sehari-hari? Kecuali keadaan memaksa, ga bakal deh. Kalaupun mereka akhirnya harus ke luar negeri, semua mitos bahwa berbahasa Inggris itu harus baku sampai ke grammar, tenses, dan segala tetek bengek aturan berbahasa itu ga sepenuhnya betul kok. Pokoknya intinya dapat. Singapura apa lagi, aku merasa Singlish itu singkat, padat, jelas; ga perlu takut diketawain kalau ngomong salah tense :D biarkanlah anak SD itu belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, supaya di masa depan ga malu-maluin. Mau sampai kapan ada stigma bahwa anak teknik itu paling nggak bisa berkomunikasi (baca: bahasa Indonesianya belepotan)?

Dan jangan lupa bahasa daerah, itu kekayaan kita yang paling berharga sebagai bangsa majemuk. Aku sekarang malu pol sebagai orang Jawa tapi nggak bisa bahasa krama, walaupun memang di Surabaya bahasa krama nggak lagi digunakan. Aksara Jawa, siapa yang masih menggunakan sekarang? Padahal para ahli bahasa sudah bersusah payah memasukkannya ke sistem Unicode. Padahal aksara itu bisa dikatakan indah. Akan sangat disayangkan sekali ketika bahasa daerah sendiri menghilang, tergerus paradigma pentingnya bahasa Inggris. Memang bahasa Inggris itu bahasa internasional, tapi jangan lalu serta-merta diagung-agungkan lah. Banyak juga kok orang asing yang susah-payah belajar bahasa Indonesia :)

Jadi, aku sih setuju-setuju saja bahasa Inggris jadi ekstrakurikuler. Mungkin dengan begitu penyampaiannya tidak sekaku zamanku dulu, hanya mementingkan tata bahasa tanpa penggunaan nyata. Lagipula, andaikan benar-benar dihapus, masih ada film asing kok. Masih ada musik asing. Masih ada game. Masih ada novel. Masih ada banyak jalan untuk mempelajari bahasa Inggris tanpa harus membebankan kewajiban itu ke sekolah :)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Ada temanku komen
KutipKok bahasa daerah yang gak berguna malah mau ditonjolkan?
Bertolak belakang dengan pendapatmu :D Tapi aku setuju dengan kamu, bahasa daerah harus ditonjolkan. Kalau tidak, terus apa keunikan kita dibanding orang Amerika Serikat sana? Orang sana saja sekarang mau belajar Bahasa Indonesia, belajar budaya lokal kita. Kok kita sendiri malah mau "memusnahkan" budaya itu?

Yaaaa..... orang-orang banyak yang beranggapan bahwa di dunia sekarang, kalau mau sukses harus bisa bahasa inggris dan mandarin. Liat saja sekolah-sekolah sekarang yang sudah memasukkan bahasa inggris dan mandarin di kurikulum tetapnya.....
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com

Èxsharaèn

Entah ya, aku kok merasa orang-orang sekarang ini "alergi" sama bahasa daerah, termasuk bahasa Indonesia. Entah sudah berapa kali aku nemu acara di kampus judulnya berbahasa Inggris, sekalipun itu yang bikin rekan-rekanku sendiri. Tiap kali aku usul, "Kok nggak pakai bahasa Indonesia aja?" alasannya selalu mirip: "Aneh kalau pakai bahasa Indonesia. Lebih keren bahasa Inggris."

Oke, mungkin ada benarnya sedikit, apalagi kosakata bahasa Inggris lebih kaya daripada bahasa Indonesia (kadang aku merasa lebih mudah mengekspresikan sesuatu pakai bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia), tapi harusnya itu kan bisa diatasi dengan mengenalkan kosakata baru? Bahasa Inggris saja masih terus berkembang sampai sekarang, kenapa bahasa Indonesia yang masih muda nggak bisa?

Aku selalu iri dengan tiga negara Asia Timur yang bangga pakai bahasa mereka sendiri sekalipun bahasa Inggris gencar masuknya: Cina, Jepang, Korea. Kendalaku mempelajari tiga bahasa itu cuma dua: hurufnya yang ga lazim (Jepang paling susah, berikutnya Cina, dan Korea paling gampang) dan grammar (tiga-tiganya susah). Tapi itu mungkin memang karena ketiganya bukan bahasa ibu. Bahasa Indonesia sama gampangnya dengan bahasa Inggris, malah lebih sedikit yang harus dihafalkan (irregular verb? Tenses?). Dugaanku, yang membuat orang-orang tidak suka dengan bahasa Indonesia adalah penyampaiannya di sekolah, yang agak dominan sastra. Pernah kan pusing buat karangan dan puisi, menghafalkan puisi seseorang, atau kelabakan menghayati puisi seseorang untuk dibawakan di depan kelas dan dinilai :D

Sejak SMP aku selalu memimpikan bahasa Indonesia jadi bahasa internasional, paling tidak ketiga setelah Inggris dan Mandarin :D kalau misalkan ada yang berhasil menghidupkan kembali penggunaan aksara Jawa untuk penggunaan sehari-hari, dengan senang hati akan kupakai :)
Jangan lupa ikutan serunya petualangan Our Journey!
~ A, èxshna il utnön qu our journey shallaran a èndh... ~

Profiles
About.me https://about.me/hoshiro.exsharaen

Stash

Aku sekarang kebagian tugas bikin publikasi untuk acara bazaar natal gereja. Sama sih respon kebanyakan orang "Lebih keren kalau pakai bahasa inggris".

Masalah Cina, Jepang, dan Korea.... Aku sudah coba menunjukkan sisi itu, tp yang pro bahasa inggris masih susah bergeming. Alasan mereka "Ketiga negara itu kan sudah maju, jadi jangan disamakan dengan Indonesia". Aku balas aja "Berarti maju gak harus berbahasa inggris kan? Belanda, German, Rusia apa berbahasa inggris?". Dan aku sudah gak mengikuti lagi tulisan itu, karena aku tahu posisiku sebagai pejuang tunggal, jadi gak tahu apa respon mereka :D

Aku ada teman dari Irlandia Utara. Setahuku mereka kan negara yang memakai British English. Percaya gak kalau dia bilang bahwa dia sendiri keteteran dalam belajar bahasa inggris. Dan setelah digali, ya karena grammar, tense, dan lain-lain yang tidak perlu. Curigaku sih mungkin puisi-puisi juga :D

Bandingkan ketika kita belajar bahasa inggris di sini. Cuma belajar grammar dan tense saja. Bayangkan kalau pelajaran bahasa Indonesia cuma mengajarkan grammar dan tense. Gak kelihatan "mengerikan" kan? :D
Twitter ID : stefano1003
Facebook : http://www.facebook.com/stefano.ariestasia
Google+ : stefano.ariestasia
Blog : http://catatanstefano.wordpress.com