Chapter 4
Hoshi no Ranchero (The Star Rancher)Bab ini adalah bab milik Hoshiro atau Èxsharaèn. Mungkin bagi beberapa orang agak membosankan dan di awalnya mirip tekstualisasi RPG, harap dimaklumi saja. Ini aku tulis sebagai awal perjalanan panjang kiprah penulisanku di bidang RPN, waktu itu sepertinya terpikir seperti ini. Kalau ada waktu untuk revisi, aku coba lagi deh.
Untuk sementara, enjoy!
“Nggak pulang Èxshan?” tanya Pölisium.
“Yah, ini baru mo pulang,” jawab Hoshiro. “Panggil aku Hoshiro. Aku sudah di luar jam tugas kan?” Waktu itu memang sudah pukul tiga belas, akhri dari tugasnya hari ini. Èxshan adalah kependekan dari Èxsharaèn, namanya saat bertugas.
“Terserah lah,” komentar kawannya singkat. “Bagi kami, kau tetap Èxshan.”
“Ya... ya...,” gumam Hoshiro pelan. “Aku pulang dulu!” pamitnya kemudian.
“Ya deh, hati-hati di jalan!”
“Jangan lupa besok bawa susu lagi ya!”
“Tunggu!” Baru lima langkah Hoshiro keluar dari kantor polisi Xanâdhí, ada yang memanggilnya. “Bantuin! Di belakang. Èchna, Dèathun Chronomagus level 5
(1), 54 detik. HP 7487 per 8500. Dua Ârachnöd, 2504 per 3000 dan 2348 per 3000.” Ia mendeskripsikan secara singkat musuh-musuh yang waktu itu sedang melawan tiga orang Pölisia di belakang kantor.
“Ya, ya, aku datang.” Hoshiro bergegas kembali masuk dan keluar lewat pintu belakang. Pertarungan sebenarnya sudah berlangsung sekitar dua menit saat Hoshiro tiba. Waktu yang tersisa saat itu sudah semakin sempit.
“Siapa saja yang kena?” tanya Èxshan.
“Semua kena,” lapor Pölisium yang saat itu tidak berani membantu. Pölisia lain yang ada di sana pun seakan tersihir dan tidak berani membantu.
“Ya, ya, aku masuk.” Èxshan segera bergabung dengan ketiga Pölisia itu. “Yang mana sih yang namanya Èchna?” tanya Èxshan lugu. Maklum, ia tidak begitu menguasai nama-nama monster yang ada—kebanyakan!
“Yang tengah.” Èchna adalah makhluk halus berelemen Pyur i Dâr. Wujudnya sama sekali tidak bisa digambarkan dengan jelas karena ia selalu berubah-ubah bentuk. Yang jelas, ia lebih mengandalkan serangan kutukan daripada serangan fisik.
“Yah, paling tidak kita harus membuang kedua laba-laba itu,” gumam Èxshan.
“Ârachnöd,” koreksi salah satu Pölisia.
“Apapun lah. Aku bereskan Èchna, kalian bereskan Ârachnöd,” perintah Èxshan.
(1) Lengkapnya Dèathun Chronomagus i Sèntenni, namun orang-orang sudah terbiasa menyingkatnya demikian. Padanannya dalam bahasa kita adalah Death Sentence (dalam waktu tertentu harus membunuh perapalnya atau yang terkena status ini akan mati). Jika diikuti level, status ini hanya ampuh bagi musuh level tertentu (dalam hal ini, level 5 dan kelipatannya). Waktu yang tersisa biasanya muncul di atas kepala si penderita.